Hening
Satu
Dua
Tiga
Empat
Lim.... arghhh aku mau gila.
Bukannya pulang karena malu ketahuan memasuki rumah orang sembarangan, dengan santainya ia malah berbaring di kamarku.
Marah?
Tentu saja! Siapa yang tak marah membiarkan orang asing yang baru saja di temuinya tiba-tiba masuk seenaknya ke dalan rumah terlebih ia menghabiskan persedian makananku.
Asik dengan lamunanku, tanpa ku sadari lelaki yang ku lamunkan tiba-tiba sudah ada di sampingku. Menompang dagu dengan tangan kanannya menghadap melow padaku seperti anak kucing.
Uhh dia ini kenapa sih?
Dengan jutek aku bertanya "Apa yang kau inginkan sekarang?"
Argh seharusnya aku menendang wajahnya seperti yang ku rencanakan sebelumnya.
Masih dengan muka memelasnya ia berkata "aku. Lapar. Masakkan. Aku. Makanan," ia berkata dengan penekanan setiap katanya.
Kan! Seenak dengkul saja dia berkata begitu. Memangnya aku pembantunya apa.
"Kau bukan pembantuku. Tapi kelak kau yang jadi istriku"
Perkataan santainya membuatku tersedak air yang barusan ku ambil dalam kulkas. Sialan!
"Jangan bercanda! Jadi pacar aja tidak, apalagi istri!"
Dia hanya mengangkat sebelah alisnya yang membuatku iri. Karena aku tak bisa melakukan itu walau aku sangat ingin melakukannya.
"Kalau begitu kau jadi pacarku sekarang,"
Aku melongo ya ampun, apakah ini pernyataan cinta? Tapi kurasa tak ada yang seperti itu. Lagipula mengapa ia semudah itu mengatakan hal itu.
"Kau bercanda," aku tertawa.
"Aku serius," kali ini aku terdiam.
Dia benar serius yak?
Masa?
Dasar cowok aneh gila.
Aku berdehem sejenak baru berkata dengan nada serius "kau sungguh-sungguh dengan perkatanmu?"
"Tentu saja tidak,"
Gubrakk!!
Apasih jadi maksud si pinky ini.
Aku bernafas lega"ahh... syukur-"
"Tentu saja aku tidak main-main dengan perkataanku," bisa ku lihat dia tersenyum jahil padaku.
Dia sengaja mengerjaiku ya?
Aku bodoh dong?
Tentu saja.
"Jadi?"
"Jadi begini pinky. Kita baru saja bertem-"
"Kita bertemu seminggu yang lalu. Dan itu lumayan lama" selanya sebelum aku menyelesaikan ucapanku.
Aku mendengus kesal "aku bahkan tak mengetahui namamu,"
Tiba-tiba dia mengulurkan tangannya ke arahku.
Aku mengerutkan kening. Karena ku kira ia haus jadi ku berikan saja botol yang ku pegang tadi ke tangannya.
Dia menatapku kesal, menaruh botol yang tadi kuberikan di atas meja.
Aku salah yak?
"Apa sih?"
Ku lihat ia mendengus lalu mengambil tangan kananku dan menggenggamnya.
Oh sepertinya aku mengerti.
"Aku Natsu. Natsu Dragneel,"
"Aku Lucy. Lucy heartf-,"
Terpotong lagi karna Natsu segera berkata. "Lucy. Lucy heartfilia kan?"
Aku mengangguk meng'iya'kan. Kok dia tau ya?
"Karena kau sudah mengenalku, sekarang kita resmi pacaran"
Untuk ke sekian kalinya aku terbelakak. Memang perlu di minumin panadol kayanya ni anak.
"Tapi kan aku belum mengiyakan,"
Ia memalingkan wajahnya "aku tak menerima penolakan,"
"Dan aku punya hak untuk menolak" tanpa sadar aku ucapanku meninggi.
Natsu menatapku tajam dengan mata onix nya yang membuatku takut seketika. Sumpah deh ni orang bisa nakutin juga.
"Untuk terakhir kalinya aku berkata, aku. Tak. Menerima. Penolakan,"
Huh, kalau begini aku bisa apa.
"Oke" jawabku singkat.
Tentu saja aku tak akan menerimanya secepat itu. Karena tak ada cara lain, untuk saat ini aku menerimanya dulu. Lalu aku akan menyiapkan cara licik agar dia bosan denganku dan akhirnya memutuskanku. Lagipula, sebenarnya mengapa sih dia mau jadi pacarku? Apa pesona ku sehabat itu hingga membuatnya tergila-gila padaku? (Pedegila:v)
Baru saja aku mau bertanya padanya mengapa ia ingin aku menjadi pacarnya. Suara dari perut Natsu yang membrontak minta di isi makanan mengurungkan niatku yang semula ingin bertanya.
"Kau lapar ya?"
Ia mengangguk.
Aku menghela nafas lalu menggulung rambut ku asal menjadi cepol yang berantakan.
"Tunggu di sini, aku akan membuatkanmu makanan. Dan jangan menghambur kamarku,"
Setelah memperingati Natsu, aku melangkah menuju dapur membuat makan malam.
Commentnya yak :3
30/3/16

KAMU SEDANG MEMBACA
The Day With Him
RomanceLucy adalah hanyalah seorang gadis remaja pencinta romance. Tanpa sengaja masuk kedalam kehidupan lelaki yang ditolongnya dan membuatnya tak bisa keluar dari kehidupan lelaki itu.