Tiga

23 4 0
                                    

"Dek.. ditanya kok ga jawab sih? Bu Nevi masih ada kan?" Kataku sambil menepuk bahunya.

Ia menoleh

JDEERRRRRR... DUG... DUAR..

Petir menyambar tubuhku,mengenai jantungku dan seketika jantungku meledak sehingga menimbulkan suara detak yang tak normal. Aku refleks memegang dadaku dan menampilkan ekspresi melongo itu (lagi) tanpa bakso dipipiku sih.

Dia tersenyum melihat ekspresiku.

"Gue gatau fer,gue ga ada liat bu Nevi." Kata Nindi sambil memasang ekspresi menahan tawa.

Gue masih shock spechless,aku tak berkata-kata dan masih memasang tampang melongo.

"Dan satu lagi,jangan pasang ekspresi itu lagi depan gue. Sumpah muka lo lucu banget kalo gitu." Katanya sambil tertawa.

Hmpphhhh kali ini gue menahan nafas. Pertama karena dia bilang aku lucu,kedua karena ia tertawa didepanku untuk yang kedua kalinya,ketiga gue masih malu sama dia karena kejadian kemarin. Gue gak ngebales omongannya.

Dia menatapku sambil menautkan kedua alisnya. Lalu membalikan badannya dan melanjutkan ngepel-mengepel.

Aku tersadar dan mengucek mataku. Aku mengira bahwa ini mimpi. Lalu saat kubuka mataku,kulihat sosok dia sudah menjauh.

"Akh gue begooo... begooo.. begooooo." Kataku merutuk dalam hati sambil memencakkan kaki kananku.

"Feroooo kenapa lo jadi cowok bego bangettt. Itu semua kesempatan emas lo bisa ngomong sama dia. Gue malu sama lo fer. MALU." Teriak batinku,aku menarik rambutku frustasi.

Lalu kulihat Nindi menoleh kearahku. Aku segara memasang pose merapikan rambut sambil mencoba tersenyum. Tapi yang terjadi malah aku mengalihkan pandangan seakan aku ga peduli.

Plakkkkk....
Refleks gue menampar pipi gue sendiri supaya wajah ini menoleh kepadanya.

Dia memasang tampang heran dan langsung berlari menuruni tangga.

Hufttttt gue mendengus sebal menatap kepergiannya.

**

#

Author POV

"Nindi lo dipanggil sama kepsek tuh,disuruh ngadep dia." Kata Feli anak kelas sebelah.

"Gue? Gue sendiri? Loh yang lain gimana?" Kata Nindi sambil menunjuk dirinya.

"Gatau,pokoknya cuman nama lo yang tadi disebut."

"Oh yaudah,thanks ya."

Nindi melangkah gontai menuju ruang kepsek,ia sangat takut menuju ruangan itu. Berkali-kali ia menghembuskan nafasnya.

Tokk..tokk..tokk..
Nindi mengetuk pintu ruangan kepsek.

"Ya masuk." Kata kepala sekolah mempersilahkan dari dalam.

"Assalamualaikum bu." Wajah Nindi sudah pucat sekarang,tangannya gemeteran dan berkeringat.

"Duduk kamu. Ada yang harus saya bicarakan." Kata kepala sekolah tegas. Nindi duduk sambil menunduk. Ia tak berani menatap wajah kepseknya tersebut.

Adore YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang