Aku kembali duduk di kursi yang sama, ditengah remang kamar tidurku dan menghadap pintu ganda dari kaca menuju balkon. Tirainya ku singkap dan pintu itu aku buka lebar-lebar. Cahaya bulan purnama yang keperakan menembus masuk bersama desahan dingin angin yang menerbangkan sehelai demi sehelai harapanku. Ku hirup nafasku dalam-dalam dan ku hembuskan cepat.
Pipiku tiba-tiba basah. Wajahku memanas dan tanganku terkepal dipangkuanku. Spontan kugigit bibirku seiring dadaku yang semakin sesak. Tak sanggup menopang tubuhku, aku jatuh berlutut sambil mencengkeram dadaku yang terasa sakit entah kenapa. Aku terisak di keheningan kamar, berbalut rindu dan keputusasaan.
Ini air mata untuk siapa? Yang jatuh dan mengalir di pipiku.
Kulihat jawabnya ada pada arah datangnya sinar bulan purnama sehingga tanganku tanpa sadar terulur, memohon padanya untuk mendekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blood Vows
FanfictionA Jeongcheol Fanfic "Janjiku terikat dalam darah. Darahmu yang mengalir dalam uratku.Aku tidak pernah menjadi parasit pada inang yang sama untuk waktu yang lama seperti denganmu. Aku tidak pernah kecanduan siapapun selain dirimu. Aku tidak pernah me...