1.

7.1K 299 6
                                    

" Cesen? Lo masih disanakan? "

" iya gue masih di sini

" lo beneran gak apa apakan? Lo harus jaga diri dan lo sebaiknya pulang ke apart dulu deh !"

" lo dimana kak?"

" loh!! Gue nanya kok malah nanya balik?, gue di perpus "

" bego banget sih, gue selamat dan gue gak apa apa "

Tuuuutt...

Sambungan terputus, yah gue mutusin. Yah gue kesel, tuh kembaran nelfon seenak jidatnya, gak merhatiin keadaan apa? Hellow kalo semua mafia kek dia, gak ada yang berhasil keknya.

" aduh sakit juga ya !!". Gue megenggam lengan kiri gue akibat tembakan dari musuh. Yah gue mafia, keren kan? Hehe.

Gue melihat keadaan, aman, gue berlari dan masuk ke mobil gue. Gue menancap gas kearah apart gue, gue gak butuh medis karna gue bisa mengobati diri sendiri, " bego banget ". Gue masih kesel tau sama kak Casen.

•••••

" target terkunci ". Gue bergumam dan mengarahkan pistol kearah target, yah ini pertama didaftar gue, selebihnya bukan, tapi juga target. Aneh. Jangan merasa aneh atau heran, gue belajar tentang kemafian cukup banyak. Target inilah yang membuat awal rencana gue menjadi sulit.

Cek... Klek...

Dor !!!

" yaps !!". Gue berlari dengan mengendap ngendap kearah mobil gue. Gue menancap gas dengan cepat, target 01 centang. Masih banyak sekali mafia mafia yang hebat yang harus gue bunuh. Kak Casen? Dia sudah mahir akan hal ini walaupun ia sering ceroboh.

" target 01 sudah clear ". Ucap gue pada barang pipih yang selalu merekam ucapan gue. Yah gue cuma ingin menunjukkan pada kak Casen suatu saat kami bertemu. Gue kangen dengannya, sudah hampir setahun kami berpisah hanya untuk mencari target target dan data datanya. Jika satu orang dapat, yang lain juga bisa diketahui.

°°°°°
Casen POV

" kenapa lo mau jadi mafia? Lo kan cewek ". Ucap seorang pria yang duduk disebrang meja di perpus ini.

Gue tidak menghiraukannya, dia hanya akan memperhambat misi gue, " apa urusan lo? Gue gak pernah ngusik hidup lo!". Ucap gue masih menatap buku yang gue baca.

" gak baik mengambil nyawa seseorang karna ....". Sebelum ia melanjutkannya, gue menggeram. " lo mengganggu gue, apa gue boleh ngambil nyawa lo?." ucap gue lalu keluar dari perpus ini. Gue bisa bersikap keras dari siapa pun.

" Apa gue harus bertanya saat ingin membunuh orang?, heh?." gue bicara asal saat berjalan di koridor sekolah, gue terkekeh sendirian karna jam sekolah telah usai sedari tadi. Gue ceroboh yah! Karna gue suka.

Saat gue ingin berbelok ke arah parkiran, tangan seseorang mencekam lengan gue dan gue menghentikan langkah kaki. " hai mafia Values!! ", terdengar penekanan pada ucapannya itu.

Gue tersenyum miring, " gue udah duga ". Gue bergumam dan menoleh kearahnya. Dia pria yang diperpus itu, dia Reihan orang yang termasuk daftar incaran ke tujuh gue, dia gebetan gue. Sengaja. Gue menceritakannya apapun seolah olah gue gak tau siapa dia.

" Mafia dari keluarga Values? Keluarga yang.... ", sebelum ia melanjutkan ucapannya, gue mencekam balik tangannya dengan keras. " ja-ngan mem-bicara-kan ke-luarga gue." gue menekan setiap kata dengan intonasi geram.

Gue melepaskan cengkaman tangan gue, ia mengangkat tangannya seolah olah menyerah. " oke oke.. Tenang cantik, kalo lo marah ternyata seram. Gue hanya ingin menawarkan kesepakatan." gue tersenyum.

Casen And CesenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang