5.

3.9K 175 3
                                    

Cesen POV

Takut, itulah yang gue rasain. Bergantungan di sebuah tali yang bisa kapan saja putus dan nyawa gue juga akan putus saat itu juga.

Pria itu siapa? Kenapa dia ingin membunuh gue perlahan lahan karna ketakutan yang menyelimuti gue.

Sudah beberapa kali gue pingsan dan gue membuka mata. Banyak cahaya dibawah sana, mereka masih dibawah sana menunggu gue jatoh kayaknya. Jahat banget.
Gue beneran lemah buat berteriak, gue lemah buat menggerakkan tubuh gue yang mungkin memar akibat tali yang terikat kuat di badan gue ini. Pergelangan tangan gue sakit, rasanya tulang bahu gue berasa patah. Ya tuhan, apa ini akhir gue?.

Suara langkah kaki menginstrupsikan gue melirik ke empunya langkah tersebut. Pria itu, yah dia yang berusaha membunuh gue perlahan lahan.

Dia tidak melirik gue sedikitpun, ia menghadap pintu didepannya. Dari samping gue melihatnya begitu senang? Kenapa?.

Suara langkah kaki yang cukup cepat dan pintu itu terbuka. Siapa? Gue gak bisa ngelihat karna sesuatu yang besar itu menghalangnya. Perih, gue yakin seluruh badan gue memar dan lecet.

Mereka tampak berbicara, suara mereka tidak terdengar. Hembusan angin menerpa gue sehingga gue berasa kek layangan aja.

" Aku bisa saja membunuhmu sekarang, Louis! "

Suara samar samar terdengar oleh gue bersamaan seorang perempuan mendekat kearah Pria gila itu. Apa itu sebuah ancaman? Dan gue akan selamat?

Siapa gadis itu? Rambutnya menutupi wajahnya. Dia berpenampilan anggun. Seperti...
Tunggu, apa yang dikatakan pria gila itu. Kenapa dia menodongkan pistol terkutuk itu kearah gue?. Rasanya tak ada harapan, gue beneran putus asa.

Gue kembali menatap kebawah, bagaikan bintang bintang. Mana mungkin diperkotaan ada bintang. Yah anggap saja.

Suara jatuh dilantai bersamaan tembakan yang dilepaskan membuat gue terperangah. Gue enggak tergantung lagi, gue jatuh?

" AAAAA!!!!, " Gue panic, gue berusaha tenang. Bagaimana bisa? Gue jatoh dan nyawa gue, tunggu apa itu? Mereka, yah mereka menolong gue. Mudahan aja itu berhasil.

" CATCH HIM ", " YEAH!! ".... Hanya itu yang terdengar dan mereka menangkap gue dengan mulus. Sakit, bukan karna gue mendarat di dasar menurut gue, gue sakit karna ikatan ini.

Mereka membantu gue melepaskan lilitan tali yang bisa membuat gue mati akan sesak nafas dan remuknya tulang gue.

" Kak?, " lirih gue melihat perempuan yang mirip gue. Kembaran gue, dia menatapku dan menjauh lalu pergi entah kemana.

Rasa pusing menghampiri gue, mungkin gue pingsan lagi.
Rasa sakit itu berubah menjadi rasa lemah luar biasa.

Aneh, yah itu yang gue rasain sekarang. Gue dimana, kok gue gak merasa nyaman kek ada yang merhatiin. Gue bangun dan menduduki diri melihat kamar yang bernuansa klasik ini.

Beberapa orang didepan gue ini terlihat bahagia dan seketika itu juga gue kaget

" Are you fine, lady? "

" Do you hungry, thirsty? "

" wear this shirt, honey! "

Dan sebagainya, gue hanya menerima satu satu dan dirumah ini gue benar benar merasa seorang anak hilang yang ditemukan. Begitu banyak perhatian, begitu banyak kasih sayang.

Gue gak bisa berlama lama disini, gue berpamitan dan dengan cepat ingin pulang. Gue bersih, gue dengan pakaian yang rapi. Tapi rasa sakit di badan gue enggak hilang. Yah mana mungkin rasa sakit itu bisa hilang dalam sekejap.

Casen And CesenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang