Part 14

1.9K 207 20
                                        

"Ah.. Ne.. Mana mungkin yeoja cantik sepertimu tidak mempunyai namjachingu.. Tak akan ada namja yang membiarkan yeoja cantik sepertimu menganggur begitu saja, aku yakin pasti banyak yang mengejarmu, kau tak hanya cantik, kau pintar, kaya dan sangat baik hati" Yonghwa tersenyum menutupi rasa sakitnya.
"Dia sudah meninggal 5 tahun yang lalu" lanjut Shinhye.
"Mwo? A.. Apa maksudmu?"
"Kami bersahabat dari kecil, aku tak tahu jika dia menyukaiku, dia baru bilang kalau dia menyukaiku satu Bulan sebelum dia meninggal. Saat itu aku masih sangat ingat kalau aku menolaknya, dia kecewa.. Sangat kecewa.. Satu minggu sebelum dia meninggal aku baru tahu tentang penyakitnya itu. Aku sangat terpukul dengan kejadian itu, tapi aku pura-pura tak tahu tentang penyakitnya dan mengajaknya berkencan selama seminggu itu. Pas hari dia meninggal, dia mengajakku ke sebuah sungai di sekitar rumah sakit, aku ingat saat itu aku juga pura-pura marah karena dia tak pernah menceritakan itu semua" Shinhye sudah berderai air mata, Yonghwa dengan sigap duduk disamping Shinhye dan menyentuh pundaknya guna menenangkan Shinhye. "Dia hanya tersenyum, dan.. Dia meninggal di pelukanku saat kita berada di sungai kecil itu aku bahkan selalu mengingat kata-kata terakhirnya itu selalu terngiang di telingaku" Shinhye tak bisa mengendalikan lagi, mengingat itu semua membuatnya benar-benar kacau. Untungnya sebelum sahabatnya itu meninggal dia masih bisa memberikan kebahagiaan.
"Mianhae.. Aku tak bermaksud menanyakan hal itu" Shinhye menggeleng menjawab Yonghwa, seolah itu bukan salahnya. "Shin.. Aku akan selalu berada disampingmu kita teman kan? Aku berjanji tak kan pernah menghilang dari pandangmu, hubungi aku saat kau membutuhkanku aku selalu bersedia menjadi temen curhatmu"
Shinhye memandang Yonghwa dengan pandangan tak percaya, dia heran, apa ini benar Yonghwa? Karena setahunya Yonghwa yang dulu selalu dingin kepadanya.
"Bagaimana denganmu? Apa kau akan menikah dengan Yoona? Bukankah itu keinginan mu dari kecil? Aku mendengar dari appamu" tanya Shinhye sedikit memancing Yonghwa, entah sebenarnya Shinhye tak ingin bermaksud apa-apa dia sudah tau semua dari Yoona, tapi dia masih ingin tahu sendiri dari Yonghwa.
Bukannya menampilkan wajah bahagianya, Yonghwa malah wajah yang tidak mengenakkan.
"Aku mohon, jangan bicarakan Yoona lagi, aku sudah sangat bosan di kantor karena minhyuk selalu menunjukkan berita Yoona padaku" Yonghwa sangat serius berbicara itu, dia sakit jika harus mendengar Shinhye malah mendukungnya dengan Yoona. Itu membuatnya malah semakin mengingat kejadian masa lalu, dia tak ingin membenci Yoona lagi, tapi rasa itu terkadang muncul dari dalam dirinya, apalagi nama itu keluar dari ucapan yeoja yang masih dicintainya sampai sekarang ini.
"Yong, maafkan Yoona, dia sudah minta maaf padaku, aku kemarin bertemu dengannya. Dia menangis memohon maaf padaku" Yonghwa tertunduk, sebenarnya masih tersirat sedikit rasa marahnya pada Yoona.
Perlahan Yonghwa menggenggam tangan Shinhye erat, seolah takut yeoja itu akan pergi lagi.
"Aku memaafkannya, tapi jangan pernah pergi lagi.. Aku mohon.. Berjanjilah padaku kalau kau akan tetap disampingku" ungkap Yonghwa dengan sedikit berlinang air mata.
Shinhye mengusap air mata Yonghwa dengan tangannya, Yonghwa menutup matanya merasakan kelembutan tangan Shinhye dipipinya. Perlahan Shinhye tersenyum tipis.
"Aku akan selalu disampingmu Yong, sampai kau menemukan kebahagianmu"
"Aku bahagia jika bersamamu, selama beberapa tahun ini aku kehilanganmu, aku tak pernah tersenyum pada siapapun lagi, termasuk kedua orang tuaku, mereka bahkan sangat khawatir padaku. Shin.. Kau tak ingin kerumahku? Bukankah kau mengenal orangtuaku? Aku hanya ingin menunjukkan pada merka bahwa kau kebahagiaanku"
Shinhye melihat jam tangannya sebentar.
"Ehm, sepertinya sekarang bisa, kau tahu? Tn. Im bahkan sebenarnya menyuruhku menggantikannya, karena itu aku yang menghandle semua pasiennya, termasuk denganmu, aku tak tahu jika itu kamu. Dan kata perawat tadi, kau memang selalu hanya meminta Tn. Im yang memeriksamu, aku tak keberatan sebenarnya jika kau tak menginginkanku memeriksamu" cerita Shinhye panjang lebar.
"Mulai hari ini, aku ingin kau yang selalu memeriksaku, kau tahu sendiri kan? Tn. Im sangat-sangat sibuk, bahkan kadang aku harus membuat janji dulu kepadanya ataupun asistennya"
"Kau sungguh-sungguh? Aku hanya seorang dokter baru, masih banyak yang lebih berpengalaman dari pada aku di rumah sakit"
"Kau masih sama, selalu saja merendah. Aku percaya padamu" kata Yonghwa sembari menyubit pipi Shinhye, entah Yonghwa tak bisa menyembunyikan perasaannya jika dia didekat Shinhye. Mungkin orang-orang akan melihat mereka seperti orang yang sedang kencan.
****
"Ahboji..." teriak Shinhye saat melihat Tn. Jung sedang duduk di sofa sambil membaca koran. Tn. Jung menoleh dan mendapati Shinhye tersenyum dan berjalan menuju nya. Sementara Yonghwa bingung, dia tahu jika appanya mengenal Shinhye, tapi dia tak tahu jika mereka sedekat itu sampai-sampai Shinhye memanggilnya ahboji.
"Shinhye kecilku, eoh.. Aku sangat merindukanmu" Shinhye sekarang sudah memeluk Tn. Park seperti memeluk appanya sendiri.
"Nado appa" Tn. Jung melepas pelukannya.
"Eommonimu sedang belanja, katanya untuk makan malam nanti, kau mau menunggu? Aku rindu masakanmu" ucap Tn. Jung
"Ah.. Aku harus izin ahboji im dulu" Tn. Jung hanya tersenyum.
"Yonghwa?" Tn. Jung bingung, karena Shinhye datang dengan Yonghwa. Tn. Jung berpikir sejenak.
"Mwo? Ternyata kau yang membuat anakku menjadi pendiam? Aigoo shin aku benar-benar tak percaya, kau tahu dulu saat kecil Yonghwa sudah mempunyai keinginan untuk menikah dengan Yoona, bahkan aku dan im ha won mempunyai rencana untuk menjodohkan mereka" cerita Tn. Jung.
"Appa" teriak Yonghwa, dia benar-benar kesal dengan appanya.. Kalau dia bercerita tentang perjodohannya dengan Yoona mana mungkin Shinhye mau kembali padanya. Tapi Tn. Jung tak menghiraukannya.
"Jeongmal ahboji? Aku kira mereka juga cocok"
Apaan Shinhye ini? Bukankah dia sudah berjanji padaku kalau dia akan disampingku selamanya?
"Kau juga berpikir begitu kan? Apa aku harus menjodohkan mereka? Kau tahu shin? Aku sudah lelah merawat Yonghwa biar dia dirawat istrinya saja" Shinhye hanya mengangguk setuju. Sedangkan Yonghwa kesal, bagaimana mungkin Shinhye setuju dengan usulan appanya? Apa dia tak mencintainya lagi. Oh.. Tidak.. Itu yang selalu di takutkannya. Apa Shinhye benar-benar sudah tak mencintainya, kini Yonghwa sudah duduk di sofa dekat appanya dan sedikit meneteskan air matanya.
"Mwo? Kau kenapa Yong?" tanya Tn. Jung. Shinhye juga mengalihkan perhatiannya pada Yonghwa.
"Apa kau sudah tak mencintaiku shin?" tanya Yonghwa dramatis.
"Apa yang kau bicarakan yong?" tanya Shinhye.
"Aku bertahun-tahun ini menunggumu, tak bisakah kau kembali mencintaiku?" Shinhye dan Tn. Jung malah tertawa keras.
"Aku tinggal shin, bicaralah dengan Yonghwa" Tn. Jung berlalu dari hadapan mereka.
"Kau ingat ini?" Shinhye menunjukkan sebuah cincin yang melingkar dijari manisnya, cincin itu sangat Indah.
"Apa maksudmu? A.. Apa kau sudah.. " Yonghwa sudah kalut saat ini.
"Ne, aku sudah bertunangan" Shinhye tersenyum amat manis.
"tak bisakah kau membatalkan pertunangan itu?" Shinhye menggeleng pasti.
"Aku sangat mencintainya.. Bagaimana mungkin aku bisa membatalkannya?"
"Kau benar-benar lupa dengan cincin ini?" tanya Shinhye sekali lagi. Yonghwa nampak berfikir, sepertinya cincin itu tak asing dengan matanya

 Yonghwa nampak berfikir, sepertinya cincin itu tak asing dengan matanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sepertinya aku pernah melihatnya tapi dimana?" pikir Yonghwa.
"Oh.. Aigoo.. Dimana aku meletakkan cincin itu?" teriak Yonghwa yang sekarang berteriak sambil berlari menuju kamarnya.
"Yya! Appa.. Dimana cincin itu?" teriak Yonghwa dalam kamarnya.
"Ada apa yong?" tanya Tn. Park panik.
"Appa dimana cincin itu?" Yonghwa kebingungan mencarinya.
"Mana appa tahu? Itu sudah 3 tahun berlalu appa tak tahu kau meletakkannya dimana"
"Aish.. Kenapa appa tak bilang kalau itu cincin pertunangan eoh?" Tn. Park hanya mengendikkan bahunya dan berlalu dari kamar Yonghwa. Sementara Yonghwa masih menggeledah seluruh isi kamarnya.

Karena mungkin tadi kerasa kependekan soalnya moment yongshin emang kurang.. Jd aku tambah part pendek lagi wkwk..
Dan aku post part ini juga soalnya aku nggak tau kapan bisa lagi lanjut nih ff soalnya udah menjelang skirpsi itu jadwal udah padet bgt..
Insyaallah aku update lagi klo lagi gak males lanjutin sama klo lagi ada waktu luang..
Ok.. Ini part belom ada lanjutannya lagi.. Beda sam sebelum-sebelumnya yang udah aku buat part lanjutannya dahulu..
Akhir kata.. Terimakasih atas vote dan komennya.. Suer meskipun hp bunyi trs tp aku seneng klo kalian terhibur.. Dan kalian juga motivasiku buat lanjutin nih ff..
Sekali lagi terimakasih.. 😊😊

You Make Me Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang