Sekali saja.

1K 30 0
                                    

____-Tujuan yang baik akan membuat kita tahu apa yang harus dilakukan untuk mencapai kebahagian-____

****

Flashback

Bermula pada suatu hari.

Aku sedang bekerja menjaga toko pernak pernik, kulihat seorang pembeli yang kusadari sudah lebih dari setengah jam berputar putar tanpa menemukan apapun juga untuk dibeli. Pembeli itu laki-laki berpostur tinggi dengan dandanan rapi ciri khas eksekutif muda. Aku mengamati dia, tidak biasanya laki-laki tipe begini ada di dalam toko seperti ini. Pelanggan umumnya adalah ABG terutama gadis gadis belia. Tapi kulihat laki-laki ini juga bukan tipe pengutil yang patut dicurigai.

"Maaf, abang Perlu sesuatu ?" Aku mendekati tamu aneh itu dan bertanya.

Laki-laki itu terkejut. "Oya ya. Aku..... aku bingung sekali."

"Ya?" Aku menunggu.

"Ibuku ulang tahun dan belum kutemukan hadiah yang bagus."

"Apa yang disukainya? Biasanya kaum ibu suka perhiasaan."

"Tidak. Koleksi perhiasan Ibu tidak perlu ditambah lagi."

"Jadi?"

"Aku memerlukan sesuatu yang berkesan, bisa dipakai, dan akan selalu mengingatkanya padaku."

Lalu aku tersenyum. itu ciri khas keinginan semua orang kala mencari kado. Pada beberapa orang bahkan perlu ditambah beberapa hal yaitu murah, tahan lama, dan bla... bla,...bla...

"Coba ceritakan temtang beliau,"pintaku kemudian.

"Hmmm...usianya 60 tahun, masih aktif dan sehat meskipun ada gangguan pada punggungnya. Hobinya nonton Tv, terutama drama korea......"

"Apa judul drama favoritnya?"tanyaku lagi.

"Entahlah, mana aku tahu? Pokoknya yang sedih sedih."kata laki-laki itu.

"Tunggu sebentar." Aku mengisyaratkan dengan tanganku menyuruhnya menunggu, aku berkeliling sebentar mengamati koleksi toko. Sesaat kemudian aku kembali dengan sebuah bantal kursi mungil bersarung katun berenda dengan sulaman bunga merah muda.

"Seseorang yang mengalami gangguan punggung selalu memerlukan sandaran yang nyaman untuk duduk. Bantal ini bisa dipakainya bersandar sambil nonton Tv." Aku mempromosikan daganganku lalu meraih serumpun kecil bunga lavender kering. Untuk kemudian kurangkai rumpun bunga itu dengan ranting kering mengikatnya dengan pita belacu warna natural. Cantik rangkaian itu menurutku meskipun sederhana, lalu kusematkan pada salah satu ujung bantal.

"Lihat Manis, bukan?" kuperlihatkan kreasiku padanya. "Dulu ada drama korea berjudul Lavender. kalau ibumu menyukainya, tentu hadiah seperti ini akan berkenan."

"Hmm, menarik juga. Baik aku beli bantal ini," laki-laki itu langsung setuju.

Lalu kubungkus kado itu serapi mungkin, dengan pita dan kartu ulang tahunnya, dan laki-laki itu menuliskan sebuah nama. Kenzo.

Esoknya, menjelang tengah hari, Kenzo kembali muncul di toko.

"Kau betul. Pilihanmu menjadi kado favorit ibu," katanya antusias.

"Oya ?"

"Padahal abangku menghadiahkan satu set home theatre, tapi kata ibu tidak terlalu banyak berguna. ha.... ha..." Kenzo tertawa puas.

"Wow, padahal home theatre itu hadiah yang sangat bagus dan mahal."

"Tapi tidak mengesankan, itu kunci utamanya. Sekarang ayo ikut aku"

Aku terkejut.."Ke mana?"

"Kutraktir makan siang, tanda terima kasihku."

"O, tidak perlu. Itu sudah kewajibanku, bagian dari pelayanan untuk pelanggan toko."

Selir Hati !!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang