Chapter VIII

147 19 3
                                    

Yuri POV

Aku membuka mataku dipagi hari.
Kejadian kemarin masih terbayang di kepalaku, walaupun begitu aku sudah tak merasa takut lagi.

Mungkin ini semua karena cowok itu.
Perkataannya memang sedikit kasar namun itu membuatku tenang dengan kejadian kemarin.

Aku merasa sedikit bersalah dengannya, karena aku dia terluka.
Walaupun ia bilang tak apa tapi aku tak bisa menghiraukannya begitu saja.

Aku begitu bodoh.
Andai saja aku berlari menghindari mobil itu, mungkin dia takkan perlu menolongku dan terluka.
Rasa kaget dan takut menguasai diriku saat itu, hingga aku tak dapat bergerak.
Tetapi, teriakan cowok itu menyandarkanku dari rasa takutku.
Namun saat aku sadar, semuanya sudah terlambat. Mobil itu sudah dekat denganku.

Ongomong-ngomong cowok itu memanggil nama depanku.
Dia berteriak "Yuri" padaku, aku begitu kaget saat tahu bahwa dia yang memanggilku.
Selain itu, aku juga tak sadar menyebut namanya di dalam hatiku saat itu.
Aku menyebut "Sora" saat melihatnya berlari kearahku.
Ahh...sungguh memalukan..

Aku menggigit selimutku untuk menekan rasa maluku.
Kyaaa.... untung aku hanya menyebutnya dalam hati.

"Yuri..!!!" Teriak ibu dari lantai bawah

Teriak ibu mengagetkanku dari khayalanku.

"Bangunlah dan bersiap-siap lah cepat, jika tidak, kau akan terlambat!" Teriak ibu lagi.

Aku langsung menatap jam yang ada di sampingku

07.45 AM

Astaga.. sepertinya aku memang harus cepat bersiap-siap..

Aku langsung bangkit dari tidurku dan bersiap-siap ke sekolah.
Setelah itu, aku turun dan menyantap sarapan yang telah disiapkan ibu.
Seperti hari kemarin, Gotou-san mengantarku ke sekolah menggunakan mobil.

Sesampainya di sekolah aku berlari memasuki kelas dan tak seperti kemarin. Suasana kelas hari ini lebih ceria dibandingkan hari kemarin.
Kemarin suasana kelas begitu berat dan tertekan dan seperti akan membunuhku.

Aku menyapa Nana-chan seperti biasa.

"Nana-chan, kenapa suasana kelas hari ini begitu ceria tak seperti kemarin?" Tanyaku pada Nana-chan.

Nana-chan tersenyum lebar mendengar pertanyaanku.

"Itu karena....Hasegawa Sora hari ini tak hadir!!!" Jerit Nana-chan

Eh? Dia tak hadir? Mungkinkah karena luka kemarin, ia tak bisa datang?
Aduh..Bagaimana ini...
Ini semua karena ku, karena aku begitu bodoh dia jadi terluka.
Bagaimana keadaannya sekarang?

"Kau kenapa? Harusnya kau juga ikut bahagia. Anak brandalan di kelas kita sedang tak ada" kata Nana-chan tiba-tiba.

Apa yang dikatakannya barusan? Brandalan?
Memang sih dia bicaranya kasar dan tampangnya yang dingin membuat semua orang takut dengannya.
Namun aku tahu dia sebenarnya baik.

"Aku..aku akan memeriksa keadaannya" kataku

Nana-chan hanya diam mendengar perkataanku.

"Hah? Apa yang kau katakan? Kau akan memeriksa keadaan siapa? Jangan bilang Hasegawa Sora" kata Nana-chan dengan ekspresi wajah kagetnya.

Aku menganggukkan kepalaku

Nana-chan sangat kaget sampai-sampai ia tak mampu berkata apa-apa.

Aku membulatkan tekatku dan bersiap berlari ke rumah Hasegawa Sora. Tetapi sebelum itu, Nana-chan menahanku pergi.

Kill Me Help MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang