Semilir malam

1.1K 34 1
                                    

***

Malam itu aku melewatkan makan malamku..

Alunan musik dari Dinner Lounge memunculkan rasa laparku, tetapi kakiku sangat malas untuk beranjak dan keengganan akhirnya memupus selera makanku.

Sesungguhnya apa yang membunuh rasa laparku?

Pertengkaran dengan Hugo? bukan.

Sesungguhnya aku malas untuk bertemu seseorang.

Ini jamuan makan malam pertama di kapal. Pastilah tidak ada penumpang kapal yang akan melewatkan acara ini, pikirku. Apalagi seorang istri yang hamil muda dan ngidam naik kapal pesiar bersama suaminya. Aku bisa memastikan aku akan menemukan pasangan itu disana. Dan apakah aku siap untuk menghadapinya? jawabannya Tidak..

karena itulah kuhindari santapan makan malamku

Malam menjelang dini hari ketika aku mendengar ketukan pada pintu kamar. Yang membuatku terjaga dari tidur pulasku.

Sesaat kemudian terdengar pintu terbuka.

"Mana Cherie?" tanya Kenzo dengan berbisik

"Sedang tidur," jawab Hugo dengan suara mengantuk . "Dia.... "

belum tuntas Hugo menyelesaikan jawabannya, Kenzo menerobos masuk dan langsung menghidupkan lampunya, membuat ruangan terang benderang.

"Malam sekali kau," aku bergumam sambil memicingkan mataku menahan silau lampu.

"Sayang." Kenzo mengecup keningku dengan lembut.

"Ayo, ikut aku."

"Ke mana?"

"Bulan sedang purnama. Seperti yang kujanjikan kita akan menikmati malam terindah di tengah laut bersama purnama dan bintang bintang."

"Benarkah?"

"Tentu saja, ayo." Kenzo meraih selendang, yang kemudian diselimutkan pada bahuku dan membimbingku untuk mengikuti langkahnya.

Aku tersenyum, sisa kantukku habis dan hilang begitu saja. Kupasrahkan diri mengikuti langkah Kenzo. Hatiku terjerat sudah.

Tentu saja, perempuan mana mampu mengelak dari jerat seromantis itu? Menikmati malam berdua, berteman cahaya bulan dan bintang bintang, diiringi alunan ombak dan semilir angin laut di atas sebuah kapal mewah.

Diujung ruangan Hugo termangu dalam diam.

________________________________________________________________

Ini sudah hari kedua aku berada di kapal mewah ini.

Aku sedang menikmati Breakfast ku pada sebuah meja di udara terbuka, Scramble telur, roti bertabur keju, potongan semangka dan melon, serta segelas jus jeruk. Sungguh nikmat. Apalagi kulihat langit begitu cerah, biru bertabur awan putih, sementara laut begitu biru bening. Pasti segar andai bisa berenang didalamnya.

"Boleh duduk disini?" sebuah suara menyapaku. Dan membuyarkan lamunanku.

Aku mengangkat mataku, didepanku Hugo menatapku dengan mata menyiratkan harapan yang tak tersembunyikan. Astaga... betapa segar wajah itu pagi ini. Rambutnya meriap setengah basah, aroma segar sabun mandi menyertainya .

"Silahkan," kataku kemudian. Aku masih sedikit kaku.

Hugo ragu, dia menangkap nada kekakuan dalam suaraku yang terlihat jelas olehnya.

"Kau masih marah," kata Hugo dengan rasa bersalah. "Memang bukan hal mudah melupakan kesalahanku semalam. Baiklah ada baiknya aku tidak menggangu selera makanmu. Permisi."

Selir Hati !!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang