Enam

11 1 0
                                    


Happy reading ^^

#Fero POV

Aku sedang dikelasku saat ini,pelajaran sedang kosong. Jadi seperti biasa aku sedang bersenda gurau bersama teman-temanku.

"Eh Fer,btw gimana perkembangan lo memata-matai Nindi?" Tanya Galih tiba-tiba.

Aku berdehem. "Hmm bukan memata-matai Gal,mengagumi tepatnya."

"Yayaya terserah lo deh,intinya gitu." Galih mengibaskan tangannya.

"Iyanih,ga ada kejelasan banget sih lo. Mengagumi tanpa mengungkapkan." sambung Dony

"Iyaaa loo,sebelom dia diambil orang lain cepetan gih lo ungkapin." Kata Dondy

"Kalian kenapaaa jadi mojokkin gue gini? Lagian apa yang gue mau ungkapin? Bilang kalo gue sayang? Bilang kalo gue mengaguminya?" Tanyaku emosi.

"Yaa bilang aja apa yang lo rasain Fer ke dia." Kata Dondy menatapku.

Tiba tiba kulihat Galih menyikut Dondy,dia menatap pintu terbelalak. Dondy mengikuti arah pandangan Galih dan langsung tersenyum jail kepada Dony.

"Woyyy kalian semua kenapaaa sihhh?" Kataku kesal.

Mereka terkekeh,aku lalu mencoba melihat arah pandangan mereka. Tiba-tiba Galih langsung berdiri dibelakangku,sedangkan Dony menarik tanganku.

"Fer,lu liat gue sekarang. Coba ungkapin apa yang lo rasain ke Nindi." Kata Dony menatapku sendu.

"Apaan sih lo,tatapan lo kayak orang sange." Sewotku

"Hahah cepetan sekarang bilang apa yang lo rasain ke Nindi. Bilang yang kenceng. Biar lo lega Fer." Sambung Dondy.

"Hitungan satuu....duaaaa...tigaaa." kata Dony sambil menggebrak meja.

Aku terkejut dan spontan berteriak "Aku mengagumimu Nindiiiiiii."

Mereka tertawa kencang,aku langsung menutup mulutku dan melihat sekeliling kelasku.

JLEEEBBBBBBBBBB....
Pandanganku tertuju pada wanita yang sedang berdiri terpaku didepan pintu. Ya dia Nindi,Chaesaria Anindya. Gadis yang baru saja kusebut namanya.

Ekspresiku masih sama seperti tadi,dengan tangan yang sedang menutup mulutku. Jadi aku yakin kali ini ia takkan melihatku melongo. Pandangan kami bertemu,aku melihat  ekspresi wajahnya menampakkan raut muka spechless.

Sedetik kemudian ia berdehem.
"Feroo,Okta Fero ikut gue sekarang." Katanya.

Aku membatin "oh pasti dia manggil si okta lagi. Gamungkin kali dia manggil gue,jangan ngarep fer jangan ngarep. Lagian sial nih mereka pasti sengaja mancing gue tadi supaya ngungkapin,padahal mereka udah tau si Nindi didepan. Ah sial... siall mau taroh dimana muka gue. Anjritt pokoknya awas aja merekaaaa ahh fuckk.." Pikiranku berkelebat kemana-mana.

"Ferooooo,lu denger gue gak sih? Ikut gue sekarang." Nada Nindi terdengar kesal.

Aku menoleh kanan-kiri mencari siapa yang sedang dipanggilnya.

Dia mendekat sekarang,jantung gue udah gak karuan. Gue mundur selangkah dia maju selangkah,begitu terus hingga akhirnya gue mentok didinding kelas.

"Okta Fero Arnandika,ikut gue ya sekarang." Katanya lembut. Suaranya berhasil meluluh lantakkan jantung ini.

Akhirnya respon yang bisa aku keluarkan cuman menunjuk diriki sendiri dengan tampang heran yang bermakna "lo manggil gue?"

Seakan mengerti maksudku ia mengangguk dan tersenyum maniissssssssssssss sekaliiii. Jika saja badan ini tak ada tulang pasti sudah meliuk-liuk kesana kemari.

Adore YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang