Dalam gaib di sebuah hutan aku telusuri jalanannya, hijau dan rindangnya yang menyejukkan membuatku berlari-lari kecil gembira, bernyanyi-nyanyi tentang cinta dan keagunganNYA. Hatiku gembira dan ceria dalam senyum saat aku mengingat Tuhanku, Tuhan yang sangat aku cintai dan sangat aku hormati. Tak ada lagi kebiasaanku berdoa sambil menangis dan meratap karena aku malu kalau mengeluh terus toh kenyataannya aku baik-baik saja, karena yang diinginkan Tuhanku hanyalah aku berusaha dengan mempergunakan segala karunia yang diberikanNYA kepadaku dan memang tak seharusnya aku mengeluh lagi.
Di kejauhan kupandangi seorang perempuan membawa gentong berisi air yang berwarna putih, dia menuangkan air di gentong itu ke sebuah sungai di hadapannya, sampah-sampah di dalam sungai itu tergeser dan hanyut akibat air putih yang dituangkannya.
"Ini air susu ya, kok dibuang-buang?" tanyaku pada perempuan cantik berpakaian putih dengan rambut setengah keriting yang diikat dengan untaian bunga-bunga putih kecil.
"Hanya dengan kebaikan, keburukan itu bisa dihilangkan" katanya sambil tersenyum.
"Ini air" katanya lagi.
"Air kok putih, kayak susu?" tanyaku lagi.
"Susu kan juga air" terangnya.
Perempuan cantik itu menghentikan kegiatannya menggelontor sampah di sungai alam itu dan diapun ikut duduk berdampingan denganku di atas sebuah daun yang mirip daun talas.
"Kamu siapa sich?" tanyaku.
"Aku Dewi Air, namaku Dewi Amora" katanya sambil tersenyum sambil menjabat tanganku, cantik sekali dia.
"Lo, kok namanya kayak Dewa Amor ya?" tanyaku
"Ya, Dewa Amor itu pasanganku, tugasku adalah membersihkan hati para perempuan yang hendak dipertemukan dengan jodohnya dari prasangka atau ketakutan-ketakutannya terhadap pria karena pernah disakiti atau dikecewakan. Jodoh itu didatangkan tentunya setelah manusia itu belajar mengenali dan belajar memahami perbedaan pasangannya dan yang seringkali terjadi adalah sakit hati karena mereka tak mengerti bahwa mencinta-pun membutuhkan proses".
Sesosok Pria tampan bersayap, dengan ikat kepala dari daun dan busana putihnya dan membawa Panah lengkap anak panahnya, dia mamandang dan tersenyum pada kami dan berkata, "Aku Dewa Amor".
"Tugasku adalah menancapkan panah ini ke hati orang yang sudah berjodoh, sekali aku menancapkan maka keduanya akan tertancap panah ini selamanya dan itu berarti mereka akan saling mencintai satu sama lain hingga akhir hayatnya, tentunya setelah hati mereka sudah dibersihkan oleh Dewi Amora agar cinta kasih mereka benar-benar tulus dan suci".
Aku berdiri menghampiri Dewa Amora yang berdiri persis di bibir jurang, kulongokkan tubuhku untuk mengetahui apa yang ada di dalam jurang itu, aku terkesiap saat kulihat bertumpuk-tumpuk mayat yang berpasangan (pria dan perempuan). Seperti kuburan massal saja, pikirku.
"Itu apa, kenapa mereka begitu?" tanyaku pada Dewa Amor dan Dewi Amora, meski tergagap.
"Kami tunjukkan kepadamu", sahut Dewa Amor menggamit tanganku dan mengajakku di atas jurang mayat-mayat berpasangan itu, tepat di atasnya terdapat jembatan batu yang terputus di antara jurang, dan aku berdiri di satu sisi jembatan itu, kulihat sepasang kekasih yang telah tertancap panah itu saling meninggalkan pasangannya dan mereka kembali dipertemukan tapi dalam keadaan sudah mati dan menjadi mayat-mayat pasangan itu hanya dibuat terbujur berdampingan tapi diam mati.
"Itulah manusia, sudah dipertemukan dengan jodohnya tapi mereka sendiri yang menolaknya, dengan berbagai alasan, karena ingin membahagiakan kedua orang tuanya dan memilih menikahi pasangan yang bukan jodohnya. Menolak karena jodoh yang ditunjukkan kepada tidak memiliki kekayaan, kebagusan raga (cantik atau tampan), karena kurang berpendidikan, karena cacat atau dengan alasan tidak suka atau tidak mau".
"Akhirnya dia membawa mati kesakitan itu karena sebenarnya hati dan cintanya telah ditujukan kepada jodoh sejatinya. Manusia itu tahu bahwa tak akan ada lagi pasangan yang bisa memahami dirinya, mencintainya dengan tulus kecuali cinta sejatinya tapi karena kesombongan dan keangkuhannya manusia itu mampu memelihara kesakitan dan penderitaannya akibat pengingkarannya sendiri kepada hatinya dan mereka akan kembali dipertemukan tapi ketika sudah mati, apalah artinya cinta sejati di saat sudah mati.. itulah gambaran mayat-mayat berpasangan yang kamu lihat di kuburan besar itu, karena jumlah mereka lebih banyak dibandingkan mereka yang mau mendengarkan hatinya dan menerima jodoh yang ditunjukkan Tuhan kepadanya".
"Jodoh itu pastinya mampu membawa kebaikan bagi keduanya, dan keduanya sama-sama saling mendukung untuk berbuat kebaikan yang ditujukan kepada Tuhannya dengan harapan kelak mereka akan dipertemukan kembali di Surga, seorang yang memiliki kasih dan cinta sejati tak akan pernah mengukur pasangannya dari raga atau materi karena mereka sadar itu tak akan pernah kekal".
"Mereka yang berjodoh akan selalu saling merawat dan memelihara cinta mereka bahkan tak mungkin sebuah pasangan akan membiarkan tubuh mereka menjadi buruk (kegendutan atau menjadi kekurusan) karena masing-masing tahu kesukaan pasangannya".
"Meski jodohnya jatuh sakit, kemudian lumpuh atau menjadi cacat atau menjadi tua, cinta itu tak akan pernah surut bahkan mereka saling menguatkan satu sama lain dengan senyum dan cinta yang selalu menggelora. Tak akan ada istilah selingkuh karena cinta itu tak akan pernah bisa dibagi-bagi atau terbagi, meski mungkin ada manusia yang memiliki pasangan banyak, pastinya hanya ada satu cinta di hatinya yang tak tergantikan oleh siapapun".
"Saat manusia itu mengingkari jodohnya, maka sepanjang hidupnya dia tidak akan pernah menemui kebahagiaannya, hidupnya hanya akan dipenuhi kepura-puraan dan kepalsuan dan penderitaan hati karena cinta akibat dari perbuatannya sendiri mengingkari hatinya".
"Cinta sejati tak akan lekang oleh waktu dan tak akan teralihkan oleh apapun, dia akan tetap dan terus mencinta, seolah tiada hari tanpa pasangan yang dicintainya".
"Lihatlah 3 pasangan di sana!" tunjuk Dewa Amor ke seberang di hadapanku.
Kulihat seorang perempuan membawa wajan bergagang satu, perempuan itu dengan bengisnya memukuli pasangannya, "Kamu gak boleh begini, kamu jangan begitu, kamu harus begini, kamu harus begitu!" kata perempuan itu sambil terus memukuli suaminya tanpa ampun.
Di sisi lain seorang pria menjambak rambut perempuan pasangannya dan melemparkannya dengan sadis, "Pergi kamu pelacur!" kata pria itu tanpa perasaan.
Di lain sisi, seorang pria diam berdiri mematung dengan seorang perempuan berdandan seperti kuntilanak, menakut-nakuti pria pasangannya yang hanya diam berdiri mematung dan acuh.
"Itulah gambaran pasangan-pasangan palsu, yang mereka mengikat diri mereka dengan pasangan yang bukan jodohnya dan kamu lihat panah di dadanya masih tertancap, itu artinya panah itu hanya ditujukan kepada kekasih sejatinya".
"Tuhan Maha Pengasih dan tak mungkin Tuhan mengirimkan jodoh yang membawa penderitaan dan kesakitan (ketidak bahagiaan), jodoh itu sudah dibuat secara terpilih yang mampu menyesuaikan keadaan pasangannya yang seperti apapun, cinta dan kebaikan hatinya tak akan tertebus oleh raga rupawan atau harta, apalagi hanya sebuah tahta yang tak pernah abadi".
"Jodoh adalah takdirNYA dan tak ada jodoh yang salah, hanya manusia itu sendirilah yang terlalu sombong dan angkuh yang menganggap jodoh itu pilihannya, meski manusia boleh memilih tapi tetap Tuhan yang menentukan. Hal apa yang membuat manusia mengingkari takdirNYA, kesakitan dan penderitaan itulah yang akan dirasakannya selama-lamanya karena kebodohannya sendiri".
"Luar Biasa....Trimakasih Dewa Amor dan Dewi Amora, kalian diciptakan Tuhan untuk menjalankan tugas yang sangat mulia" kagumku pada pasangan dewa-dewi yang penuh cinta ini.
Baiklah sahabatku, kalau ada sahabat saat menikah dan tidak bahagia, coba sahabat kembali introspeksi, waktu menikah dulu niatnya apa? Dirimu meninggalkan pasangan sejatimu hanya demi sebuah norma (karena ingin bahagiakan orang tua, karena kasihan, karena ingin nebeng kekayaan dari pasangan atau apa?). Kenyataannya harta, rupa menawan bahkan orang tuamupun tak menjamin kebahagiaanmu. Carilah jodohmu dan biarkan Tuhan yang memutuskan dan jalani, tak perlu mengingkari hatimu agar tak ada derita di sepanjang hidupmu. Buang keangkuhan dan kesombongan, karena Tuhan sudah memberikan pasangan terbaik buat hidupmu.
Salam damai sahabatku, kasihku untukmu semua
Hanya kepadaMu Tuhanku, kusampaikan kebenaranMU
![](https://img.wattpad.com/cover/63210233-288-k618116.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Petunjuk Kebenaran Tuhan Tahun 2011 (September-Desember) Jilid 5
Non-FictionPetunjuk Kebenaran Tuhan adalah kisah perjalanan gaib maupun nyata seorang utusan di masa ini untuk menyampaikan Kebenaran Tuhan kepada seluruh umat manusia di seluruh dunia