'Tep' aku menutup novel terbaruku yang bergenre romance. Kalau bisa di bilang aku termasuk ke dalam salah satu pencinta genre mainstream itu.
Aku beranjak dari tempat duduk ku dan menatap langit mendung yang menandakan tak lama lagi hujan akan turun. Dan benar dugaan ku semenit lebih kemudian rintik hujan turun.
Sambil menutupi kepala ku dengan tas yang ku bawa. Berlari menuju halte terdekat untuk berteduh.
Sunyi .. pikirku kendaraan satu pun tak ada yang lewat. Kalau begini caranya bagaimana aku bisa pulang.
Tiba-tiba aku bergidik ngeri membayangkan apabila ada hantu yang muncul disini hiiiii~ jangan sampai deh.
Bukankah ini masih jam setengah tujuh malam? Sambil menunggu taksi yang lewat aku memperhatikan sekeliling ku.'Kressk'
Ini imajinasiku saja atau benar aku mendengar samar-samar suara dari semak-semak di sebrang halte ini.
'Ughh'
Hiii~ damn kali ini aku benar-benar merinding. Apakah itu suara alien yang turun ke bumi untuk menculik ku dan menjadikan aku cinderella di bulan mereka? Haaa... sepertinya aku banyak menghayal belakangan ini. Tapi bukankah itu bagus kalau orang memiliki imajinasi yang tinggi mereka kan bisa saja menjadi penulis novel fantasi :v
Ahh sudahlah pikiran aneh pergilah jauh dari ku.
'Crasssh'
Ohh astaga suara apalagi kali ini. Sepertinya suara-suara yang lalu memang bukan imajinasi ku semata.
'Argghh'
Siapa yang mengerang itu. Apakah dia hantu?
perlahan ku edarkan pandanganku ke suara tadi dan yang benar saja sejak kapan ada seorang lelaki yang terkapar di sana. Ahh baka Lucy kenapa bisa kamu tak melihatnya dan bahkan bisa-bisanya kau sempat berfikir itu alien yang mampir ke bumi untuk menjemput mu dan menjadikan mu cinderella.
Ku gelang-geleng kan kepala menjernihkan fikiranku. Setelah kembali normal aku menghampiri lelaki yang tergeletak di pinggir jalan ini sambil mengerang kesakitan.
Aku pun teringat comik yang berapa minggu lalu ku baca, tentang seorang detectif yang selalu bisa memecahkan kasus. Dan dengan ala ala detectif (sok detectif) ku angkat kepalanya ke pangkuanku dan memeriksa denyut nadi lehernya apakah dia masih hidup atau tidak.
Tanpa ku duga sepasang mata kelam lelaki iu terbuka, menatapku dengan tajam lalu dengan suara serak dan dinginnya dia berkata.
''Kau itu bodoh atau bego sih? Kau kira aku sudah mati? Tidak kah kau lihat aku masih bisa bernafas? Dasar cewek bodoh"
Ahhhh... aku benar-benar malu. Baka lucy tentu saja dia masih hidup.
'Arghh'
Erangan dari nya membuatku kembali sadar ke realita.
"Ahh maaf maaf. Ayo ku bantu kau berjalan ke halte itu untuk berteduh" ia hanya mengangguk patuh dan aku pun mempahnya dengan sekuat tenaga lalu mendudukkan nya bangu halte ini.
Ku keluar kan dua handuk dari dalam tas yang memang ku bawa sehari-hari untuk hal seperti ini (a/n: hujan) . Lalu kulemparkan padanya satu handuk yang ku maksud kan untuk mengeringkan wajah dan rambut nya yang basah akibat di pinggir jalan tadi.
Sambil aku mengeringkan badan dan wajah ku, aku duduk di samping nya dan bertanya.
"Apakah kau mau ku antarkan ke rumah sakit?"
Ia hanya menatapku sebentar lalu mengalihkan tatapannya ke arah depan.
"Tak usah"
'Damn.. dasar cowok dingin!'
"Aku bukan cowok dingin, hanya saja irit bicara" ucapnya datar.
"Bukankah itu mirip? Eh tunggu dulu, apakah kau cenayang?" Aku menatapnya dan di balas juga dengan tatapan-apasih-.
"Cenayang? Apa itu?" Tanyanya seperti orang bodoh.
"Ck. Cenayang itu semacam dukun,"
"Ehmm... bukankah dukun itu seperti orang pintar?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Day With Him
RomanceLucy adalah hanyalah seorang gadis remaja pencinta romance. Tanpa sengaja masuk kedalam kehidupan lelaki yang ditolongnya dan membuatnya tak bisa keluar dari kehidupan lelaki itu.