04

4.8K 516 7
                                    

"aku tak tau siapa namja itu, tapi tak akan pernah ada yang bisa mengambil jimin dariku. Tak akan pernah !" gumam sosok itu lagi.

***
.
.
.

Berbeda dengan pertama kali saat yoongi mengantarkan jimin ke uks yang hanya ditinggal begitu saja saat itu, kali ini yoongi dengan setia menemani jimin hingga ia selesai di obati petugas kesehatan.

Yoongi bingung, kenapa jimin sering sekali mimisan. Dan alasan yang ia katakan padanya benar-benar tak masuk akal.
Masa iya mimisan gara-gara liat orang baru?

Ia terkekeh.

Jimin yang sedang terbaring di ranjang uks pun menoleh dan mengernyit heran. Ada apa dengan sunbae nya yang satu ini, sering sekali ia lihat tiba-tiba terkekeh seperti itu. jimin jadi agak ngeri.

"apa liat-liat?"
Ketus yoongi tiba-tiba.

"Eh? Aniyo.. hyung ngapain sih sering ketawa tiba-tiba?"
Yoongi malah tertawa mendengarnya, kemudian dengan sengaja mengusak rambut jimin.

"Ra-ha-si-a!"
Ucapnya penuh penekanan.

Sebenarnya itu hanya Omong kosong yoongi saja, sengaja bikin jimin penasaran. Benar saja jimin mendengus kesal dibuatnya, ia nampak sangat penasaran.

"Uhn, hyung, kenapa kau selalu menolongku?"
Tanya jimin penasaran.

Yoongi kini memandangi wajah jimin yang bingung. Yoongi sendiri sebenarnya bingung.

"Aku? aku juga tak tau.. "
Yoonggi mengusap tengkuknya yang sama sekali tak gatal.

"Apa kau sangat penasaran?" tambah yoongi. Jimin mengangguk.

"Nanti aku beritau kalau aku sudah tau jawabannya"
Ucap yoongi.

"Aissh, kau juga tidak tau hyung? Kau ini aneh"
Jimin menepuk lengan yoongi kesal.

"Aigoo ! lihat ini .. siapa yang mengatakan aku aneh Huh? Bahkan orang aneh yang sebenarnya itu adalah kau Pabbo !"
Jimin mengernyit lagi. Ia tak mau dibilang aneh. Apalagi oleh yoongi.

"Aku tidak aneh hyung"
Yoongi menoyor kepala jimin, yang saat ini tengah duduk di ranjang uks. Membuat jimin agak terhenyak ke belakang. Kemudian mendengus kesal dengan perlakuan yoongi yang seenaknya.

"Kau yang aneh ! mana ada alasan penyakit mimisanmu itu karena kau melihat orang baru itu ?!"

"Aku juga tak mengerti hyung. Tapi itu benar! Kau harus percaya padaku"pinta jimin.

Lagi-lagi yoongi mengusak rambut jimin
"Terserah padamu saja lah, aku pergi dulu"

Yoongi dengan seenak jidat nya menyentil kening jimin lalu terkekeh kemudian pergi begitu saja meninggalkan jimin yang meringis karena ulah yoongi.

Baru kali ini jimin bertemu manusia aneh yang suka menyiksa tapi baik hati suka menolongnya seperti yoongi.

Jimin tersenyum masih sambil mengelus keningnya. Sedari tadi darahnya sudah surut, ia kembali mengingat saat jungkook, si siswa baru itu berucap dingin padanya di lapangan tadi.
Kok jimin jadi merasa perih lagi ya?

Dia menggeleng ragu.

Ada apa dengannya?

Senyuman yang tadi menghias wajahnya perlahan memudar ketika ia mengingat wajah siswa baru itu.

"Tampan sih, tapi .. eh, tidak-tidak. Dia tidak tampan ! aku benci dia!"
Gumam jimin.

---

Pulang sekolah kali ini jimin di jemput pamannya, karena ibunya sangat khawatir kalau jimin dibiarkan membawa mobil sendiri seperti biasanya. Ibunya sangat khawatir jika tiba-tiba saja jimin mimisan lagi, dan mengeluh pandangannya mengabur.

Jimin mengayunkan kakinya menendang angin. Dengan kedua tangan ia simpan di saku celana. Menunggu pamannya menjemput di depan sekolah.

'TIN!

Sebuah mobil berhenti tepat di hadapan jimin membuatnya tertegun.
S

eseorang turun dari mobil itu dan mendekat pada jimin.

Jimin kalut seketika, saat mendapati sosok itu mulai mendekat padanya. Tapi keadaan kakinya tiba-tiba keram dan tak bisa melangkah hingga sosok itu sudah setia menggenggam erat tangan jimin dan menariknya masuk ke dalam mobilnya.

Entah apa yang terjadi pada jimin, tapi ia tak bisa menolak tarikan itu. itu bukanlah tarikan kasar, tapi tarikan lembut yang sedikit memaksa.

Jimin dan sosok itu sudah duduk di dalam mobil, tapi sosok itu tak segera melajukan mobilnya membuat jimin sedikit tenang, tapi ia tak ingin menoleh pada sosok di sampingnya itu. karena seluruh tubuhnya sekarang terasa perih.

"Lihat ini.. bahkan sekarang kau mengacuhkanku"
Ucap sosok itu.

Ia menatap lekat jimin. Kemudian tiba-tiba, jimin tertegun seketika dengan hal yang baru saja dilakukan sosok itu padanya.

Sosok itu mendekat pada jimin yang tetap saja tak menoleh, kemudian mengecup singkat pipi jimin.

Jimin terhenyak.
Tapi tetap tak ingin menoleh. Tangannya bahkan bergetar, mencoba untuk membuka pintu mobil dengan gusar tapi sayangnya pintu itu terkunci.

"Aku ingin pergi"

Pekik jimin kalut.

.
.
.
.
T
B
C
🌸🌸🌸🌸

Vote? 😇

MimisanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang