Extra Part _ Airi ingin menikah

53.3K 2.2K 91
                                    

aku memperhatikan keluargaku yang sedang asik bermain di kebun mawarku.

ada mas Adrian yang menggelitiki Airi, Joe yang menimang Farel, Airi yang meminta aku menghentikan Ayahnya dan Farel yang tertawa melihat wajah tampan Joe yang sedang diusahakan untuk menjadi jelek.

"bunda tolong Ai hahaha" Airi berusaha menggapai-gapai diriku

"pokoknya ayah enggak akan lepasin kamu" mas Adrian masih terus menggelitiki Airi sambil sesekali mencium Airi.

"gugu gaga guga" Farel yang mencoba berbicara dengan kak Joenya menggunakan bahasa planet.

"guga gugaga guga" Joe dengan gilanya juga berusaha berbicara dengan Farel. lalu keduanya akan terkekeh seolah saling mengerti.

"ayo makan dulu" aku sudah selesai menata makanan di atas kain yang menjadi alas kami.

Airi yang sudah dilepas ayahnya langsung meminum air putih satu gelas hingga tandas.

"jangan kebanyakan minum sayang, nanti enggak bisa makan loh nak" kataku mengingatkannya.

"capek bunda, haus" kulihat tubuhnya memang berkeringat. aku memandang tajam mas Adrian yang hanya direspon dengan kekehan tanpa ekspresi bersalah.

"sini Farelnya sama bunda aja, kamu makan yang bener Joe" aku mengambil alih Farel dari tangan Joe.

"iya bunda" Joe melahap roti isi yang tadi aku buat saat dirumah.

anak-anakku dan suamiku selalu menyukai apapun yang aku masak. itulah yang selalu membuatku bersemangat untuk memasak.

aku memangku bayi gempalku dan menyuapinya bubur bayi instan rasa susu vanila kesukaan Farel.

"kamu enggak makan sayang?" tanya mas Adrian dengan mulut penuh.

"telen dulu mas, nanti aku makan, kalo Farel udah kenyang ya nak ya" kataku sambil mengajak Farel berbicara.

"ya udah, biar aku yang suapin kamu" mas Adrian mengambil setangkup lagi roti dan menyuapkan kepadaku yang dengan senang hati aku lahap.
-------
"bun yah, aku mau minta doa restu" ucap Joe mengalihkan perhatianku dan Mas Adrian dari televisi yang dari tadi menyiarkan acara mencari bakat.

"doa restu buat apa?" tanyaku.

"malem ini Joe mau lamar Iren" jawab Joe dengan ekspresi serius.

"emang Iren mau sama kamu?" tanya ayahnya dengan nada mengejek.

"ih mas apaan sih? mas kok gitu? anak mas udah mau tobat itu, burungnya udah minta pensiun kok enggak disukung sih?" gemas sendiri aku melihat mas Adrian yang seolah tidak mendukung hubungan Joe dan Iren. bahkan aku masih ingat ketika dia mengacaukan usahaku untuk mendekatkan putraku dengan jodohnya saat aku hamil Farel.

"Baby Joe, ayah bukannya enggak mendukung kamu, cuma ayah enggak mau pernikahan kalian hanya seumur jagung karena Iren merasa terpaksa"

"ih mas kok gitu, anak sendiri kok disumpahin sih? lagian emang mas tau, jagung itu umurnya berapa lama?" aku memandang mas Adrian sengit.

"pokoknya kalo mas enggak ngasih restu buat Joe, mas puasa setahun" aku meraih Farel kedalam gendonganku dan berjalan kekamar meninggalkan mereka.

"sayang. .sayang kok gitu? mas itu cuma mau yang terbaik aja, sayang, jangan puasa dong. .Farel pasti kesepian kalau enggak punya adek" mas Adrian masih saja berkoar-koar sambil mengejarku.

"yah bun, ini jadi ngasih restu enggak sih? kok akunya ditinggalin sih, yah bun" sayup-sayup kudengar protesan Joe. tenang Joe, bunda akan perjuangkan kamu.
-------
Farel baru saja terlelap setelah seharian rewel habis imunisasi pagi tadi. untung saja ada mama mertua yang membantuku menenangkan Farel, hingga aku tak terlalu repot.

aku menemani mama nonton acara gosip kesukaannya ditemani lidah kucing kiriman kak Ayla.

"dia ini ya Shi, ngetopnya cuma karna sering gonta ganti cowok doang" kata mama mengomentari gosip tentang penyanyi dan pengusaha ternama.

"ih masak sih ma? dia kan penyanyi" responku.

"ih, suara kayak kaleng rombeng itu kamu bilang penyanyi? bagusan juga suara mama, nih kamu denger ya. . PEMERAN UTAMA HATI, PEMICU DETAK JANTUNG INI, BARU KINI KUSADARI, SETELAH BERLAYAR PERGI. .ITU KAMUUUUU" mama bernyanyi dengan suara lantang dan penuh penghayatan. aku baru tau kalau ibu ibu juga ternyata bisa suka sama lagu Raisa.

"bagusan suara mama kan?" tanya mama setelah dia bisa kembali bernafas dengan normal. aku hanya nyengir dan mengangguk sertah berharap harap cemas agar Farel tak terbangun mendengar suara neneknya.

mama pulang ketika hari menjelang sore, sebenarnya aku ingin mama menginap saja disini, tapi mama menolak dengan alasan bahwa Maria kucing kesayangannya akan kesepian jika mama menginap. baiklah, mama lebih memilih tidur bersama Maria daripada Airi dan Farel.

"tadi mama kesini" kataku pada mas Adrian saat kami sedang menikmati makan malam, hanya ada aku, Mas Adrian dan Airi. Joe malam ini menginap di apartemennya.

"terus, mama mana? kok enggak ikut makan?" tanya mas Adrian.

"udah pulang tadi sore, padahal aku udah minta mama buat nginep, tapi dia bilang kasian Maria kesepian" aku memperhatikan Airi yang hanya mengacak-acak makanan dipiringnya dengan tidak bersemangat.

"Airi kenapa nak? Airi demam?" tanyaku. kuraba keningnya, sama sekali tidak panas.

"enggak kok bun" jawab Airi.

"terus, kenapa lemes pricessnya bunda?" aku menghentikan makanku dan menghadap Airi. sedang mas Adrian masih asik melahap makanannya.

"Airi mau bunda suapin?" tanyaku yang dijawab dengan gelengan Airi.

"kamu kenapa nak? cerita sama bunda, ada yang jahatin kamu?" tanyaku lagi. Airi menggelengkan kepalanya.

"kak Petra pindah sekolah" aku memandang Airi bingung.

"Petra itu siapa?" tanyaku penasaran.

"kak Petra itu kakak kelas Ai bun, dia pahlawan Ai" jawab Airi dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"pahlawan? emang kak Petranya pindah kemana?" tanyaku.

"bandung" jawab Airi lesu.

"bandung kan deket Ai, nanti juga bisa ketemu lagi kok sama kak Petranya" kataku menghibur Airi. wajah Airi pun tampak lebih cerah.

"bener ya bun bisa ketemu lagi? nanti kalo ketemu lagi sama kak Petra, Airi mau langsung minta dinikahin sama kak Petra aja"

'UHUUUK UHUUUK'

Airi langsung memakan makanannya dengan lahap, tanpa memperdulikan wajah merah dan mata berair Mas Adrian karena tersedak saat mendengar perkataan Airi.

aku memberikan mas Adrian air putih dan menggosok-gosok punggungnya, membayangkan Airi akan menikah diusianya yang belum menginjak 10 tahun membuatku kehilangan selera makan.
-----TAMAT-----
nih, udah Extra partnya. .
say good bye dulu. .
udah, jangan nagih ini itu lagi.
bye. .
aku sayang kalian. .

jangan lupa baca story aku yang lain.

Sexy DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang