Jomblo ngenes

57.3K 3.3K 93
                                    

hay dersss. . .oke yang mau gebukin neng bhy silahkan. . .

pada kangen kan? aku merasa tersanjung karena dikangenin. .

kok jadi banyak omong gini ya. . .ya udah deh, di tunggu vote dan komennya. . .kali ini neng bhy minta votenya 40 ya. . .

ada yang punya ide untuk castnya Airi?

ya udahlah, met baca aja

Aku masih memperhatikan apa yang dikatakan oleh ibunya pak Adrian dengan tampang bodohku.

Berharap tidak ada yang menyadari betapa tak layaknya wajahku saat ini untuk dipandang. Yang ada diotakku saat ini adalah apa benar pak Adrian membanggakanku kepada ibunya? Kenapa juga ibunya bilang kalau aku ini calon istrinya pak Adrian? Oh, andaikan ini kenyataan. Astaga Sashi, enyahkan pikiran anehmu itu. Kalo kak Ayla tau kan bisa bahaya.

"bunda, lagi" Airi menunjuk mulutnya yang terbuka dan sudah kosong. Meminta untuk disuapi. Kusuapi dia dengan nasi dipiringku, karena nasi dipiring Airi sudah bersih tanpa sisa. Aku ngeri sendiri saat Airi mengunyah tulang-tulang ayam dipiringnya.

"kamu kok baik banget sama Airi? Kamu sayang banget ya sama dia?" tanya ibu pak Adrian

"iya bu sa. ."

"MAMA" tekan ibu pak Adrian memotong ucapanku

"iya Ma, saya sayang sama Airi. Dia anak yang manis" jawabku sambil menyuapi Airi

"bunda kenyang" Airi menolak suapan dariku. Wajar jika dia kekenyangan, nasinya habis satu piring ditambah nasiku setengah piring. Ini anak manusia apa anak monster sih? Makan kok kayak kuli bangunan.

---------

"pak, ma, saya permisi mau pulang" ucapku sesopan mungkin

"loh kok cepat gitu sih mantunya mama pulang? Adrian yang anterin kan?" tanya ibu pak Adrian dengan wajah berseri.

"enggak bu ehm ma, saya bawa mobil sendiri" aku memasukkan ponselku kedalam saku celana dan meraih kunci mobilku.

"oh gitu ya? Kapan mama bisa lamar kamu?" pertanyaan macam apa itu? Anaknya aja gak ada niatan buat deketin aku, kok malah mamanya yang ngebet banget?

"mama boleh mampir kapan aja kok ma. Kebetulan pak Adrian udah tau rumah saya" jawabku canggung. Kan gak lucu juga kalo sampai aku meladeni permbicaraan ibunya pak Adrian tentang lamaran. Bisa kegeeran sendiri ntar.

"mama apaan sih ma? Udah kasihan Sashinya mau pulang. Kamu hati-hati di jalan ya" nah bersuara juga itu om-om sexy. Astaga mikir apasih kamu Sashi

Aku bangkit dari kursiku menyalami pak Adrian dan Ibunya untuk berpamitan. Baru aku mau pamit pada Airi, tapi dia justru udah ikut bangkit dari kursinya.

"loh, anak ayah mau kemana?" tanya pak Adrian kebingungan melihat Airi

"ayah, nenek, Ai boleh ikut bunda pulang ya. .Ai janji gak akan nakal" pinta Airi dengan puppy eyesnya dan matanya itu loh yang mengerjap lucu.

"tapi kamukan belum pulang kerumah" kata pak Adrian ragu dan hasilnya, wajah Airi sudah mencebik.

"udahlah Adrian, izinin ajalah. Airi boleh ikut kok. Nenek yang izinin, nginep juga boleh" kata ibu pak Adrian dengan senyum yang berbinar

"boleh nginep yah" tanya Airi pada ayahnya

"Airi boleh ikut, tapi gak boleh nginep" kata pak Adrian dengan nada tegas.

Airi langsung jingkrak-jingkrak kesenengan sambil berteriak 'yeeey' dan jangan lupakan goyang itik ala Airi yang menarik perhatian pengunjung restoran serta mendapat tatapan tajam dari pak Adrian. Aku dan neneknya? Tersenyum dan menggelengkan kepala. Anak yang luar biasa.

--------

Kupendang sekilas gadis kecil yang tertidur pulas disamping kursi kemudi. Sepertinya dia kelelahan. Dan pastinya kekenyangan.

Kulepas sabuk pengaman pada tubuhnya dan kuangkat perlahan membawanya keluar dari mobil dan masuk kedalam rumah. Dipintu sudah berdiri kakak ipar cantikku menyambut kedatangan kami, kuberi kode bahwa Airi sedang tidur pada mulutnya yang sudah terbuka lebar hendak bersuara.

"cie yang bawa anak tirinya pulang" ledek kak Ayla dengan suara yang pelan berbisik. Huuuuuh tak apa dengan suara yang pelan dan berbisik baginya yang penting dia bisa meledekku dimanapun dan kapanpun.

Tak kuhiraukan perkataan kak Ayla dan langsung masuk kedalam rumah, Berharap bisa bebas dari ledekan kak Ayla. Tapi harapan tinggal harapan. Masuk kedalam rumah, aku justru mendapat tatapan menggoda dari ayah, mama, bang Rion dan setan kecil Ery. Bisa-bisanya anak sekecil Ery ikut-ikutan menggodaku, ini pasti ajaran sesat dari mamanya.

Kudorong pelan pintu kamarku dan membaringkan Airi ditempat tidurku. Tidur yang nyenyak ya princessnya bunda. Kututup kembali pintu kamarku perlahan agar tidur Airi tak terganggu.

"gimana perkembangan hubungan kamu sama ayahnya Airi?" tanya mama antusias

Aku hanya memutar bola mataku malas. Huuuuh kenapa sih hari-hari aku gak jauh dari topik tentang ayahnya Airi. Iya kalo ayahnya Airi juga suka sama aku, lah ini malah kayak gak tertarik sama sekali denganku. Kok kesannya kayak aku udah suka duluan ya sama ayahnya Airi? Tapi masa iya sih aku udah lupain Joe? Tapi buat apa juga nginget tentang cowok banci kayak Joe.

"matanya biasa aja kali dek, lagian pak Adrian itu udah mapan banget loh dek. Abang aja kagum banget sama cara kerja dia. Dan abang setuju kalo kamu sama dia." Ujar bang Rion membanggakan pak Adrian didepanku

"emang abang mau punya adik ipar yang jauuuuuuh lebih tua dari abang?" tanyaku mencoba menggoyahkan pemikiran abangku.

"selama kamu bahagia, abang gak masalah. Iya kan yah?" kata bang Rion meminta dukungan dari ayah. Dan yang lebih wow lagi ayahku ikut menganggukkan kepalanya.

"udahlah, pak Adriannya aja gak tertarik sama aku, jadi gak perlu dibahas lagi kali ya" kataku memandang keluargaku satu persatu

"jadi kalo pak Adrian tertarik sama kamu, kamu mau kan sama dia?" tanya kak Ayla memojokkanku.

Tanpa mau repot-repot menjawab pertanyaan kak Ayla, aku meninggalkan mereka masuk kedalam kamarku.

Samar aku mendengar tawa kak Ayla yang menggelegar. Dasar, gak sadar apa kalo dia tinggal dirumah mertuanya. Tapi sepertinya aku yang lupa bahwa kakak iparku itu otaknya kurang 1 ons karena lahir prematur.

Saat pintu kamarku terbuka, Airi sudah menyambutku dengan senyum manisnya. Kuraih dia kedalam pelukanku.

"Airi mandi dulu yuk" dia menganggukan kepala menyetujui ajakanku.

Akhirnya dengan terpaksa aku ikut mandi karena bajuku sudah basah. Tadi Airi memintaku untuk memandikannya. Dia pasti belum pernah merasakan dimandikan oleh ibunya. Hal itu membuatku berpikir dua kali untuk menolak permintaannya. Bukankah aku sudah berjanji untuk melakukan apapun demi kebahagiannya.

Aku dan Airi sudah bersih cantik dan rapi. Airi mengenakan baju Ery yang tadi aku pinjam dari kak Ayla. Ngomong-ngomong soal Ery, hari ini rumah sedikit tenang karena tadi Ery dijemput oleh mamanya kak Ayla.

Aku membawa Airi keluar kamar dan duduk didepan tv bersama ayah, mama, kak Ayla dan bang Rion. Airi menoleh takut-takut pada ayah, mungkin dia berpikir sebentar lagi ayah akan menjadikannya makan malam.

"Airi mau sama kakek?" tanya ayah dengan wajah melembut dan tangan yang direntangkan . diluar dugaanku, Airi langsung beranjak dari sisiku dan memeluk ayah. Lalu duduk diam dipangkuan ayah. Aku tersenyum memandang mereka, tapi senyumku memudar karena pandanganku terganggu oleh mama yang bergelayut mesra dilengan ayah. Dasar, mereka gak tau apa kalo aku jomblo? Mana bang Rion tiduran dipaha kak Ayla. Kalo aja aku bisa minjem kekuatan princess Elsa, udah aku bekukan mereka semua. Dan Airi yang merupakan satu-satunya harapanku untuk jadi partnerku justru memilih duduk dipangkuan ayah. Kan jadi berasa banget jomblonya. ngenes

------TBC------

ini udah panjang loh. awas kalo gak banyak juga yang vote (ngancam readers satu-satu sambil ngacungin pisau).

bantu cari cast Airi juga ya. . .please (puppy eyes).

Sexy DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang