chapter 11 [crazy]

1.4K 167 31
                                    

she was a whirlwind
of crazy chaos
but she was so damn passionate
that she was worth it

--cold--

Jungkook memasuki rumahnya, masih dengan muka yang datar seperti itu. Ia melepas sepatunya lalu menggantinya dengan sandal rumah. Nyonya Jeon memperhatikan raut wajah Jungkook sambil berjalan mendekatinya.

"ada apa dengan wajah tampanmu itu hm? apa kau sedang putus cinta?" ucap ibunya diselangi tawa kecil. Bukannya menjawab, laki-laki itu malah mempoutkan bibirnya membuat ibunya tersenyum geli.

Jungkook memperhatikan penampilan ibunya yang sekarang sudah sangat rapi dengan berbalut dress berwarna putih yang makin membuat wanita itu terlihat anggun.

"cepatlah mandi sana. kita akan makan malam di luar" Nyonya Jeon memegang pipi anaknya itu sambil tersenyum tulus. Bagaimana mungkin wanita yang berumur hampir setengah abad masih terlihat seperti kakaknya sendiri?

Jungkook mengernyitkan dahinya. Biasanya ia akan makan malam sendiri di rumah atau tidak ya di luar. Karena orang tuanya sudah termasuk jarang sekali berada di rumah walaupun mereka akan menghabiskan weekendnya bersama Jungkook tapi tetap saja dengan hitungan jam, salah satu diantara mereka pasti ada yang akan pergi lebih dulu.

"ohiya jika kau kali ini tidak mandi dengan cepat. Eomma dan abeoji akan benar-benar meninggalkanmu" ucap Nyonya Jeon. "pakailah pakaian yang rapi" tambahnya lagi. Kemudian, wanita itu pergi dari hadapan Jungkook yang terlihat masih bingung.

Jungkook menganggukkan kepalanya lalu berjalan menaiki tangga rumahnya. Ia membuka pintu kamarnya lalu merebahkan badannya di atas kasur king size yang terletak di samping karpet hitam. Bukannya bergegas untuk makan malam, ia lebih terlihat akan memilih tenggelam ke dalam mimpinya daripada makan malam.

"ya!Jeon Jungkook!"

Shit! Nyonya Jeon sepertinya sudah tau dengan sikap anaknya itu. laki-laki itu berdecit pelan lalu beranjak dari kasurnya. Menanggalkan kancing seragamnya satu persatu sambil mengambil langkah menuju kamar mandi.

Sesudah mandi. Jungkook mengeringkan rambutnya menggunakan handuk. Hanya dengan berbalut handuk yang terlilit di pinggangnya. Ia melangkahkan kakinya ke arah meja belajarnya, tempat hpnya berada.

Belum sampai ia meraih hp tersebut. Jungkook sudah lebih dahulu melihat nama yang terpampang di layar hpnya. Ia menggeser layar hpnya lalu menyentuh speaker.

"yeoboseyo"

"kami sudah berangkat tad.." belum selesai wanita di sebrang sana selesai berbicara. Jungkook sudah memotongnya.

"wah bagaimana bisa kalian meninggalkan anak kalian sendiri? kalian sungguh tega. aku tidak menyangka"

"dramatis sekali"
Jungkook tertawa berbahak-bahak mendengar jawaban ibunya sambil melanjutkan kegiatan mengeringkan rambutnya.

"bukankah sudah eomma bilang? ohiya eomma meninggalkan kunci mobil di atas kasurmu, pakailah."

"aku tinggal saja"

"jika kau tinggal, eomma akan menyuruh abeoji untuk memotong uang jajanmu"

"wah aku diancam oleh eommaku sendiri"

"terserahmu, eomma akan mengirimkan alamatnya nanti"

"ne"

tit tit tit
Jungkook menghembuskan nafasnya kasar. Sungguh ibu yang mengesankan. Mungkin ia harus memilih calon istri yang lebih mengesankan dari ibunya. Oh tidak bisa, ia pasti akan lebih dulu melihat anaknya mati berdiri sebelum bahagia.

Hey Ms. ColdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang