Kami memasuki benteng pertahanan Shinjuku dan ternyata disana keadaannya lumayan parah, kerusakan dimana-mana belum lagi para vampire terus menyerang manusia menggunakan pesawat yang mereka bawa, bahkan ada yang berhasil menembus bentengnya.
"Sepertinya ini lebih para dari yang aku duga." Komentarku menatap sekeliling masih terus berlari, sampai kami melihat ada beberapa pesawat para vampire mengarah kearah kami. Kirito langsung menggendongku dan melompat kebawah begitu juga yang lainnya saat salah satu pesawat menembakan peluruhnya.
"Sial, apa ini benar-benar perang besar?." Tanya Kimizuki.
"Memang, para vampire wilayah Kansai sedang merencanakan untuk menghancurkan JIDA." Jawabku begitu Kirito sudah menurunkanku dan melindungiku dibelakangnya.
"Ah itu mirip seperti senjata iblis hitam milikku." Komentar Yoichi saat melihat beberapa pemanah menembak jatuh pesawat tadi.
"Oh itu versi rendahnya." Jawab Shinoa.
"Itu senjata yang dikembangkan dan memang mirip seperti senjata iblis hitam." Jelas Mitsuba.
"Oi." Tiba-tiba saja ada salah satu pesawat para vampire yang mengarahkan tembakannya kearah kami.
"Lewat sini." Perintahku dan segera saja kami pergi dari tempat itu masuk kesebuah lorong tak jauh dari kami. Saat tembakan sudah berhenti, pesawat itupun menurunkan beberapa pasukan vampire dari dalamnya.
"Semuanya bersiap untuk bertarung." Perintah salah seorang pemimpin pasukan pada bawahannya.
"Kita juga harus ikut." Ucapku keluar dari tempat persembunyian kami diikuti oleh yang lainnya.
Pada akhirnya ternjadi penyerangan antara manusia dan para vampire, aku sendiripun juga tak lupun dari penyerangan itu.
"Ciel." Ucapku mengayunkan pedangku pada 5 vampire yang megerubungiku saat ini dan dengan sekali ayunan aku menciptakan angin lumayan besar hingga membuat kelima vampire itu terbelah menjadi dua sebelum akhirnya menghilang dari hadapanku.
Tak sampai disitu saja, beberapa pesawat juga datang ikut menyerang kami membuatku hanya bisa berdecih lalu mengayunkan pedangku kearah pesawat itu hingga terbela menjadi dua dan meledak. Kami terus bertarung sampai semua vampire itu mati tanpa tersisah sedikitpun.
"Letkol Rexanne, arigato karena sudah membantu kami." Ucap seorang pria berkacamata mendekat kearahku bersama beberapa orang dibelakangnya.
"Iie, kebetulan saja kami berada disini." Jawabku memasukan pedangku kesarung pedang dan menatap kearah pria itu.
"Siapa namamu?."
"Saya Kopral Nagai dari regu ketiga pasukan Shinjuku, aku tidak menyangkah akan bertemu Letkol Rexanne disini, tapi sedang apa anda disini?."
"Kami ingin pergi ke Shinjuku di barisan depan."
"Kami?."
"Ya aku dan kelompok bimbinganku, mereka dari Demon Moon Army." Jawabku begitu Yuu dkk mendekat kearah kami.
"Demon Moon Army ya, sepertinya dewi fortuna masih berpihak pada kami, kalian segera siapkan kendaraan." Perintah Nagai pada dua orang anak buahnya yang berdiri dibelakangnya dan dijawab "hai" oleh mereka.
"Ano Nagai-san, bisa kamu ceritakan apa yang sebenarnya terjadi?." Tanyaku begitu kami sedang berjalan menuju camp para pasukan.
"Para vampire baru saja menerobos dinding pelindung bagian barat, beberapa pasukan sedang menahan mereka disana tapi itu tak akan bertahan lama."
"Aku tidak menyangkah ini lebih burung dari dugaanku."
"Ya, ini seperti mimpi buruk, saya ingin anda bergegas menuju ke bagian barat dan bergabung dengan pasukan pembasmi vampire yang ada disana."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Phantomhive (ONS Crossover)
FanfictionRexanne Phantomhive harus kehilangan keluarga serta orang-orang yang dicintainya akibat insiden menyebarnya virus yang membunuh manusia diatas usia 13th. Dia akhirnya dibawah ke Sanguinem kota para vampire dengan memakai nama 'Rexanne' tanpa nama ke...