Bagian 8

99 4 0
                                    

Akhirnya Karin tiba, dari Bandara Mutiara Palu sekarang sampai di Bandara Juanda Surabaya.
Tak disangkanya ia akan sampai ditempat ini.

Tak ada seorangpun yg ia kenal yg menyambut kedatangannya di kota pahlawan ini, "tak apa, everything it's okey" batinnya.

Dengan bermodal lapisan tekad yg seribu kali lebih kuat dari baja 😁 dan keyakinannya kepada Allah serta secarik kertas bertuliskan alamat om Zal, Karin meraba-raba jalan dengan instinctnya.

Setelah melewati perjalanan cukup lama, Karin berhenti di sebuah halte bus yg dekat dengan alamat tujuannya.
Lelahnya mengitari kota besar yg berbeda jauh dengan kotanya di Sulawesi sana membuat Karin tak henti mengucap syukur kepada Allah karena telah diberi kesempatan dan nikmat oleh-Nya.
Cukup lama beristirahat dan menunggu taksi yg tak kunjung melintas, Karin memutuskan berjalan kaki mencari alamat rumah itu yg kata masyarakat setempat alamat itu tak jauh dari sini.
Namun saat ia hendak menyebrang jalan tiba-tiba sebuah mobil dengan kecepatan pelan menyenggolnya sedikit dan membuat kopernya terjatuh, untung saja Karin tak lecet karena lindungan kopernya itu.

"Astagfirullah, afwan mbak sy sedang kelelahan sampai tak melihat kalau ada orang. Mbak gak papa ?". Ucap penyesalan seorang pemuda yg baru saja keluar dari mobilnya, yg tak lain adalah sipengemudi tadi. Hanya sekian detik ia menatap keadaan Karin untuk memastikan korbannya tak ap-apa, detik berikutnya ia menundukkan pandangannya.

"Tidak apa-apa kok mas,  lain kali kalau capek jangan dipaksa mengemudi, bisa merugikan diri sendiri dan orang lain."
Ucap Karin padanya.
Pemuda itu mengangguk dan pandangannya tertuju pada secarik kertas milik Karin yg terjatuh, diambilnya kertas itu.
Lalu ekspresi wajahnya berubah seperti mengingat sesuatu, terlihat kerutan dikeningnya kemudian wajahnya rileks kembali.

"Oh itu saya punya mas, mas tau dimana alamatnya ? Soalnya saya baru datang di Surabaya pagi ini dan saya sudah keliling mencari alamatnya tapi tiada ketemu".

"Untuk apa wanita ini kemari, apa dia pekerja baru dirumah mama ? Siapa dia ?  Atau kuantar saja dia, kasihan tak ada kendaraan yg lewat sini. Tapi jika naik mobilku artinya hanya ada aku dan dia, tak ada muhrimnya. Tak apalah ini darurat". Batin pemuda itu.

"Begini saja mbak saya antar ke alamat ini naik mobil saya, soalnya kendaraan jarang lewat sini dan jalannya sepi. Tenang aja saya orang baik-baik kok".

Diliriknya wajah pemuda itu, sepertinya wajahnya tak asing. Tapi siapa dia, tampangnya tak mencurigakan sama sekali. Dari cara pandang dan pakaiannya dia pemuda baik, mungkin tak ada salahnya mengikuti tawarannya daripada ia harus menggembel di jalan yg entah sampai kapan.

"Baiklah,saya ikut".

Next...
Siapa ya pemuda itu ? Ikuti part selanjutnya ya 😊

Assalamualaikum Surabaya✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang