Entah ulah apa lagi yang dilakukan oleh putraku hingga salah satu relasiku protes kepadaku tentang kelakuan Baby Joe yang mematahkan hati putrinya hingga sang putri mengurung diri berhari-hari.
Aku heran sedahsyat apa pesona putraku hingga mampu mematahkan hati banyak wanita? Yah meskipun harus kuakui campuran antara genku dan gen ibu Baby Joe memang tidak diragukan lagi hasilnya. Baby Joe dan Airi lah hasilnya.
"Ana, suruh Joshua menemuiku disini" peritahku dari intercom yang terpasang dimeja kerjaku.
"baik pak"
Hampir lima menit menunggu kedatangannya, akhirnya batang hidung Joe nampak juga dimataku, dengan tampilan yang -sangat- berantakan. Entah apa saja yang dilakukan putraku diruang kerjanya, atau tiba-tiba ada orang tawuran di ruangannya? Mataku memicing memperhatikan penampilan Baby Joe dan taulah aku alasan mengapa dia tampak berantakan. Di kerahnya terdapat bekas lipstik tapi hanya setengah bentuk bibir, mungkin si wanita hendak mencium leher Baby Joe.
Dia dengan santainya duduk dihadapanku dengan wajah datar dan hampir bisa dikatakan mengejek seperti minta ditonjok. Kadang aku geram sendiri dengan ekspresi yang selalu terpampang nyata diwajah putraku.
"kenapa yah?" tanya nya to the point.
"wanita mana lagi yang menjadi koleksi kamu? Tadi ada relasi ayah yang mengadu putrinya mengurung diri berhari-hari gara-gara kamu. Ayolah Baby Joe, buatlah kesan yang baik terhadap relasi-relasi kita" nasehatku yang di tanggapi dengan wajah malasnya.
"ayolah ayah, jangan manggil aku Baby Joe lagi. Bahkan Airi jauh lebih muda dari aku, kenapa enggak Airi aja yang dipanggil Baby. Baby Airi gitu kenapa harus aku yang dipanggil Baby? Nurunin pasar aku aja" protes Baby Joe
"dari kamu kecil, ayah dan mama udah manggil kamu Baby Joe, dan itu bukan masalah buat kamu. Dan ayah nanya wanita mana lagi yang menjadi koleksi kamu? Berhentilah bermain-main Baby Joe"
"terserah ayah aja"
"BRAAAK" pintu ruanganku dihempasnya dengan sekuat tenaga. Baby Joe ku selalu seperti itu
--------
Ku langkahkan kakiku melewati gerbang sekolah Airi mencari keberadaan putri manisku diantara anak-anak yang berlarian berebut untuk pulang.
"cari neng Airi ya pak?" tanya pak Parman yang tiba-tiba sudah ada dibelakangku membuatku terpaksa menolehkan kepalaku
"iya pak, Airi belum pulang ya?" tanyaku langsung mendapat tatapan heran dari pak Parman
"Airi tadi sudah di jemput sama istri bapak, istri bapak muda banget ya pak, cantik lagi. Tadi aja pengen saya jadiin istri ketiga saya kalau dia bukan istri bapak" oke, terlalu banyak omong si satpam ini. Dan istriku? Siapa istriku? Apa jangan-jangan istriku bangkit dari alam kubur dan menjemput Airi untuk ikut bersamanya? Astagaaaa pemikiran macam apa itu Adrian.
"ayah Aili telpon, angkat" dering telponku-rekaman suara Airi saat ia berumur 2 setengah tahun- menghentikan khayalan gilaku. Tanpa melihat id caller pun aku tau siapa yang menelponku
"iya Airi sayang, kamu dimana? Sama siapa? Orang jahat ya?" tanyaku yang selalu parno jika Airi jauh dari jangkauanku
Terdengar suara cekikikan Airi diujung sana. Oh astaga, putri kecilku sedang mentertawakan ayahnya yang sangat mengkhawatirkan keadaanya.
"Airi gak pa-pa ayah, Airi pulang sama bunda kerumah bunda. Tadi bunda jemput Erythra, dan bunda bilang dia juga kangen sama Airi, jadi Airi ikut bunda pulang kerumah bunda, gak pa-pa kan ayah sayang?" putriku sangat pandai merayu sekarang, semoga itu bukan menular dari Baby Joe ku.
"ya sudah, nanti Airi kirim alamat bundanya ya, biar ayah jemput" kumatikan sambungan telponku setelah mendengar kata OK dari Airi-ku.
Ku jalankan mobilku kembali menuju kantor, ada baiknya aku makan siang dikantor saja. Makan dengan ditemani kedamaian itu terdengar baik. Namun angan tinggallah angan saat aku memasuki ruang kerjaku, mama sudah menanti dengan seorang wanita yang mungkin usianya sedikit lebih muda dariku, sedikit saja.
"Adriaaan" mamaku masih saja heboh dalam hal menyapaku.
"mama ada apa kesini?" tanyaku to the poin. jika aku tidak salah terka, mama pasti ingin mengenalkan wanita yang saat ini duduk disofaku.
"mama mau kenalin kamu sama anak temen arisan mama, namanya Rema. Dia itu sangat suka anak-anak, jadi mama fikir dia sangat cocok untuk jadi pendamping kamu dan jadi mamanya Airi, ngomong-ngomong soal Airi, dimana cucu mama yang manis itu? kata Ana kamu menjemput Airi" nah, benarkan mama ingin mengenalkan wanita itu padaku. Selalu seperti itu, setiap mama sudah membuka mulutnya pasti akan banyak kumpulan kata yang keluar dari mulutnya.
"Airi sudah dijemput duluan" jawabku singkat
"sama siapa? Kok kamu berani-beraninya sih mempercayai Airi sama orang lain? Terus kenapa kamu jemput Airi lagi kalo udah nyuruh orang jemput Airi? Apa jangan-jangan kamu gak nyuruh orang buat jemput Airi? Airi diculik? Sama siapa? Kok kamu gak cemas?" astaga mama, pemikiran macam apa itu? Kutunjukkan wajah malasku menanggapi ucapan mama.
"Airi dijemput sama bundanya, jadi mama gak usah khawatir"
"bundanya? Bundanya Airi? Astaga astaga astaga Airi dijemput sama pacar kamu? Kok kamu enggak ngenalin ke mama? Kapan kalian akan menikah, akhirnya mama punya menantu lagi" dan akhirnya wanita yang bernama Remapun terabaikan oleh mama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sexy Daddy
Humor"anaknya menghianatiku, menduakanku. Ayahnya menikahiku"- Sashi Azalea "dia, wanita kedua yang mampu membuat jantungku berdetak hebat. Meskipun usianya dibawah putra sulungku, namun kedewasaan dan ketulusannya terlihat jelas dari sikap dan pandangan...