Chapter V

157 21 4
                                    

Yuri POV

Kenapa?
Kenapa ia menangis?

Aku melihat Hasegawa Sora yang terbangun dari tidurnya sedang meneteskan air mata.
Siapapun pasti akan kaget melihat seseorang yang tiba-tiba menangis tanpa sebab.
Oke, mungkin lebih tepatnya tak tahu sebabnya.

Aku hanya terdiam menatapinya.
Tiba-tiba Laki-laki itu menyadari bahwa dirinya sedang meneteskan air mata, dengan cepat ia mengusap air matanya.

Ia menatap kearahku, aku hanya diam membatu.
Bagaimana ini?
Aku sudah melihatnya menangis..
Bagaimana jika ia memukul dan mengancamku untuk menutup mulutku.
Huuuhh...aku takut..

Laki-laki itu masih menatapiku..
Ugh! Bagaimana ini? Aku harus bilang apa!?
Suasana hening diantara kami serasa mencekik leherku dan membunuhku.

Ayolah diriku, katakan sesuatu, apa saja, yang penting keheningan ini menghilang.

"Oi" tegur Laki-laki itu memecahkan keheningan.

Pikiranku terbuyarkan oleh tegurnya.
Aku secara tak sadar langsung menatap matanya.
Matanya menatapku dengan tajam dan dari wajahnya, sudah terlihat jelas bahwa ia sedang marah.
Aku menjadi semakin gugup.

"Kamu, kenapa ada disini, pergi sana" bentaknya padaku

Aku hanya diam dengan tubuh bergetar.
Tapi tunggu dulu...
Kenapa dia marah?
Inikan tempat umum.
Jadi siapapun boleh kesini tanpa ada larangan.
Kenapa malah dia mengusirku seenaknya.
Memangnya atap sekolah ini milik nenek moyang kamu.
Salah dia sendiri kenapa menangis disini.
Hmp!

Dengan segenap emosi dan keberanian yang kutahan aku membantah perkataannya.

"Tak mau" ucapku judes

Laki-laki itu menatapku heran.
Hmp! Jangan pikir aku takut padamu.

"Hah! Ucapkan sekali lagi" kata Laki-laki itu

"Kubilang tak mau" ucapku sekali lagi dengan nada yang lebih judes.

Laki-laki itu hanya terdiam..
Perlahan dapat kulihat bibirnya tersenyum tipis.
Dia..ter..senyum?
Kenapa? Apa yang lucu?
Tetapi alasan mengapa ia tersenyum saat ini tak penting bagiku.

Aku hanya terdiam menatap raut wajah tersenyumnya.
Wajah Laki-laki itu terlihat sangat ganteng dan manis saat tersenyum.
Aku terpesona pada senyuman itu..
Tatapannya terlihat lebih lembut daripada yang biasa kulihat.

Tatapannya biasanya terlihat tajam dan dingin. Ia terlihat seperti membuat pembatas dengan orang-orang di sekitarnya.
Saat ini ia sedang tersenyum, tetapi mengapa rasanya pembatas itu belum hilang.

Angin bertiup cukup kencang dan meniup rambut panjangku yang terurai.
Aku menutup mataku untuk menghidari debu yang tertiup oleh angin. Setelah aku membuka mataku kembali tatapan Laki-laki itu sudah kembali seperti semula.

Laki-laki itu berdiri dan berjalan melewatiku begitu saja.
Tunggu!
Dia menghiraukanku begitu saja!?

"Tunggu!" Teriakku tanpa sadar

Laki-laki itu menghentikan langkahnya dan berbalik arah melihatku.

"Apa?" Jawabnya

Aduh!! Sekarang bagaimana? Aku harus bilang apa lagi..
Aku secara tak sadar memanggilnya dan tak tahu harus bilang apa.

"Kenapa kau menangis?" Tanyaku

Raut wajah Laki-laki itu berubah menjadi lebih dingin.
Ahh..sial! Aku hanya memperburuk keadaan.
Hanya pertanyaan itu yang terlintas di dalam benakku.
Aku memang sedikit penasaran alasan mengapa ia menangis.
Siapa coba tidak penasaran alasan seorang laki-laki menangis.

Kill Me Help MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang