"Anda masih hidupkan?."
'Eh kamu datang lagi?, sebenarnya siapa kamu?'
"Anda akan tau nanti, mulai sekarang aku yang akan menjagamu ne ojouchan."
"U-ukh." Aku membuka mataku perlahan begitu aku merasakan cahaya menerpa wajahku.
"Ohayo gozaimasu ojouchan, syukurlah anda sudah bangun." Ucap seseorang sambil membuka gordennya, eh suara ini sama seperti suara yang selalu membimbingku. Segera kutolehkan kepalaku kearah jendela dan menemukan seorang pemuda bersurai hitam dengan iris merah tersenyum padaku.
"Ka-kamu siapa?, dan aku ada dimana?." Tanyaku menatap sekeliling karena sepertinya aku berada dikamar dan rasa-rasanya kamar ini tidak asing.
"Aku adalah demon yang diutus orang tua anda untuk melindungi ojouchan, dan ini ada dirumah ojouchan." Jawabnya masih dengan senyuman yang menghiasi wajahnya, eh apa yang dia katakan tadi?.
"Co-hah?, a-aku tidak mengerti sama sekali."
"Seperti yang aku katakan, sesaat sebelum orang tua anda meninggal, ayah anda membuat kontrak denganku untuk membantu ojouchan dari jauh juga melindungi ojouchan, tapi saat nyawa ojouchan sudah dalam bahaya aku boleh membawa ojouchan kembali kerumah ini." Jelas pemuda itu menyerahkan secangkir teh padaku.
"Souka, kamu beneran demon ya?, soalnya sudah lama sekali aku tidak mendengar atau melihat demon." Karena terakhir kali aku melihatnya saat aku berumur 3th.
Oh ya catatan, keluargaku ini sudah berhubungan dengan demon semenjak kakek moyangku dulu membuat kontrak dengan salah satu demon bernama Sebastian Michaelish, dia sudah mengabdi pada keluargaku semenjak ratusan tahun hingga saat umurku 3th beliau meninggal akibat penyerangan mendadak dari para angel yang ingin membunuh keluargaku, sejak saat itu aku tidak pernah mendengar lagi yang namanya demon, walau aku merindukan Sebastian-san.
"Hai, aku keturunan Sebastian Michaelish." Jawabnya membuatku langsung tersedak teh yang baru saja aku minum.
"Heee?, tapi kenapa dia tidak pernah mengatakannya?."
"Mungkin karena ojouchan tidak bertanya."
"Benar juga sih." Aku meletakan teh itu dimeja sampingku lalu menekuk lututku dan menutupi wajahku.
"Sekarang apa yang harus aku lakukan?, aku sama sekali tidak mengerti apa yang terjadi, keluarga baruku...mereka sudah..." Gumamku dengan air mata yang mengalir diwajahku.
"Anda harus segera bangkit ojouchan, ini semua sudah takdir dan tidak bisa dirubah." Ucap pemuda itu sembari mengelus suraiku, diapun lantas menyerahkan sebuah cincin bertahtahkan permata berwarna biru padaku.
"Eh i-ini kan?."
"Karena anda adalah keturunan satu-satunya dari Phantomhive, aku rasa ini jadi milik anda." Jelasnya begitu aku mengambil cincin itu dari tangannya, cincin itu adalah cincin keluarga yang turun temurun diwariskan oleh nenek moyangku, ada yang mengatakan kalau cincin ini terkutuk.
"Kamu benar, aku tidak tidak boleh menangis, otou-sama mengajariku untuk tidak menunjukan kelemahan pada siapapun, seharusnya aku sudah menduga kalau ini akan terjadi." Ucapku sambil menghapus air mataku.
"Iie anda bisa menunjukan kelemahan anda padaku ojouchan, daijoubu desune aku tidak akan pernah meninggalkan anda seperti teman-teman anda." Ucap pemuda itu kali ini sambil memelukku, akh sial aku jadi tidak tahan untuk tidak menangis mengingat apa saja yang sudah aku alami di Sanguinem kota para vampire itu. Tapi sepertinya dia tidak keberatan dan terus memelukku tanpa berniat melepasakannya.
"Ne katakan, apa kamu mau membuat kontrak denganku?."
"Apa anda yakin?, aku tetap bisa melayani anda tanpa kon-."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Phantomhive (ONS Crossover)
Fiksi PenggemarRexanne Phantomhive harus kehilangan keluarga serta orang-orang yang dicintainya akibat insiden menyebarnya virus yang membunuh manusia diatas usia 13th. Dia akhirnya dibawah ke Sanguinem kota para vampire dengan memakai nama 'Rexanne' tanpa nama ke...