Saat makan malam aku sungguh sudah tidak ada selera. Perutku rasanya sudah campur aduk dengan angin yang berkutat didalam perutku.
Sehabis pamitan dengan papa dan mama Ana pulang ditemani sopir. Sedang aku dan Nathan menuju ke penginapan didekat rumah sakit.
Aku segera berbaring tanpa mencuci kaki atau tangan. Semua terasa dingin bahkan selimut tebal sekalipun.
"Kau mau kupanggilkan dokter?"Tanya Nathan.
"Tidak usah Nathan..aku hanya perlu istirahat sebentar.."Kataku setelah meminum aspirin.
Kepalaku terasa seperti terbentur tembok beton. Nyeri dan cemut-cemut. Sesekali aku menggigil dan berusaha memejamkan mata.
Aku membuka mata saat kulihat Nathan berjalan kesana kemari menyiapkan selimut untuk tidur dilantai.
"Heiii..."Gumamku pelan.
Nathan berhenti mondar-mandir dan mendekatiku. Aku tersenyum kecil. Aku menatap wajahnya yang sedikit pucat dan lelah. Ada sinar kekawatiran dimatanya.
"Kau juga perlu istirahat..."Kataku seraya memejamkan mata lagi.
"Tidurlah disini...kalau kau tidur dibawah kau bisa sakit juga..."Kataku lagi.
Nathan terdiam dan menarik nafas dalam-dalam.
"Apa kau yakin??"Tanyanya.
Aku mengangguk masih dengan memejamkan mata.
Aku sungguh tak ingin berdebat,cukup kepalaku yang berputar dan demam ini.
Nathanpun mengambil kembali selimut yang digelar dilantai dan mencuci kaki lalu naik keatas tempat tidur.
Aku dapat merasakan detak Jantungnya yang berdebar tak jelas, ini pertama kalinya dia tidur disampingku. Dia menghadap kepunggungku yang bergetar karena kedinginan.
"Kau sudah tidur??"Tanyanya pelan.
"Belum..kurasa aku tak bisa tidur...disini dingin sekali.."Gumamku lemah.
Nathanpun bangun kemudian mematikan AC ruangan dan kembali berbaring.
"Lebih baik?"Tanya Nathan lagi.
"Tidak.."Jawabku singkat.
"Kemarilah.."Kata Nathan seraya menarik tubuhku lebih dekat padanya.
Deg!
Jantungku berdetak tidak normal.
Dia memelukku dengan lembut dan mencium kepalaku.
"Tidurlah..." ucapnya lembut.
"lebih baik??"Tanya Nathan.
"Sedikit lebih hangat.."Sahutku dengan suara bergetar karena menggigil.
Nathanpun ikut masuk dalam selimut dan memelukku lebih erat.
Suhu hangat badannya membuatku merasa nyaman.
"Lebih baik?"Tanyanya lagi.
"He-em"sahutku pelan. "Tidurlah.."Gumamnya.
"Maaf Nathan.."Gumamku pelan.Beberapa saat kemudian terdengar suara halus yang menandakan aku sudah tertidur.
"Ik hou van je Sovia.."Bisik Nathan.
Aku hanya bergerak merapatkan diri pada Nathan yang lebih hangat. Nathan tersenyum dan menikmati kesempatan langka sebagai suami yang baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ice Cream Love ( By Yui ) [OPEN PO]
Chick-LitIni memang bukan zaman Siti Nurbaya tapi perjodohan masih saja terjadi dimana-mana, terbukti aku salah satu yang menikah karena dijodohkan. Dan cara terbaik menjalani perjodohan itu adalah menjadi istri yang sangat menyebalkan!! Hu-um, aku akan menj...