*Rexanne Pov*
Kami pergi ke Shinjuku menggunakan mobil yang ditemukan oleh Kirito, dengan sedikit trik walau tanpa kunci mobil itu dapat dinyalakan, berterima kasihlah pada Kimizuki. Awalnya sih Shinoa menawarkan untuk menjadi driver tapi tidak jadi karena tubuhnya terlalu pendek dan tak dapat melihat kedepan dengan jelas (yang jadi bahan tertawaan dari Yuu juga Kimizuki, alhasil mereka mendapat bogem penuh dendam dari Shinoa), pada akhirnya Kiritolah yang mengemudi sementara aku duduk di kursi penumpang bagian depan bersama Yuu dan sisanya berada dibelakang.
Sepanjang perjalanan kami mendengar suara cukup keras dari arah Shinjuku, huh sepertinya perangnya sudah dimulai.
"Apa itu?, monster pengendara kuda lagi?."
"Apa kita habisi saja?."
"Iie, tidak akan ada habisnya kalau kita mengurusi mereka, jika bisa menghindari mereka kita bisa langsung menuju Shinjuku." Jawab Kimizuki.
"Lagipula aku rasa suara itu berasal dari Shinjuku, sebaiknya kalian mempersiapkan diri kalian untuk bertarung." Ucapku dengan wajah serius.
"Ojouchan kita akan sampai di tembok pertahanan Shinjuku setelah belok di tikungan ini." Ucap Kirito dan betapa terkejutnya kami melihat sudah banyak sekali asap yang berada dibalik tembok.
"Korewa..."
"Ya, sepertinya sudah sangat parah."
"Ano ojouchan ada seseorang yang mendekat kearah kita."
"Seseorang." Aku langsung mempertajam pengelihatanku dan memang ada seorang pria bersurai merah hitam memakai pakaian serbah putih khas pakaian para bangsawan vampire berdiri didepan pintu masuk.
"Itu vampire bagsawan, Kirito percepat lajunya, kita akan mencoba menabrakan mobil ini padanya, kalian semua bersiap keluar dari mobil." Perintahku yang segera dituruti oleh mereka semua.
Kirito pun mempercepat laju mobilnya sementara kami semua keluar begitu mobil itu mengarah kearah vampire tadi, tapi bukannya menghindar vampire itu dengan mudah menghentikan mobilnya menggunakan satu tangan lalu melemparkannya pada kami, untungnya kami bisa menghindarinya. Langsung saja Yoichi menembakan panahnya pada vampire itu tapi kembali dapat dia tangkis menggunakan senjatanya dan langsung menyerang balik Yoichi.
"Shinoa, Mitsuba." Perintahku pada dua gadis itu yang langsung melindungi Yoichi dengan senjata mereka dan mengarahkannya ke gedung lain, dilihat dari ekspresi Shinoa aku yakin kalau serangan vampire itu cukup kuat.
"Sepertinya ini gawat, dia pemegang senjata level satu, kalian pasang posisi siaga dan jangan gegabah saat menyerang-." Ucapku terputus begitu vampire tadi sudah berada dibelakangku bersiap akan menyerangku kalau saja Yuu tidak menangkis serangannya dan membuat pedang itu terlempar dari tangannya, sementara Kirito menarikku menjauh dari vampire itu.
"Hee, sebagai manusia ternyata kamu boleh juga, siapa kamu?." Tanya sang vampire menatap kearah Yuu.
"Dia ini."
"Shinoa, Letkol Rexa." Ucap Mitsuba.
"Aku mengerti, kali ini perintahmu Shinoa karena kamu adalah ketua disini." Ucapku mengerling kearah Shinoa yang berdiri disampingku.
"Hai." Jawab Shinoa tampak memikirkan strategi apa yang akan dia pakai, kalau saja dia ini bukan vampire bangsawan mungkin aku bisa mengalahkannya, tapi melihat situasinya, ini akan sulit. Belum lagi datang dua wanita vampire lain mendekat kearah vampire bangsawan itu.
"Cih, sepertinya ini tak akan menjadi mudah." Komentarku menatap vampire itu sambil menyeringai.
"Bagaimana sekarang?, apa kita mundur saja?." Tanya Yuu mengerling kearahku juga Shinoa.
"Kalau bisa, tapi dengan musuh seperti mereka itu akan mustahil, jadi kita harus bertarung dengan kekuatan penuh sampai ke titik dimana Iblis bisa mengambil alih, tapi meskipun kita melakukannya kemungkinan..." Jawab Shinoa dengan bercak-bercak hitam mulai muncul diwajahnya.
"Akan ada yang mati, tapi memang seperti inilah medan perang, kalian pasti sudah mengerti kan." Lanjutku menggoreskan tanganku pada pedang Ciel membuat pedang itu langsung meminum darahku dan berubah warna menjadi biru menyala.
"Begitu, jadi seperti itu keadaannya, tapi tak akan kubirkan siapapun mati, demi hal itu aku mendapat kekuatan ini, benarkan Asuramaru." Ucap Yuu pada pedang miliknya membuatku hanya bisa tersenyum, kebodohannya tidak berubah.
"Ojouchan, perintahmu?." Bisik Kirito padaku.
"Sebentar Kirito, jika keadaannya semakin gawat baru aku akan meminta kekuatanmu." Jawabku sambil berbisik juga.
Sementara ketiga vampire itu nampak berbincang-bincang sebelum akhirnya salah seorang vampire wanita itu menyerahkan kembali pedang milik vampire pria lalu memasukannya kedalam sarung pedang, membuatku menaikan sebelah alisku heran padanya.
"Kubiarkan kalian hidup hari ini, tapi selanjutnya aku akan meminum darah kalian." Ucap vampire pria tadi.
"Apa maksud-." Ucapku kembali terputus karena aku merasakan seseorang mengendus tengkuk leherku dan ternyata vampire pria itu sudah berada dibelakangku sambil tersenyum.
"Wangimu sangat manis seperti gula-gula, kita akan bertemu lagi nanti ne hewan ternakku yang manis." Ucapnya lalu pergi dari hadapan kami bersama teman-temannya tadi. Shinoa lantas jatuh terduduk dilantai sementara yang lainnya menghela nafas lega kecuali Yuu yang sepertinya memasang wajah kesal.
"Syu-syukurlah kita selamat."
"Orang itu jangan bercanda...bertingkah sombong dan mempermainkan kita." Maki Yuu masih dengan wajah kesal.
"Tidak perlu merasa kesal, kita harus segera pergi sebelum mereka berubah pikiran, kita akan bergabung dengan pasukan di Shinjuku." Ucap Mitsuba, sementara Kirito langsung mendekat kearahku yang saat ini sedang memasukan pedang kesarung pedangku.
"Daijoubu ojouchan?."
"Hai daijoubu desu."
"Sial apa-apaan ini, meskipun kita mempunyai senjata iblis perbedaan kekuatan kita dengan mereka masih terpaut jauh?." Komentar Yuu.
"Memiliki senjata iblis hitam saja tak akan cukup untuk melawan para vampire bangsawan seperti mereka, kamu juga butuh skill dan mempelajari beberapa sihir kutukan." Jawab Shinoa.
"Kalau begitu cepat ajari aku."
"Tapi kalau cuma kamu yang bisa bertarung dengan vampire apa untungnya?, saat kamu sedang bertarung aku akan terbunuh, Mitchan dan Yoichi-san pun juga akan terbunuh, karena itulah dibutuhkan kerja sama, kita mendapatkan pelajaran yang bagus hari ini, kita masih beruntung karena tidak ada yang mati, saat Yuu-san mengatakan mundur itu membuatku senang."
"Benar apa yang dikatakan Shinoa, jadi jangan menyesal hanya karena kamu tak bisa membunuhnya." Ucapku mendekat kearah Yuu lalu mengacak-acak surainya.
"Cotto Rexa."
"Dan juga arigato, karena sudah meyelamatkanku." Lanjutku sambil tersenyum lembut padanya.
"Apa yang kamu katakan?, kamu itu keluargaku jadi sudah sepantasnya aku menolongmu." Jawab Yuu kali ini gantian dia yang menepuk-nepuk kepalaku sambil mengalihkan wajahnya yang memerah. Sampai aku kembali mendengar suara ledakan keras dari balik tembok Shinjuku.
"Entah kenapa aku ingin kembali ke Shibuya."
"Aku juga, tapi kita tak bisa melakukannya, jika Shinjuku diambil alih selanjutnya adalah Shibuya."
"Di Shibuya juga ada adikmu kan Kimizuki."
"Kalau begitu ayo, kita akan melindungi Shinjuku."
"Ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Phantomhive (ONS Crossover)
FanficRexanne Phantomhive harus kehilangan keluarga serta orang-orang yang dicintainya akibat insiden menyebarnya virus yang membunuh manusia diatas usia 13th. Dia akhirnya dibawah ke Sanguinem kota para vampire dengan memakai nama 'Rexanne' tanpa nama ke...