"Ini mungkin dapat menjadi akhir dari dunia, Namun mungkin kita dapat memperlambat itu semua, Atau mungkin mencegahnya!" Sebuah kilatan seakan memenuhi bola mata hitam pekat tersebut.
"Banshee mengeluarkan gas / Cairan untuk membuat semua makhluk berubah menjadi sepertinya. Mungkin kita dapat menganalisis Gen dan penyebab virus parasit itu. Mungkin kita dapat membuat antigen untuk menghentikan penularan banshee dan menghancurkan para Banshee! Manusia memang tidak mempunyai sihir, Namun mereka tidak begitu buruk dalam pengobatan. Mungkin dengan sedikit sentuhan sihir hal itu tidak akan menjadi mustahil." Gadis itu mengerlingkan matanya kepadaku, Ia beranjak dari kursinya lalu keluar dari ruangan tersebut. Aku mengikutinya dan mendapatkan beberapa temannya tengah berkumpul.
Perlahan pikiranku terbang kesaat dimana wanita itu berubah menjadi Banshee, semua banshee itu dulunya adalah manusia bukan?
Apakah antigen itu dapat menyelamatkan mereka? Aku mengingat aura cahaya yang menggebu gebu memusnahkan para banshee dengan ganasnya. Para banshee hancur menjadi abu, menjadi ratusan bahkan ribuan keping. Aku membayangkan Tarro yang masih kecil, berubah menjadi banshee dan terhantam oleh kekuatan cahaya lalu berubah menjadi abu. Hal itu sangat menyayat hatiku, membuat hatiku terasa perih.
Aku mengepalkan tanganku dan memberanikan diri untuk menyatakan pendapatku.
"Lora, kau memiliki keluarga bukan?" Tanyaku kepadanya.
Lora yang sedang membuat roti selai di sebuah bangku yang berhadapan dengan bangku lainnya. Ia memberiku isyarat untuk duduk di hadapannya.
Keluargaku, Aku hidup dengan ibu dan kakakku. Ayahku meninggal mengalami kecelakaan kerja. Ia seorang ilmuan, sebuah bahan kimia yang bersifat radio aktif mengalami kebocoran dan menimbulkan kerugian yang sangat besar dan memakan korban yang sangat banyak, salah satunya adalah ayahku. Setelah banitor memanipulasi matahari dunia ini tak lagi merasakan kehangatan sang mentari. Disaat banitor merubah sebagian makhluk di bumi ini menjadi budaknya, Aku melihat... Aku melihat ibuku berubah menjadi seperti mereka." Aku dapat melihat mata Lora yang berkaca kaca, Aku menepuk punggungnya pelan berharap hal itu dapat membuatnya lebih tegar.
"Melihat ibuku sekarang telah berada di kehidupan yang berbeda. Kakakku histeris dan menjadi kehilangan arah. Ia memeluk ibukku yang telah berubah menjadi Banshee lalu menyatu bersama ibuku" Lanjutnya, Aku sungguh menggagumi wanita di depanku ini. Ia terlihat bersemangat di depanku dan teman temannya. Namun kini aku tahu bahwa ia memikul kesedihan yang sangat mendalam.
"Bagaimanapun juga, Sekarang inilah keluargaku, aku akan memperkenalkanmu kepada mereka satu persatu." Ujarnya berusaha terlihat ceria. Ia menarik tanganku menuju ke arah teman temannya yang bisa kuhitung dengan deretan jariku.
"Yang pertama ini dia, Namanya Morghe. Morghe sangat ahli dalam bidang persenjataan. Ia memang sangat ahli dalam bidang pandai besi." Aku mengulurkan tanganku yang disambut ramah olehnya.
"Senang berkenalan denganmu, Bung. Jika kau membutuhkan senjata untuk menghajar para Banshee, Temui aku " Ujarnya menyambut uluran tanganku dengan ramah.
Lelaki ini memiliki lengan yang sangat kekar. Mungkin lelaki ini dapat menghancur-leburkan para Banshee dengan tangan kosong, tidak diragukan lagi.
"Yang satu ini Arsthia. sebelumnya ia bekerja sebagai perawat di rumah sakit ternama. Ia dapat membantu kita menganalisis Antigen yang akan kita buat untuk memusnahkan para Banshee." Ujar Lora memperkenalkan temannya. Gadis ini memang terlihat sangat rapi.
"Kau bisa memanggilku Thia" Ujarnya dengan sangat ramah.
"Senang berkenalan denganmu Thia, Namaku Auzu." Ujarku memperkenalkan diri tak kalah ramah.
"Lelaki yang satu ini adalah Zerkhrom, Dia orang yang telah menyelamatkanmu. Ialah yang pertama kali mengetahui tentang sihirnya. Ia dapat memanipulasi cahaya dan bergerak lebih cepat dari kecepatan cahaya." Aku memandangi lelaki didepanku, Ia memancarkan aura yang aneh. Namun aku tetap menjabat tangannya, berharap bisa berteman akrab dengannya.
"Terima kasih telah menyelamatkanku." Ujarku, Ia hanya membalas dengan anggukan.
Aku dapat melihat simbol petir di pelipisnya, Apakah hal itu yang membuatnya bisa menggunakan sihir? Tak pentinglah.
"Yang terakhir, Dia adalah Demmyra, Aku menemukan anak ini seorang diri di sebuah bangunan. Untungnya ia belum berubah menjadi Banshee. Ayo Myra, ucapkan salam kepada keluarga barumu." Aku melihat seorang anak kecil seumuran dengan Tarro, ia membawa sebuah Teddy Bear. Ia terlihat sangat imut dengan rambutnya yang di ikat ponytail ke belakang.
"Haii kakak Auzu, Nama aku Demmyra, biasa di panggil Myra, senang sekali bertemu dengan kakak." Ia memberiku pelukan hangat yang membuatku sangat rindu dengan Tarro. Perlahan aku melepaskan pelukan itu dan menguyatakan hal yang dari tadi tengah menggundahkan hatiku.
"Lora, disaat kekuatan cahaya Khrom menghancur leburkan para Banshee, apa manusia yang berada di dalam tubuh banshee itu akan musnah juga?" Tanyaku tak yakin, aku bisa melihat Thia sedang mendekatiku.
"Auzu, Para Banshee tidak bisa di hancurkan. Banshee hanya bisa dilunpuhkan. Itupun hanya selama beberapa menit. Setelah waktunya tiba, para Banshee akan sembuh dengan sendirinya." Ujar Thia menjelaskanku.
"Thia memang benar, oleh karena itu kita harus menyerang pada inti kekuatannya. Menghancurkan sang banitor!" Ujar Lora bersemangat.
"Tidak perlu basa basi lagi." Aku dapat melihat Khrom bangkit dari kursinya.
"Pengelihatan cahayaku menunjukan bahwa kau terbangun di sebuah gedung. Pada saat itu juga, sang banitor memasuki gedung yang sama denganmu. Namun bagaimana kau bisa selamat darinya hidup - hidup, dan masih dalam bentuk manusia." Tanyanya penasaran. Aku merasakan aura mengintimidasi dari tatapan Khrom.
Haruskah kubilang bahwa aku memukulnya dengan tongkat kayu layaknya seorang pemain baseball? Ahh, itu sangat memalukan!
Ahh, Sorry ya lama update,lagi ga mood, btw UAS udh selesai jadi bisa bebas wattpadan , Hehhe . BTW ditunggu Vommentsnya ya. Menerima segala masukan. Maaf kalo ceritanya ga jelas
~MrMyth~
KAMU SEDANG MEMBACA
Luminousity of Leo (Completed)
FantasyPada zaman itu para Elf , Demon, Troll , Harpies, Angel dan ras lainnya hidup dengan damai. Mereka menghuni dan merawat bumi layaknya hal yang sangat berarti, mereka juga saling menghormati satu sama lain. Hingga pada suatu saat, lahirlah suatu makh...