17. Escape!

177 16 0
                                    

     Peta ini akan membantuku keluar dari desa ini hidup-hidup. Dan juga untuk menemukan sisa Elemental untuk melawan Banitor. Aku dan Greens berjalan keluar bangunan dengan tulisan 'eshope' itu melalui pintu belakang, dengan sedikit mengendap-endap. Sekelebat bayangan berwarna hijau berlompat-lompatan diudara, seperti belalang dengan kaki laba-laba yang digunakan untuk meloncat. Namun, mulutnya berbentuk seperti corong dengan antena yang bergerak-gerak seperti sedang mengirimkan signal ke teman-temannya. Satu dari hewan itu mendarat di depanku, ia melihatku dan Greens lalu seketika bagian kepala hewan itu membesar, dan suara melengking terdengar dengan sangat keras memenuhi seluruh gendang telingaku, memberikan efek yang sangat besar kepada telingaku. Aku mencoba untuk mengabaikan segala perasaan dan suara yang kudengar lalu berlari berdasarkan peta yang sudah kubaca. Aku akan pergi ke lautan sekitar, Water Sanctuary.

    Aku berlari dan terus belari, namun banyak dari mereka yang menemukan keberadaanku. Beberapa dari mereka memiliki mobilitas yang tinggi, ada yang memiliki kaki lebih dari dua, ada juga yang bisa melompat dengan tinggi. ada yang memanjat di pepohonan lalu berjatuhan dengan bebas melesat diudara, beberapa dari mereka mengarah kearahku seperti peluru yang dilesatkan. Aku menghindari beberapa dari mereka lalu mempercepat lariku untuk keluar dari desa ini.

    Boom, boom, boom. Aku mendengar beberapa getaran dan gemuruh dikota ini, gempa bumi? Apapun itu, hal itu tidak menghentikan kawanan makhluk aneh itu, mereka tetap mengejarku begitupun dengan aku dan Greens yang tidak memiliki pilihan lain selain melarikan diri secepat yang kami bisa, namun sebuah perasaan aneh menimpaku. Sebuah benda dengan cepat melesat kearahku, aku menghindar kedinding sebuah bangunan dengan cepat. Namun benda itu berbelok dengan cepat menghancurkan bangunan-bangunan apapun yang menghalanginnya dan tetap mengarah kearahku bagaikan misil yang telah terkunci ke targetnya. Aku mengeluarkan Dusk Saber dan menangkis benda itu, berharap benda itu akan hancur. Namun benda itu hanya terlempar beberapa meter dari tempatnya lalu kembali mengejarku. Benda itu terlihat seperti kayu panjang berwarna cokelat yang sedikit fleksible karena bisa berbelok dengan cepat. tidak seperti batang kayu, benda ini sangat susah untuk dihancurkan dan ukurannya pun terlihat sangat aneh, bisa membesar dan mengecil sesuai lintasan yang akan dilewati.

    Aku terus berlari dengan lebih cepat seraya menangkis benda berwarna cokelat itu beberapa kali untuk mendorongnya mundur dan mengurangi kecepatannya hingga akhirnya aku sampai di tempat yang kutuju, Water Sanctuary. Benda seperti kayu itu tetap mengikutiku walaupun aku sudah tidak berada di antara pepohonan. Seketika sebuah ombak air setinggi lima belas meter bergulung dengan cepat dari lautan kearahku dan Greens, menghantam pepohonan dan menumbangkan mereka dengan cepat. Aku dan Greens terhempas oleh ombak itu dan terbawa oleh arus, Air ini terasa dingin menusuk tulangku. Aku dan Greens terhanyut kearah hutan itu lagi, aku merasakan tubuhku terasa sangat pedih, menyakitkan. Sebuah benda yang mirip dengan batang kayu yang mengejarku sedari tadi melecutkan dirinya, tak sempat ku menghindar karena gulungan air yang membuatku terhanyut. Berkali-kali kayu itu melecutkan dirinya kearahku dan Greens, membuat tubuhku terasa terbakar. Mungkin sudah memerah seperti tomat, aku mengeluarkan cincin pemberian Ernina dan Ernino dikedua jari telunjukku. Cincin itu bersinar dengan terang saat kugenggam erat jemariku. Aku merentangkan kedua tanganku, cincin Kaze berwarna biru kuayunkan ke ombak air yang bergulung seketika sebuah gelombang berwarna biru yang membuat tangan kiriku merasakan sensasi dingin yang menyejukan terhempas dan berhasil membuat ombak air itu membeku dan berhenti bergerak. Tangan kananku menggengam batu mirah berwarna merah yang mengeluarkan uap panas yang membuat batang kayu itu mengecil dan menjauh selama beberapa menit. Aku dan Greens mendapatkan waktu beberapa detik untuk mencari tempat untuk bersembunyi, di bawah pohon yang rindang.

     "Greens? Apa kau tidak apa-apa?" Aku dapat melihat tubuhnya yang memerah karena batang kayu sialan itu, terlebih lagi seluruh tubuhnya basah kuyup, aku dapat melihat tubuhnya gemetar karena kedinginan.

    "Aku tidak apa-apa Auzu, hanya saja..." Belum selesai Greens menyelesaikan kalimatnya, terdengar gemuruh berkali-kali dari luar gua. Keparat! Siapapun mereka, mengapa mereka mengganggu kami?-- apa salah kami? Aku merasa sedikit iba melihat keadaan Greens, oleh karena itu aku memutuskan untuk keluar dan mengalihkan perhatian mereka, Greens baru saja menetas. Berarti ia masih anak-anak, aku tak yakin ia bisa melakukan sesuatu.

    "Greens, jika kau melihat kesempatan, larilah! Aku akan menahan mereka untuk sementara." Aku dapat melihat Greens mengucapkan suatu kata, namun aku sudah tidak bisa mendengarnya karena aku sudah menapakkan kakiku menuju keluar gua.

Luminousity of Leo.

     Dengan kedua mirah bercahaya di kedua tanganku, aku berjalan mencari-cari asal datangnya suara gemuruh. Aku menemukan batang kayu itu menghempaskan dirinya berkali-kali ke bebatuan. Seperti mencari sesuatu, mencariku tentunya. Entah apa yang telah kuperbuat hingga aku diperlakukan bagai seorang narapidana yang bersalah karena membunuh seorang puteri kerajaan. Dengan cepat aku menyatukan kedua tanganku, memusatkan kekuatan membentuk aura berwarna Merah-Biru yang bergulung membentuk sebuah pusaran spiral angin yang berhembus menyemburkan aura panas dan dingin secara bergantian. Aku melesatkan pusaran itu kearah batang kayu itu. Namun dengan cepat batang kayu itu menghindar dengan cepat, detik berikutnya ia melesat kearahku. Aku mengambil Dawn Saber di sakuku lalu menusukannya ke tengah permukaan kayu itu. Aku merasakan dorongan yang sangat kuat di lengan kananku. Aku berusaha untuk mengimbangi kekuatan balok kayu itu, namun jika hal ini bertahan, lima menit saja. Mungkin tulang lenganku akan patah. 

    Dari kejauhan aku mendengar suara langkah kaki, dengan ritme yang sangat cepat. Seseorang datang. Aku dapat melihat seorang wanita berkaki empat sedang berjalan dengan cepat kearahku, ia berjalan dari atas balok kayu yang tengah beradu dengan Dawn Saber. Wanita itu memiliki rambut berwarna cokelat kemerahan, badannya terlihat seperti badan kuda. Seperti sebuah Centaur yang sering kulihat di mitologi yang sering kubaca di berita. Namun, kali ini seorang wanita. Lebih dekat lagi aku dapat melihat wanita itu memiliki tinggi yang lebih dari yang aku kira, lebih tinggi dariku. Dengan corak kuning-hijau di tubuhnya. Ia membawa sebuah panah dan kantung penuh anak panah di punggungnya. Perlahan ia mulai membidikan anak panahnya kearahku. 

    Dengan cepat aku mengayunkan tangan kiriku kearah wanita itu, Gelombang berwarna biru lautan terlesat kearah wanita itu. Wanita itu hanya terdorong beberapa meter dari tempatnya, ia berdiri dengan perlahan lalu kembali mendekat kearahku, sial, ini tidak banyak membantu. Belum lagi tekanan di tangan kananku bertambah parah, dorongan balok kayu itu semakin menjadi-jadi. Batu mirah berwarna merah di jemari telunjuk kananku menyala dengan sangat terang. Aku menarik Dawn Saber dengan cepat, lalu mendorongnya lagi ke permukaan kayu itu. Namun kali ini Dawn Saber dilapisi oleh Angin berwarna merah layaknya api yang membara. Dawn Saber mendapatkan kekuatan yang sangat besar dari batu Kaze merah milik Ernina. Sekarang Dawn Saber yang dialiri dengan aura api yang membara berwarna merah beradu lagi dengan balok kayu yang tadi melesat dengan cepat kearahku. Kali ini aku dapat melihat balok kayu itu terbakar, lalu terjatuh ketanah menjadi beberapa kepingan kayu yang tidak bergerak lagi, wanita itu terjatuh ketanah. Ia berdiri mantap ditanah dengan keempat kakinya.

    Kali ini aku memegang Dawn Saber dengan kedua tanganku, Aura merah dan biru kekuatan angin muson beradu menjadi satu melapisi kekuatan cahaya dari pedang Dawn saber. Pedang itu bercahaya dengan warna yang menyilaukan dengan tekanan seperti sebuah monster yang meronta-ronta meminta mangsa, maaf saja untuk wanita itu, aku tahu kita baru bertemu. Namun kau berniat untuk menyerangku, bukan? Ini adalah akhirnya.


A/N : well, sebenernya aku pengen ngeberhentiin cerita ini, tapi ide ceritanya udah ada. Takut lupa hehe, dan juga dan dan dan. Untuk beberapa orang yang nyemangatin buat ngelanjutin cerita ini, makasih~ gimana nih episode kali ini? Minta vote dan comment yaaa :))

Luminousity of Leo (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang