Kalau aku jalan-jalan di alam nyata pastinya yang aku temui adalah jalan-jalan yang sama sudah pernah atau malah keseringan untuk aku kunjungi. Tapi jalan-jalan di dunia Gaib, segalanya bisa terjangkau tanpa aku harus keluar rumah, cukup menyatukan hati dan jiwa kepada Tuhan dan jiwa itupun melepaskan diri dari ragaku. Biasa bagiku karena sudah sejak kecil aku diberi karunia begini.
Kali ini aku pergi ke Surga, masih kosong tentunya, kecuali untuk Nirwana (tempat para bidadari) dan Firdaus (tempat para Bidadara), Akupun mampir ke tempat para bidadara, ada yang unik saat aku melihat para bidadara yang biasanya hanya mengenakan jubah putih ternyata ada yang berpakaian ala Rocker dengan kepala plontosnya, "Lo, ini sapa dan kenapa kok bidadaranya kayak preman gini?" tanyaku sambil tertawa.
Pria yang plontos itu memang terlihat sangar dan garang tapi sikapnya sangat santun dan sopan sekali dan berkata, "Kelak, kami mengikuti apa yang menjadi selera daripada para wanita yang baik hati-beriman, yang semasa hidupnya belum memiliki pendamping, Kalau seleranya seperti orang -orang di zamannya dulu maka kamipun mengikuti"
"Wow, kalau gitu aku pengennya punya cowok yang rambutnya gondrong, naik Harley Davidson dan dia harus setampan Mel Gibson atau Brad Pitt..wkwkwkwkw" candaku sambil tertawa.
Tuhan memang Maha Adil dan Maha Bijak, selalu tahu apa yang diinginkan hamba-hambanya, doaku pada Sang Maha Kasih. Keramahan para Bidadara membuatku betah tinggal di sana, tapi entah mengapa aku ingat bagaimana bila sahabat-sahabatku yang jahat dan tinggal di Neraka, aku meninggalkan Firdaus dan berlari menuruni satu persatu jalan Surga yang masih kosong. Hingga sebuah tangga menurun menuju Neraka yang tepat di bawahnya. Aku meluncur ke dalam Neraka, aku sempat terpikir bahwa Neraka masih kosong karena belum kiamat. Belum sampai aku mencapai dasarnya, sebuah tangan besar mengambilku dan mengangkatku tinggi-tinggi keluar dari Neraka itu, ya dia adalah Malaikat Malik, malaikat yang bertugas menjaga Neraka, sahabatku.
"Untuk apa kamu ke tempat ini?" tanyanya sambil terus memegangi tubuh kecilku.
"Aku cuma jalan-jalan, kan Nerakanya belum dioperasikan..he.he!"
"Ini bukan tempat bermain Maya, kembalilah ke tempatmu dan aku melarangmu bermain di tempat ini tanpa keperluan", kata Malikat Malik Lagi.
"Iya deh, tapi kok aku belum pernah melihat Malaikat Ridwan ya? Yang mana sich malaikat itu?" tanyaku.
Malik menunjuk sosok Malaikat Ridwan yang berdiri di pinggir tangga terbawah tepat di atas neraka.
"Oh itu Malaikat Ridwan ya, aku mau bicara dengannya" kataku.
Malik melepaskanku dan aku menghampiri malaikat Ridwan dan duduk di tangga kedua setelah tangga paling bawah yang terdapat malaikat penjaga Surga itu, tiba-tiba dia menggerakkan tangannya dan tangga paling bawah tertutup kabut sangat tebal sekali (seperti dinding) hingga Neraka dan malaikat Maliknya tak terlihat lagi.
"Siapapun yang memasuki Surga ini tidak akan pernah bisa keluar lagi, dia akan kekal selamanya", kata Malaikat Ridwan tenang.
"Sekarang kan belum kiamat, dan apakah kamu sudah berdiri di sini menunggu hari akhir itu atau ada kegiatan lainnya?" tanyaku
"Tugasku menjaga Surga ini, di sini, di tempat ini, sejak aku diciptakan Tuhanku dan aku hanya berdiri di sini, menunggu hari akhir itu tiba, meski aku tidak pernah menunggu karena memang tugasku di sini" jelas Malaikat Ridwan.
"Iya.. ya.. malaikat kan bukan manusia, makhluk putih ini tak seperti manusia yang banyak maunya, begitu dirinya diberi tugas ya cuma itu yang bisa dilakukannya" pikirku takjub, Tuhanku memang Maha Kuasa dan Maha besar.
"Jalanilah kehidupanmu Maya, bila tempat ini adalah tempat terakhirmu yang telah dijanjikan Tuhan kepadamu, jalani tugasmu dan isilah hidupmu dengan kebaikan, ajaklah manusia-manusia itu untuk melakukan kebaikan kepada Tuhannya dan jadikan tempat ini (Surga) sebagai tempat terakhir kalian", kata Malaikat Ridwan.
"Baiklah shobat, aku kembali ke dunia, kujalani hidupku dan kukerjakan tugas dari Tuhanku untuk mengajak sahabat-sahabatku untuk berbuat kebaikan semata hanya untuk Tuhan agar nantinya kita semua bisa berkumpul di sini." kataku berbinar.
Aku meninggalkan Malaikat Ridwan dan kembali naik, aku mendadak jadi bingung gak tahu gimana caranya kembali, hingga Hidir menggamit tanganku dan mengajakku kembali ke dunia.
Begitulah cerita pengalamanku sahabat, aku ingin kita semua nanti berkumpul di Surga dalam kenikmatan dan keindahan abadi yang tak pernah kita temui selama hidup di dunia dan SYARATNYA ADALAH MENJALANKAN PERINTAH TUHAN (melakukan kebaikan kepada sesama dan kepada seluruh makhluk ciptaanNYA semata hanya untuk Tuhan) dan MENJAUHI YANG DILARANG TUHAN (perbuatan yang menyakiti atau merugikan diri sendiri dan orang lain).
Tuhan Maha Adil dan hanya Tuhanlah Sang Maha Pengasih dan Pengampun. Ayo sahabatku terkasih, jauhkan kesombongan dan keangkuhan, jangan ambil harta yang bukan hakmu, jangan mengemis (lamis), teruslah berusaha dan berdoa. Karena yang dinilai dari hidup kita adalah perbuatan dan usaha yang kita lakukan, pastikan semua adalah jalan yang diperintahkanNYA,Aku hanya ingin kita semua bertemu kembali di tempat terakhir yang baik dan dalam kebahagiaan abadi dan damai.
Salam damai sahabatku, kasihku untukmu semua
HanyakepadaMU Tuhanku,kusampaikan kebenar
KAMU SEDANG MEMBACA
Petunjuk Kebenaran Tuhan Tahun 2011 (September-Desember) Jilid 5
Non-FictionPetunjuk Kebenaran Tuhan adalah kisah perjalanan gaib maupun nyata seorang utusan di masa ini untuk menyampaikan Kebenaran Tuhan kepada seluruh umat manusia di seluruh dunia