Saat kulihat laut, aku teringat dirimu.
Bagaimana ia bisa begitu tenang, penuh kendali.
Bagaimana warna kebiruannya terlihat begitu mempesona, terlebih ketika mentari bersinar terang.
Bagaimana ia memiliki segudang kekayaan di balik semua misteri di permukaannya.
Tapi sama sepertimu ... Laut pun perasa.
Dengan ganas dapat menyerang apapun di tepian. Tidak memilih, juga tidak peduli.
Dengan penuh kelembutan akan menggetarkan hati tiap orang yang merasakan semilir angin sejuknya.
Dengan penuh kehati-hatian mengantarkan kapal-kapal berlabuh tanpa kekurangan ...
Dan pada akhirnya batinku berharap.
Ingin rasanya menjadi mentari yang senantiasa menonjolkan pesona sang biru.
Ingin rasanya menjadi angin sejuk yang selalu hadir kapanpun.
Ingin rasanya menjadi karang, yang rela berkorban untuk terkikis supaya dapat meredam amarah laut.
Dan dari semuanya, aku ingin menjadi bumi. Yang dapat memilikimu. Seutuhnya.
CA 13/02/16
pic creds to arielxarg

KAMU SEDANG MEMBACA
1001 Kata Untuknya
PoesiaSebuah kesedihan dan rasa sakit yang dipersembahkan bukan untuk seseorang, melainkan sebagai penanda untuk diri sendiri bahwa rasa sakit itu ternyata bisa diubah menjadi sebuah karya. Jangan berharap banyak. Ini hanyalah ungkapan sederhana yang dipe...