Satu

44 6 0
                                    


Jam menunjukan pukul 06.50 WIB. Sebentar lagi jam pelajaran sekolah akan dimulai.

Seorang laki laki sedang duduk disebuah anak tangga,menunggu seseorang perempuan yang selalu datang tepat pada jam ini.

Tak lama kemudian laki-laki itu mendengar suara cewek yang sedang ditunggunya.

"Woyy sweety,woyyy sweety rakus. Nih gue ada bawa kue buat kalian sarapan pagi." Kata cewek itu sambil mengacung-acungkan kotak bekal miliknya.

Laki laki itu tersenyum melihatnya,ia suka melihat tingkah cewek itu yang selalu heboh setiap pagi. Dia mulai mengamati tingkah laku cewek itu ketika awal semester 4 dan sejak saat itulah dia selalu duduk di anak tangga setiap pagi untuk menunggu cewek itu,melihat tingkah tingkah heboh yang menurut cowok itu lucu.

"Oktaaaaa Fero,tidakkah kamu mendengar suara bel? Apa menurutmu suara bel itu sangat lucu sehingga kamu senyum sendiri seperti itu. Cepat masuk kekelas kamu sekarang juga!" Suara Bu Feli mengejutkan laki-laki itu.

"Iyaa bu. Jangan marah gitu dong,masih pagi nih ntar cantiknya ilang." Kata laki laki itu sambil berdiri dan membersihkan debu dicelananya.

Fero menaiki tangga,untuk menuju kelasnya yang berada dilantai atas. Fero berhenti untuk melirik cewek itu,ia melihat cewek itu sedang tertawa. Mungkin cewek itu sadar bahwa ada yang memerhatikannya. Ia melirik tangga . Fero pun tersenyun padanya. Cewek itu langsung mengalihkan pandangannya tanpa membalas senyum dan masuk ke kelas.

"Okta Fero masuk sekarang juga atau ibu jemur kamu dilapangan." Kata bu Feli lagi mengejutkan Fero.

Fero hanya terkekeh sambil melambai pada gurunya itu. Bu Feli hanya bisa menggelengkan kepalanya dan berlalu.

**
Teng...teng...tengg..
Bel sekolah berbunyi menandakan saatnya istirahat. Fero pun buru-buru keluar kelas diikuti dengan geng-geng Fero.

Fero berjalan duluan,dia semangat karena jalan menuju kantin melewati kelas Nindi,ya cewek itu Chasiera Anindya Azzahra.

Fero melihat sosok Nindi sedang bersandar didepan pintu kelasnya sambil memakai headset. Kepalanya terangguk-angguk mengikuti irama lagu.

Fero berhenti untuk memperhatikannya,ia tak sadar Gengnya sudah berjalan mendahuluinya. Seulas senyum menghiasi wajah Fero sekarang. Fero mengagumi wajah cantik Nindi.

"Feroooooooooo,cepetan dong. Disitu ga ada lampu merah,ngapain lo berenti?" Teriak Dony,salah satu geng Fero. Mereka meneriakkanku tepat didepan kelas Nindi.

Nindi yang sedari tadi asik mendengarkan lagu menatap mereka lalu mengalihkan pandangannya kepada fero yang sedang melongo.

Fero melihat Nindi menatapnya dan seperti biasa ia tersenyum salah tingkah.

Dan seperti biasa, Nindi mengabaikannya dan langsung beralih kekelasnya.

Fero mendengus lalu berlari menyusul teman-temannya. Lagi ia menyempatkan untuk melongo kekelas Nindi. Ia melihat Nindi sedang berdecak didepan temannya sambil megerucutkan bibirnya.

Fero berpikir bahwa mungkin Nindi sedang menceritakkan dirinya yang suka memerhatikannya. Fero terkekeh dan langsung berlari mengejar temannya.

"Fero,lu lama banget sumpah. Keburu masuk tau ga kalo kita nungguin lo." Kata Galih mendumel.

"Ih iyaa,maap kek. Lu mah kayak gatau aja."

"Yaudah nih gue udah pesenin buat lo. Buruan abis ini pelajaran bu Herlina." Kata Dondy sambil menyodorkan semangkuk bakso.

Fero langsung melahap bakso teteh yang menggiurkan itu.

"Gila ya lu padahhh. Neriakkin gue didepan mufkaa Nindihh. Ganggu acara menggagumihh Nindi gueh ajah". Kata Fero sambil mengunyah bulatan bakso dimulutnya.

Jenggg...jengg..
Nindi lewat tepat saat Fero menyelsaikan kalimatnya. Fero melongo melihatnya.

"Plisss semoga dia ga denger apa yang gue omongin,plisss plisss." Batin Fero dalam hati

Nindi melihat Fero. Tatapan mereka bertemu. Fero tak menyadari ekspresinya sekarang. Melongo dengan timbulan bulatan bakso dipipinya dengan mata yang tak berkedip.

Nindi menggembungkan pipinya menahan tawa,mukanya sudah merah. Ia merasa muka cowok itu sangat lucu sekarang.

Putri menatap Nindi dengan tatapan penuh makna,membuat Nindi tak bisa lagi menahan tawanya. Ia tertawa geli sambil menunjuk Fero,lalu Nindi menunjuk pipinya sendiri meniru ekspresi Fero sekarang.

"Ekspresi ketika lu lagi ngomongin orang dan orang itu lewat." Kata Fany,teman Nindi sambil tertawa dan menarik lengan Nindi untuk mengajaknya pergi.

Geng Fero pun melihatnya dan tak kuasa untuk tidak tertawa. Mereka tertawa puas sambil menggebrak-gebrak meja didepannya.

Sedangkan Fero,masih melongo tanpa mengubah ekspresinya. Pertama ia malu karena ia sedang ketangkap basah membicarakan Nindi. Kedua ia baru itu melihat Nindi tertawa maksudnya tertawa dari dekat. Biasanya ia hanya mengamati tawa itu dari jauh.

"Bro sumpahh lo haruss liat ekspresi lo sekarang bro sumpahh." Kata Dony sambil menyeka airmatanya. Akibat tertawa terbahak bahak.

"LOL lu sumpah,kalo gue depan cewe yang gue kagumi trus gue pasang ekspresi gitu. Mungkin udah gue taroh ni muka disini" kata Galih sambil menunjuk pantatnya.

Fero masih shock,dia menepuk pipinya sendiri menyadarkan bahwa ini bukan mimpi.

Fero mendengus dan menatap kosong baksonya yang masih sisa setengah. Ia sudah tak nafsu untuk melanjutkan makannya. Ia memikirkan ekspresi wajahnya tadi. Ia takut tiba-tiba Nindi lewat lagi saat dia sedang mengunyah bakso. Jadi ia berdiri dan berlalu pergi meninggalkan teman-temannya.

"Fero,bakso luu gue yang abisin yaa." Teriak Dondy. Fero tetap berjalan tanpa menghiraukan teriakkan temannya.


Halooo reader,gimana ceritanyaaaa?
Mudah-mudahan kalian suka ya sama cerita ini.
Aku menuliskan ini karena sebenarnya inspirasi ini selalu bergentayangan sebelum aku tidur.

Jangan lupa vote dan comment ya ^^

Adore YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang