BAGIAN 2. SAYEMBARA DI NEGERI KASI

3.7K 208 8
                                    


(Ilustrasi: Bisma melarikan ketiga putri Kasi dalam sayembara)

Peristiwa pertemuan Bisma dan Amba dimulai saat Bisma yang memimpin rombongan Hastinapura tiba di negeri Kasi untuk mengikuti sayembara memperebutkan tiga putri Kasi, yaitu Amba beserta kedua adiknya, Ambika dan Ambahini. Kedatangan rombongan Hastinapura ternyata agak terlambat karena sayembara yang belangsung di alun-alun istana telah berlangsung sejak pagi. Tetapi Bisma yang mewakili Hastinapura tidak peduli dan tidak merasa gentar sama sekali kepada Raja Kasi serta kumpulan satria-satria dari berbagai negeri yang tengah berkumpul di alun-alun istana.

Kehebohan pun tejadi saat Bisma mendobrak masuk ke tengah alun-alun dengan mengendarai kereta kencana yang luar biasa indahnya, terbuat dari logam yang bercampur emas berkilauan dan bertatahkan berlian di sebagian besar dinding-dindingnya, dengan ditarik 4 ekor kuda putih bersih yang gagah. Semua yang berada di alun-alun tercengang dan bertanya-tanya apa yang terjadi dan siapakah orang yang seolah-olah bersikap menantang ini. Beberapa tentara kerajaan pun mulai bergerak mengepung di sekeliling alun-alun dan menyiapkan persenjataan mereka.

Bisma tetap tenang dan penuh percaya diri, lalu dia turun dari kereta kuda lalu berjalan ke depan tribun kehormatan yang ditempati Raja Kasi dan ketiga putrinya beserta para petinggi kerajaan. Raja Kasi, Prabu Kasindra bisa mengenali Bisma dan juga bendera Hastinapura yang terpancang pada kereta kudanya. Raja pun berdiri dari kursinya lalu berseru kepada Bisma.

"Pangeran Bisma yang perkasa dari Kerajaan Hastinapura yang agung! Apakah keagungan Hastinapura begitu besar dibanding Kerajaan Kasi sehingga kedatangan Anda seakan mengindahkan keagungan acara yang sedang kami selenggarakan ini?" tegur Prabu Kasindra.

Bisma tidak segera menjawab. Dia menghaturkan sembah dari jauh kepada Prabu Kasindra dengan cara berlutut dan menyatukan telapak tangan di dadanya, lalu berdiri.

"Maafkan saya, Paduka Raja Kasi yang terhormat," seru Bisma. "Tindakanku tidak bermaksud seperti teguran paduka, tetapi memang ada maksud yang perlu kusampaikan dengan tegas kepada paduka sesuai amanat yang kuterima dari ibunda Setyawati, Ratu Hastinapura, terkait permasalahan sayembara yang sedang paduka selenggarakan."

Prabu Kasindra terhenyak dan mulai menyadari sesuatu yang kira-kira akan menjadi permasalahan antara dirinya dengan Bisma, terkait hubungan antara negara Kasi dan Hastinapura. Jika bisa memilih sebetulnya sang raja tidak ingin memiliki masalah khususnya dengan Bisma, sang ksatria yang kesaktiannya tidak mampu ditandingi oleh dirinya dan semua ksatria di negeri Kasi.

Dengan ragu-ragu, Prabu Kasindra bertanya, "Permasalahan sayembara seperti apa, wahai Pangeran Bisma? Bukankah undangan untuk mengikuti sayembara telah kami kirimkan dan kami pun dengan senang hati akan mempersilakan pangeran bila berkenan mengikuti sayembara secara terhormat."

Bisma tersenyum simpul, lalu berseru "Benar sekali, Paduka yang mulia. Cara yang terhormat adalah prinsip yang sama-sama kami anut dan akan kami tegakkan di mana pun kami mampu berdiri. Amanat Ratu Hastinapura adalah menuntut paduka untuk menghormati perjanjian antara Hastinapura dan Kasi di waktu lalu, bahwa Hastinapura telah melindungi, mengayomi dan memberi banyak bantuan dan hadiah kepada negara Kasi beserta segenap rakyatnya. Dan sebagai balasannya paduka raja Kasi dulu sudah berjanji akan menyerahkan putri-putri paduka untuk menjadi pendamping raja Hastinapura!"

Segenap ksatria peserta sayembara beserta para penonton terkesiap karena tidak mengetahui hal yang Bisma utarakan. Prabu Kasindra pun terdiam, tetapi tidak berusaha menyanggah sebagai tanda bahwa hal tersebut adalah benar adanya.

Setelah menyaksikan reaksi hadirin yang tercengang, Bisma melanjutkan bicara.

"Wahai Raja Kasi, Hastinapura tetap menghormati kehendak Paduka. Paduka tidak perlu cemas akan kedatanganku, karena aku hanya ingin mengantarkan hadiah pernikahan dari Hastinapura, yaitu kereta kencana yang mewah ini untuk digunakan oleh putri-putri Kasi dan pangeran yang memenangkan sayembara ini," ucap Bisma sambil menunjuk ke kereta kencana di belakangnya.

MAHACINTABRATA SUKMA WICARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang