"Soktaaa sini bentar sayang." Panggil bu Nevi kepada anaknya. Sokta adalah panggilan dari adek Fero yaitu Mas Okta disingkat Sokta.
"Iya maaa,kenapa?" Tanya Fero kepada Mamanya yang sedang membina anak muridnya yang mengikuti eskul LH.
"Jadi gini ta,ada ajang pemilihan Duta lingkungan Hidup. Kamu pilih deh satu cowok diantara mereka yang menurut kamu pantes buat ikutan."
Fero memerhatikan para juniornya. Semuanya menunduk takut-takut dipilih. Fero tak melihat ada yang menarik untuk ikut ajang itu. Tapi ada satu cowok yang culun tapi menurut Fero keren kalo dimodif.
"Lo,yang itu. Yang pake kacamata,berdiri." Kata Fero menunjuk.
Yang merasa ditunjuk pun berdiri. "Aku kak?" Kata dia sambil menunjuk dirinya.
Fero menatap mamanya,mamanya terlihat menaikkan alis yang bermakna 'yakin yang itu?'. Fero melihat cowok yang tadi ia tunjuk sekilas,lalu memandang mamanya dan mengangguk tak yakin.
"Kok aku sih kak? Bu,kenapa gak kak Fero aja yang ikut. Secara dia emang anak ibu,terus juga lumayan okelah." Kata Cowok itu.
Fero menunjuk dirinya dan melongo.
"Haha lu bercanda lu,kenapa jadi gue? Ogah ah gue ikut gitu biarpun tampang gue lebih dari kata lumayan." Kata Fero mendelik.
"Ma,mama ga mungkin milih aku kan ma? Secara aku kan bukan anak LH." Kata Fero sambil menatap mamanya.
Mata mama Fero berbinar,wajahnya sumringah. Fero langsung menatap tajam ke cowok tadi.
"Yah biarpun kakak bukan anak LH,tapi kakak anak pembina LH. Jadi otomatis belajarnya jadi lebih gampang." Kata salah satu siswi menceletuk.Fero menatap tajam lagi kearah siswi itu. Pandangannya beralih ke mamanya dan menatap Mamanya memohon.
"Idee bagussssss,kenapa ibu tidak terpikirkan ya dari tadi. Kalian memang murid ibu yang hebat." Kata Bu Nevi sumringah.
"Ma.... plissss" kata Fero memohon lagi.
Bu Nevi hanya tersenyum sembari menggeleng kepalanya. Fero mengacak rambutnya frustasi.
"Udah ah,mau cari Kevin." Kata Fero sembari pergi keluar. Kevin adalah adik Fero yang masih kelas 6sd.
Fero melihat Kevin sedang berada dilapangan basket. Ia ingin menghampirinya,tapi tiba-tiba langkahnya tercekat. Ia melihat gadis yang sangat familiar dimata,hati dan pikirannya.
Ya Nindi,Fero melihat Nindi menggunakan jersey basketnya yang berwarna hijau tosca sangat pas ditubuhnya yang putih.
Nindi menghampiri Kevin dan menyerahkan bola basket kepadanya. Kevin menerimanya dan mencoba memasukkannya kering. Namun sia sia,ring itu terlalu tinggi untuk Kevin. Kevin mencobanya berkali-kali namun gagal,ia tak bisa memasukkannya.
Kevin kesal,ia memberikan bola itu kepada Nindi. Dan menyuruh Nindi untuk coba memasukkannya. Dengan sekali lemparan bola itu menggelinding dilingkaran ring. Dan bola itu masuk diiringi dengan tepuk tangan heboh dari Kevin.
"Kak,ajarin aku dong pliss." Kata Kevin memohon.
Nindi tersenyum lalu ia beralih ke belakang tubuh Kevin dan mengarahkan tangan Kevin dengan benar.
Kevin mencoba melempar bola itu lagi,dan kali ini masuk. Setelah dituntun olen Nindi. Kevin melonjak kegirangan dan langsung nyosor memeluk Nindi. Nindi tertawa sembari mengelus kepala Kevin.
Sedangkan dikejauhan Fero mendengus,hatinya tercelos. Ia kesal dan cemburu kepada Kevin yang bisa dengan mudahnya menikmati tawa dan pelukan dari Nindi. Sedangkan ia selalu saja ditertawai oleh Nindi karena ekspresi bodohnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adore You
RomanceKarena cinta dan benci hanya dipisahkan oleh satu titik -Okta Fero Arnandika-