Aku berlari dan terus berlari, bebatuan itu terus menerus berjatuhan seperti sedang mengejarku, layaknya sebuah singa yang meronta-ronta meminta makan.
Aku berlari dan terjebak di jalan buntu, lagi, sial! Aku melihat sekitar dan menemukan sebuah lubang kecil yang mengeluarkan cahaya. Disana jalan keluarnya! Aku menggenggam erat Dawn Gladius dan menebas dinding itu menyilang. Dinding itu terbelah dengan mudah dan menampilkan pemandangan sebuah desa primitive. di hutan ini lagi. Tersesat lagi? Oh tidak.
Didesa pasti ada kehidupan bukan? Aku akan bertanya jalan menuju lautan dan segera pergi dari sini.
Aku berjalan menuju
desa itu dan menemukan makhluk-makhluk yang sangat berhasil membuatku terkaget-kaget. Ada seorang kambing yang berdiri dengan kedua kaki dan berbicara, sebuah kuda berkepala manusia, seorang kudanil yang menari dengan lincah dengan kedua kakinya. Well yang terakhir kau bisa melihatnya dikebun binatang terdekat.Aku menuju sebuah bangunan beratap daun dengan tulisan 'eshope' mungkin itu adalah toko. Aku akan menanyakan tentang barang temuanku dan membeli beberapa barang yang berguna.
Aku memasuki bangunan berdinding kayu itu dan menemukan sebuah meja kayu di depan pintu, kasir dan berbagai macam benda yang menarik (baca : aneh). Di balik meja itu berdiri seekor, er... entah bagaimana menggambarkannya. Sebuah makhluk yang berdiri dengan dua kaki, berlendir, berkulit hijau bersisik dengan kedua antena melambung dikedua kepalanya.
"Permisi bu." Sapaku kepada seekor err-yang kuyakini sebagai penjaga toko itu, kenapa kupanggil ibu? Karena ia menggunakan gincu di bibirnya, entah apakah dia mempunyai bibir atau tidak, tapi itu menyala-nyala dengan warna merah. Mulai sekarang mari memanggil Err ini sebagai Rejasik, reptil hijau bersisik.
"Ada yang bisa saya bantu, Qweedy?" Ujarnya memindahkan barang dagangannya agar bisa melihatku dengan jelas.
"Namaku Auzu, bukan Qweedy." Ralatku
"Halo Auzu, senang bertemu denganmu, Qweedy." Ujarnya mengulurkan tangan, atau sulur, entahlah
"Namaku Himeno Auzu, bukan Auzu Qweedy." Aku menjulurkan tanganku, uh. Tanganku penuh dengan lendir. Dengan cepat aku melepaskan tanganku dan mengibas-kibaskannya diudara.
"Hari ini kami memiliki barang-barang yang bagus untuk pengelana sepertimu!" Rejasik memutar tubuhnya mencari-cari barang di belakang.
Aku merasakan ada sesuatu yang bergerak di dalam tasku, aku membukanya perlahan dan mendapatkan cahaya yang sangat menyilaukan dari dalam. Telur itu bercahaya. Rejasik memutar tubuhnya dan terlonjak kaget.
"Fammicus, kau memilikinya!" Rejasik itu mengambil sebuah benda dari balik meja dan menempelkannya di telur.
"Telur itu akan nenyala jika berdekatan dengan benda ini, Qweddy." Telur itu bereaksi, memancarkan
cahaya lebih terang yang membutakan setiap mata yang memandangnya, cahaya itu mereda dan dilanjutkan dengan suara ledakan.Aku melemparkan telur itu keudara secara tidak sadar. Detik berikutnya aku mendengar teriakan seseorang. Sesuatu yang aneh mendarat di lantai.
"Aduh, mengapa kau melemparku!" Makhluk itu berbicara, makhluk kerdil dengan kulit hijau (lagi) yang tidak memiliki begitu banyak perbedaan dengan manusia.
"Telur Fammicusmu telah menetas menjadi Goblin Qweddy, selamat Qweddy!" Ujar Rejasik, goblin? Ini adalah rupa goblin sesungguhnya, wew aku adalah orang beruntung yang bisa melihat dari salah satu makhluk mitologi yang sangat langka itu.
"Fammicus? Apa itu?" Ujarku memandangi tingkah Rejasik yang sedang menimang makhluk hijau itu.
"Fammicus berasal dari kata Family dan Ammicus, seekor binatang yang bisa dijadikan keluarga. Sangat beruntung dirimu bisa mendapatkannya Qweddy!" Kelihatannya ia bahagia sekali.
"Hei Auzu? Aku sudah menunggumu selama ini. Senang bertemu denganmu!" Ujarnya, sepertinya aku akan mendapat teman seperjalanan baru. Aku mengulurkan tanganku.
"Senang bertemu denganmu!"
A/n : Halo Qweedy! Ooops ketularan heheh, Author udah ngasih temen baru buat Auzu tsah '-')/ sekarang Auzu gak garus sendirian lagi #yey# jangan lupa vote dan comment ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Luminousity of Leo (Completed)
FantasíaPada zaman itu para Elf , Demon, Troll , Harpies, Angel dan ras lainnya hidup dengan damai. Mereka menghuni dan merawat bumi layaknya hal yang sangat berarti, mereka juga saling menghormati satu sama lain. Hingga pada suatu saat, lahirlah suatu makh...