*Normal Pov*
"Apa maksud-oi Rexa oi." Panggil Guren menatap khawatir pada Rexa yang sudah pingsan dalam gendongan Kirito.
"Sepertinya ojouchan kelelahan, aku akan membawanya pulang sekarang, tolong urus sisanya ya Ichinose-san, ah dan satu lagi jika anda ingin menjenguknya, anda bisa datang kerumahnya." Ucap Kirito yang langsung pergi dari hadapan Kureto maupun Guren menghiraukan panggilan dari mereka berdua.
Kiritopun lantas menelpon Ayame dan Kaneki yang memang ikut dalam perang ini dan saat ini berada diatas gedung bersama dengan Shinya.
"Ayamechan kita pergi sekarang." Ucap Kaneki mengerling kearah Ayame yang seketikah berdiri dari posisi duduknya.
"Hee kalian sudah mau pergi?." Tanya Shinya.
"Iya, Kirito-san sudah berhasil menyelamatkan ojouchan, jadi kami harus pergi."
"Senang bisa bekerja sama denganmu Mayjen Shinya, aku harap aku bisa bekerja sama lagi denganmu." Ucap Ayame membungkukkan tubuhnya pada Shinya.
"Tentu, aku juga berharap bisa bekerja sama dengan kalian berdua lagi, oh ya titip salamku pada Rexachan ya."
"Baik." Jawab Kaneki kemudian mereka berduapun pergi dari hadapan Shinya.
Sementara Ayato dan Touka yang baru saja dihubungi oleh Kirito segera pergi kemobil dengan mengikuti wangi darah milik Rexa, dan sesampainya disana, mereka berdua terkejut mendapati Kaneki sedang berdiri disamping Ayame begitu juga dengan Kaneki.
"Co-Kaneki sedang apa kamu disini?." Tanya Touka melepas topeng kelinci miliknya begitu juga dengan Ayato.
"Toukachan dan Ayato sendiri, sedang apa disini?."
"Ojouchan itu meminta kami untuk menjadi pelayannya." Jawab Ayato.
"Eh benarkah Kirito-san?." Tanya Kaneki mengerling kearah Kirito yang sedang mendudukan Rexa dikursi penumpang bagian belakang.
"Ya begitulah, sebaiknya kita bicarakan nanti saja, Kaneki bisa kamu membawa kita kerumah sakit tempat dokter Saki bekerja dengan cepat, ojouchan butuh perawatan segera, Ayame, Touka kalian duduk disamping ojouchan, Ayato duduk di samping Touka, aku akan duduk didepan." Perintah Kirito dan segera saja mereka pergi dari tempat itu dengan kecepatan tinggi.
.
"Ojou-sama berhasil melewati masa kritisnya, dia sudah tidak apa-apa sekarang." Ucap seorang wanita bersurai merah panjang bergelombang dengan poni menutupi mata kanannya juga pakaian dokter yang agak ketat. Sementara mereka yang mendengarnya hanya bisa menghela nafas lega.
"Arigato Saki sensei, kalau tidak ada anda aku tak tau lagi harus bagaimana."
"Tidak kamu tidak perlu berterima kasih Kirito, ini sudah menjadi tugasku sebagai dokter keluarga Phantomhive." Jawab Saki tersenyum kearah Kirito yang dibalas senyuman olehnya.
"Lalu apa kalian akan membiarkannya disini atau mau dibawah kerumah saja?."
"Sepertinya kami akan membawanya pulang, soalnya ojouchan tak terlalu suka berlama-lama dirumah sakit."
"Aku mengerti, nanti kalau ada apa-apa telpon aku ya."
Akhirnya mereka pergi dari rumah sakit menggunakan ambulans karena Rexa masih tidur dan belum sadar sepenuhnya. Sesampainya disana, Rexa segera dibaringkan di kasur ukuran King Size miliknya sementara Touka dan Ayato diantar kekamar mereka oleh Kaneki juga Ayame.
Kirito sendiri hanya bisa menghela nafas dan duduk diranjang Rexa lalu mengelus surai biru Rexa yang tergerai panjang dan begitu lembut saat disentuh. Dia tidak menyangkah kalau Rexa akan berbuat sejauh ini hanya untuk manusia, tidak dia seharusnya sudah menduga kalau rencana yang Rexa susun semalam akan berbuah seperti ini, tapi setidaknya mereka berhasil mempertahankan daerah Shinjuku dari ancaman para vampire.
"Kamu benar-benar nekat ne ojouchan, tapi itulah yang membuatku tertarik denganmu." Ucap Kirito sambil mencium bibir Rexa.
.
.
.End Of Book 1
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Phantomhive (ONS Crossover)
FanfictionRexanne Phantomhive harus kehilangan keluarga serta orang-orang yang dicintainya akibat insiden menyebarnya virus yang membunuh manusia diatas usia 13th. Dia akhirnya dibawah ke Sanguinem kota para vampire dengan memakai nama 'Rexanne' tanpa nama ke...