12. Fammicus

253 21 0
                                    

"Ugh! Bukankah seharusnya di bagian barat Wind Sanctuary ada lautan? Mengapa aku tersesat dihutan?" Aku terduduk di batang kayu sejenak, sudah tiga jam aku berkeliling hutan ini, tak ada jalan keluar. Mentari sore telah condong ke barat tanda hari semakin gelap, mungkin aku harus bermalam di hutan ini.

Aku berjalan beberapa menit dan menemukan sebuah gua di tebing, aku memeriksa gua itu dan kurasa gua itu aman. Lalu aku memutuskan untuk beristirahat di dalam gua itu.

Halo teman, aku harap aku akan bertemu denganmu secepat mungkin, kau akan mendapatkan banyak kesulitan, aku bisa membantumu. Asal kau menjagaku dan memperhatikanku dengan baik, tunggulah aku!

"Woah! Apa itu? Siapa disana?" Bodoh! Aku bergumam sendiri layaknya orang gila. Peluh membanjiri keningku, huh hanya mimpi? Semalam aku mendengar suara kegaduhan dari luar gua. Para Banshee itu pasti sedang mencari masalah, mungkin itu yang membuat ku mimpi buruk. Dan juga perutku terasa sangat melilit mengingat bahwa aku belum menyantap apapun sejak kemarin malam, mungkin aku mulai memikirkan hal yang tidak-tidak sehingga mimpi buruk dan bayangan makhluk-makhluk yang aneh terus bermunculan dalam lelap malamku.

     Cahaya terang menusuk indera pengelihatanku, Seberkas cahaya memasuki gua dari luar tanda matahari telah terbit, pagi telah datang. Perjalanan akan berlanjut. Namun, perutku tak berhenti bergejolak meminta asupan, aku melihat sekeliling gua dan mendapati kejanggalan di gua ini.

Apa itu? Aku tidak melihatnya tadi malam, aku mendekat ke benda itu agar dapat melihatnya secara lebih jelas, sebuah telur berwarna kuning dengan corak hijau tergeletak dipermukaan tanah, aku berlari mendekatinya seolah menemukan oase di tengah padang pasir. Akhirnya masalah terpecahkan, menu sarapan pagi ini adalah telur rebus!

Halo teman, aku harap aku akan bertemu denganmu secepat mungkin, kau akan mendapatkan banyak kesulitan, aku bisa membantumu. Asal kau menjagaku dan memperhatikanku dengan baik, tunggulah aku!

Um... Sepertinya aku mengingat sesuatu, tapi apa?

Tak pentinglah, tiba-tiba sesuatu mengganjal pikiranku. Layaknya muncul ilham awujud bunyi terompet sangkakala yang mampu memadamkan bunyi perut jutaan orang yang tengah berpuasa selama lima tahun.

Telur itu terlihat sangat unik, mungkinkah itu adalah barang langka? Aneh bukan sebuah telur meniliki corak berwarna hijau? Mungkin aku akan menyimpan benda ini sebagai kenang-kenangan. Benda ini mengingatkanku kepada Tarro, ia sangat menyukai hal-hal yang berbeda. Mungkin aku akan memberikan telur ini kepadanya setelah aku memulihkan dunia ini seperti semula.

Terkadang terbesit pertanyaan, mengapa aku berjuang begitu keras mengalahkan banitor? Kalau dunia ini kembali seperti semula? Akankah ada dunia sempurna yang menungguku? Akankah ada seorang yang menyambutku sebagai pahlawan penyelamat dunia?

Jikalau adapun, aku tidak terlalu menginginkannya. Namun, sebenarnya untuk apa aku berjuang? Walaupun aku tak ingin kembali ke kehidupanku yang lalu, yang telah hancur karena keegoisan kedua orang tuaku namun hati kecilku berkata lain, hati kecilku berkata ada alasan yang sangat besar dibalik semua ini.

---'
3rd POV

Jadi, hari itu, mungkin sudah empat hari dunia terselimuti kegelapan. Hukum alam telah sirna, keseimbangan telah goyah. Bayangan tidak lagi selalu berlindung dari cahaya dibalik sebuah benda. Kegelapan telah menyelimuti segalanya.

Ketika kegelapan telah datang, dimana cahaya harapan telah sirna, Seorang anak akan membawa cahaya kembali ke dunia ini. Dan anak itu adalah Himeno Auzu, sesuatu yang besar telah menunggunya, Ia harus bergegas sebelum semua terlambat.

Dengan kedua aura merah dan biru di jemarinya. Seorang pemuda tengah menapakan kakinya menuju pekatnya kegelapan, membawa harapan unsur penyusun bumi untuk mengembalikan cahayanya.

A/n : Bener ga sih gaya menulis author berubah? Nxt chap mungkin lebih berporos sama journeynya Auzu, jgn Lupa Vomments okay! Enjoy

Luminousity of Leo (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang