Satu dua hari berlalu seperti biasa sejak pertemuanku dengan Seungcheol. Kabar tertangkapnya Seungcheol hari itu tak sempat masuk media massa. Begitu pula ketika dia lepas dan kabur entah kemana, padahal biasanya seujung kuku pun jenis mereka tertangkap basah, media akan gonjang-ganjing meributkannya.
Joshua marah besar ketika tahu Seungcheol sudah tidak berada di kamar Seokmin sorenya sepulang mereka bekerja. Dia tidak banyak bicara apalagi mengomel, hanya sibuk memeriksa seisi apartemennya dengan rahang mengeras setelah Seokmin menanyakan padaku apa yang terjadi. Sempat terpikir olehku, Joshua benar-benar mengkhawatirkanku. Dadaku bergejolak membayangkan Joshua memelukku dan mengatakan aku akan baik-baik saja. Tentu saja itu hanya bagian dari kebodohanku. Mana mau Joshua memelukku yang sudah berlumur dosa. Bukan aku yang ada di pikirannya saat ini. Tapi Seungcheol yang sekarang bebas berkeliaran.
Dan di hari yang sama ketika Seungcheol mengikat janji denganku, aku diijinkan pulang oleh Seokmin. Apartemen mereka sudah tidak aman lagi karena bisa diserang teman-teman Seungcheol kapan saja dan mereka harus patroli malam karena kejadian yang menimpaku itu. Aku melewati Joshua yang mematung di depan kamar dengan senyum kecil yang terlindung rambutku. Dia sempat menahan dan menyuruhku untuk mengatur jadwal pemotretan hanya di siang hari dan sebisa mungkin sudah pulang saat senja, yang tentunya tidak perlu aku pedulikan.
Joshua tidak pernah bilang kalau dia dan Seokmin punya 'pekerjaan sampingan'. Tak kusangka mereka salah satu dari kumpulan orang kurang kerjaan yang menembaki makhluk seperti Seungcheol di malam hari. Selain rantai dan bilah kayu yang dipakai untuk mengekang Seungcheol kemarin, juga sebuah pistol yang terselip di bantal Seokmin, tidak ada lagi senjata khusus di apartemen mereka. Pekerjaan mereka yang satu ini sangat berbahaya bagi Seungcheol dan jenisnya.
Tidak seperti yang diceritakan orang-orang dulu, Seungcheol bukan makhluk immortal. Mereka juga tidak diberkahi kekuatan super ataupun lemah terhadap bawang putih dan sinar matahari. Meski siklus hidupnya sangat lambat, mereka juga akan mati ketika menua. Kemampuan mereka beregenerasi juga akan melambat seiring umur mereka bertambah. Tapi belum ada penjelasan tentang mengapa rasa sakit dari gigitan Seungcheol akan hilang setelah beberapa saat. Hal itu karena mereka langsung dieksekusi ketika tertangkap.
Dan juga mengapa keindahan fisik mereka begitu tidak manusiawi.
Aku putuskan untuk berhenti membaca artikel tentang mereka. Salahku memilih mempelajari makhluk sejenis Seungcheol di tempat yang pengap oleh alkohol dan asap rokok. Hentak musik dan segelas minuman keras di tangan membuatku sulit untuk fokus dengan deretan kalimat di layar telepon genggamku. Ada tangan yang sedari tadi meraba punggungku. Kumatikan layar telepon genggamku dan mendesaknya ke dalam kantong celanaku yang sesak. Dengan malas ku tolehkan kepalaku yang sedikit pusing ke lelaki yang tengah duduk di sampingku.
"Hey," sapanya sambil tersenyum dengan mata setengah terbuka. Laki-laki itu mengangkat gelas dan meminum alkohol di dalamnya dengan gerakan lambat sebelum bertanya, "Sendiri saja?"
Aku hanya mengangkat bahu, kepalaku terlalu sakit untuk memikirkan sebuah kalimat. Laki-laki yang tidak aku kenal itu kemudian tersenyum sambil mengulurkan tangannya padaku, "Minhyuk."
"Jeonghan," ku sambut tangannya dan membalas senyumnya. Satu lagi orang yang mencoba 'berkenalan' denganku malam ini. Wajah lelaki bernama Minhyuk itu mengabur di mataku tapi dapat kurasakan tubuhnya mendekat.
Aroma alkohol yang kuat dari sepasang bibirnya menusuk indera penciumanku. Bukan masalah, aku pun sama saja. Di antara gemerlap lampu, Minhyuk menangkup wajahku dan memejamkan mata. Di antara dentam musik yang menghentak lantai dansa di depan kami, Minhyuk dengan lancang mencuri ciuman dariku. Bau keringat yang bercampur alkohol di udara tidak membuatku menjauh dari tangan Minhyuk. Di tengah lautan manusia yang menggeliat liar dan tak lagi seirama dengan dentam musik, lelaki bernama Minhyuk itu membuka kancing kemejaku satu persatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blood Vows
FanfictionA Jeongcheol Fanfic "Janjiku terikat dalam darah. Darahmu yang mengalir dalam uratku.Aku tidak pernah menjadi parasit pada inang yang sama untuk waktu yang lama seperti denganmu. Aku tidak pernah kecanduan siapapun selain dirimu. Aku tidak pernah me...