Wajahnya dan Yoongi sudah hampir tanpa jarak membuat nafas masing-masing terasa berhembus di wajah mereka.
Semakin dekat
Tambah dekat
Dan...
.
.
.*Braak !
Yoongi seketika menghentikan kegiatan mendekatkan wajahnya pada wajah jimin, jimin pun refleks mengalihkan pandang ke tempat lain. Dada mereka masih bergemuruh saat itu, juga pipi yang terasa panas.
Hampir saja yoongi mencium jimin jika pintu atap tak terbuka sendiri dengan keras.
Yoongi mendengus kesal.
"Eh, hyung, sepertinya ini sudah waktunya masuk. Aku duluan hyung"
Jimin melepaskan tangannya dari genggaman yoongi kemudian melangkah pergi tergesa-gesa.
Yoongi masih mendengus kesal karena tak jadi mencium jimin tadi. Dadanya.masih saja bergemuruh. Pipinya juga masih terasa panas.
"Aisssh! Ada apa sih sebenarnya?! Kenapa tiba-tiba pintu itu terbuka ! aissh ! jinja!"
Jimin menangkup wajahnya dengan kedua tangannya saat di perjalanan menuju kelasnya, setelah ia menyadari apa yang hampir saja dilakukan yoongi padanya. Jimin merasa beruntung kala pintu atap tiba-tiba terbuka dengan keras tadi.
Entah kenapa jimin tadi serasa terhipnotis oleh yoongi. Bukannya ia tak suka dengan yoongi tapi ia merasa sangat tak pantas jika melakukan itu.
Di sisi lain, jungkook menghela nafas lega. Ia kini tengah berjalan menuju kelasnya agak jauh di belakang jimin.
Jungkook tadi refleks membuka pintu atap. Ia sengaja mendorong pintu itu dengan sangat keras kemudian buru-buru menyembunyikan diri agak jauh dari pintu atap.
Ia melihat semuanya. Perlakuan yoongi pada jimin membuatnya kalut, dan merasa cemburu. Jungkook sebenarnya tau kalau jimin ke atap tadi, kalau saja yoongi tak datang lebih dulu dari pada ia saat masuk ke atap, sudah di pastikan ia yang akan bersama jimin tadi.
Ia bersyukur masih bisa menghentikan yoongi. Untung saja ia tak pergi dari sana dan tetap memperhatikan yoongi dan jimin dari balik jendela.
Entah kenapa, posisi jimin di hati jungkook terasa sangat istimewa, terlepas dari sikap aneh jimin, juga sikap buruk jimin padanya.
Semuanya serasa angin lalu ketika ia melihat wajah jimin yang selalu terbayang di pikirannya setiap saat.
Yang setiap detiknya membuat jantung jungkook merasakan getaran hebat. Berdebar tak menentu.Tentu ia tak menampik jika jimin sosok istimewa yang pernah ia temui di sekolah barunya ini. Sosok jimin lah yang membuatnya merasakan rasa aneh dalam dirinya.
Setiap melihat jimin, jungkook merasa sangat sensitif terhadap segala sesuatu. Jimin lah titik kelemahan yang jungkook miliki.
Benar. Ia menyukai jimin.
___
Saat ini tak ada guru yang masuk, dan jimin benar-benar sudah tak nyaman berada di dalam kelas, pikirannya terbagi dua, memikirkan kejadian kemarin bersama jungkook, dan juga kejadian tadi bersama yoongi.
Terlebih saat ini, ia hanya duduk sendiri di kursiya, mendengar teriak, tawa dan jeritan-jeritan aneh dari sekumpulan manusia yang duduk di kursi belakang, yang isinya sudah dapat jimin pastikan kalau jugkook juga ada di sana, dengan sekumpulan manusia-manusia rempong hoseok dan yang lainnya.
Ia memutuskan untuk pergi ke toilet sekedar membasuh wajahnya yang terasa penat.
Jimin sudah hampir menyentuh air yang mengalir dari keran yang baru saja ia putar, namun tiba-tiba seseorang kembali memutar keran itu dari belakang jimin, sontak membuat jimin tertegun apalagi saat ia melihat pantulan jungkook di cermin. Jungkook dengan sengaja memutar tubuh jimin sehingga menghadapnya, dan mengurung jimin dengan kedua tangannya yang ia taruh di tembok wastafel di samping jimin.
Matanya memandang jimin lekat, yang ditatap merasakan perih lagi di di sekujur tubuhnya, terutama hidungnya.
Apa ia akan mimisan lagi?
Pikir jimin.
Dan lagi-lagi jimin tak bisa melangkahkan kakinya untuk pergi dari sana, ia merasa nyaman dengan posisinya saat ini, ia juga tak mencoba untuk memberotak atau mendorong sosok jungkook untuk pergi darinya.
Entah kenapa Jimin tiba-tiba terpikir untuk menutup matanya karena takut mimisan lagi ketika melihat jungkook. Dan berusaha untuk melangkah pergi. Kenapa jungkook seenaknya sekali padanya?
Hingga sesuatu terasa menyentuh bibirnya. Dadanya berdebar kencang.Jimin mengernyit dalam pejamannya. Sesuatu itu tak lagi hanya menyentuh, melainkan melumatnya, jimin tertegun.
Apa yang jungkook lakukan padanya?!
Jimin sama sekali tak ingin membalasnya, namun ia sangat menikmatinya, sedetik kemudian tiba-tiba sesuatu terasa menohok hatinya dan membuatnya menitikkan air mata.
Sesaat hal itu membuat jungkook menghentikan lumatannya, namun hanya tiga detik setelah itu jimin merasakan kedua tangan jungkook menangkup pipi jimin, menekan kepala jimin untuk memperdalam ciumannya. Memagutnya dengan lembut meski tak ada balasan dari jimin.
Jimin masih saja menitikkan air matanya dan merasa perih di sekujur tubuhnya. Entah apa yang membuatnya terhanyut dalam pagutan jungkook padanya, ia juga meraih tengkuk jungkook kemudian menekannya untuk memperdalam ciuman mereka lalu mulai membalas lumatan dan pagutan itu sama lembutnya dengan yang diberikan jungkook.
Mereka berdua sama-sama terhanyut, melupakan keberadaan mereka yang bisa saja dilihat orang lain.
"Aku mencintaimu"
Ucap jungkook setelah melepas ciumannya.Sontak Jimin tertegun. Ia tak bisa mengatakan apa-apa, kemudian mendorong tubuh jungkook dengan kasar untuk menjauh darinya. Ia berlari meninggalkan jungkook yang nampak syok dengan tindakan jimin.
"Aarrgh!"
Jungkook mengusak rambutnya kesal.
.
.
.
.
T
B
C
🌸🌸🌸🌸
Vote?Eeewww~
Aneh rasanya bikin part yang ini. Ga jelas banget. Pasti bikin nambah bingung..
Dengan segala pertimbangan akhirnya kupikir lebih baik update-in aja lah. Part aneh ini. T-T
*banyak omong ye authornya.
Maaf deh. Abis makin sini makin ragu buat nerusin ck.
Makasih buat yang udah voment di part sebelumnya. Nih aku update sekarang. ;)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mimisan
FanfictionPark Jimin Jeon Jungkook ______________ JIKOOK ______________________ Jimin punya alasan aneh kenapa dia mimisan akhir-akhir ini, meskipun ia tak meyakini alasan itu sepenuhnya. Hanya saja semua itu selalu kebetulan. Dan obat untuk penyakit mimisan...