Sepulangnya dari rumah Natsu aku mengganti seragam sekolahku dengan pakaian santai, menggelung rambutku asal lalu merebahkan tubuhku ke atas kasur. Menatap langit-langit kamar dan memikirkan kata-kata Natsu.
'Perasaan ku masih abu-abu?'
Kurasa itu benar
'Dia tak akan menyalahkan ku'
Memang seharusnya seperti itu. Aku mengangguk-anggukan kepala sendiri.
'Hanya dia yang menganggap hubungan ini'
Aku menyernyitkan dahiku lalu menggelengkan kepalaku menyangkal perkataannya itu. Selama ini aku mengakui status hubungan ku dengannya kok.
'Aku benar-benar mencintaimu'
Ahh... bisa ku rasakan pipiku memanas mengingatnya. Sepertinya akan mudah Natsu membuatku membalas perasaannya. 'Cause I think Now I already fall for him.
Dan tak lama kegelapan datang menjemputku.
♥♡♥
Hari ini berjalan seperti biasa hanya yang berbeda Natsu mulai memiliki pengikut yang entah bagaimana dia bisa. Mengapa aku penyebutnya pengikut? Karena kemana Natsu pergi mereka akan ikut. Heran Natsu yang baru saja pindah ke sini kemarin tiba-tiba saja memiliki lumayan banyak pengikut. Dan aku menjadi famous seketika di kalangan kakak kelas maupun adik kelasku muehehe.. Nilai plus lah buat pinky.
Senyum-sendiri sambil menghadap arah luar jendela membuat ku tersadar jika Natsu memanggil ku dari tadi. Bukan hanya itu, sekarang ia pun mulai menarik-narik rambut blonde ku.
Menoleh ke arahnya sekilas lalu aku berkata "Apa?"
Ia tak menjawabku tapi tangannya masih bermain-main dengan rambutku.
Ku rasa ia benar-benar menyukai rambutku.
Aku baru saja ingin berbicara dengan Natsu namun aku mengurungkan niatku melihat juvia duduk dengan muka badmood disampingku.
"Masalah si cowok sok cool mu itu lagi ya" aku menghadap ke arah juvia.
Juvia mengangguk.
Aku menghela nafas "Sudah ku bilang kan kalau pacaran sama pangeran es mu itu harus tahan banting,"
Juvia mendelikan matanya kesal padaku "Seperti kekasih pujaan hati mu sikapnya tidak saja,"
"Tapi aku yakin Natsu lebih romantis dari pada Gray sama mu itu,"
"Tentunya Gray sama lebih romantis dari pada Natsu-san,"
Oh jadi Juvia benar-benar ingin mengajakku debat.
"Natsu sering datang ke rumahku,"
"Gray sama sering mengantarku pulang,"
"Natsu bilang ia mencintaiku," saat aku mengatakannya bisa ku dengar Natsu tersedak minumannya.
Juvia tampak berfikir "Gray-sama juga pernah bilang mencintaiku,"
Aku mengangkat sebelah alisku yang ku yakin gagal total dan pastinya terlihat aneh "yakin pangeran es mu pernah mengatakannya,"
ia tampak gugup seketika. Aha! Tentu saja aku tahu Gray tak pernah mengatakannya. Malahan juvia lah yang setiap hari mengatakan bahwa dia mencintai gray. Menggelengkan kepalaku bingung bagaimana saat mereka jadian ya?
"Yak! Walaupun Gray-sama belum mengatakannya. Aku yakin pasti suatu saat dia akan menyatakannya. Lagi pula aku sudah pernah berciuman dengan Gray-sama," ucapnya dengan bangga. What the-
Belum sempat aku membalas perkataannya, Juvia berkata "Biar ku tebak, kau belum pernah berciuman dengan Natsu-san kan?"
Sialan Juvia! Setidaknya bisa kah dia Berkata tidak di saat seperti ini. Bisa ku rasakan pipiku memerah. Ah ada Natsu di belakangku pula mau tak mau membuatku membuang pandanganku ke segala arah kecuali ke belakangku.
Sepertinya Juvia baru saja menyadari kesalahannya dengan berkata seperti itu tadi jadi ia pun mengalihkan topik dengan membahas komik yaoi.
"Hei Lucy, komik yaoi yang minggu lalu kau bilang bagus itu update loh. Kita ke toko buku bareng sepulang sekolah ya?"
Kini dengan secepat kilat aku mengarah ke Juvia dengan tatapan berbinar-binar "Benarkah? Kalau begitu oke sepulang sekolah ya,"
Juvia mengangguk lalu mengarahkan tatapannya ke luar kelas. Bisa ku lihat ia melirik jam tangannya terus menerus bolak balik sambil melirik ke luar kelas.
Dia ngapain sih? Baru saja aku ingin bertanya dengannya juvia menghampaskan tangannya di atas meja secara tiba-tiba lalu ia secepatnya berlari menuju pintu kelas.
"GRAY-SAMA"
Ah sudah kuduga.
♥♡♥
Pulangnya dengan izin Natsu tentunya. Aku, Juvia dan levy pergi ke gramedia untuk berburu novel dan komik.
Sambil mencari-cari buku yang akan kami beli kami berbicara mulai mengenai tugas sekolah, keseharian kami hingga Levy bertanya padaku. Sebuah pertanyaan yang akhirnya membuatku sadar juga dengan hal ini.
"Lu-chan, aku bukannya meragukan Natsu tapi menurutku.. apa kedatangan Natsu tidak janggal bagimu. Apa menurutmu itu benar-benar kebetulan bukan kesengajaan?"
Aku terdiam beberapa saat hingga ku dengar Levy berkata dengan terburu-buru "Ituu hanya menurutku Lu-chan. Jangan terlalu di fikirkan peekataanku barusan"
Levy benar. Bukankah pertemuanku dengan natsu itu sedikit ・weird?
❤
Sepulangnya dari toko buku aku pulang kerumah sendiri karena juvia dan levy di jemput masing-masing pacarnya.
Sadangkan aku?
Aku sudah sms natsu sesuai dengan yang dia perintahkan sebelumnya kalau aku harus memberitahunya sepulang dari toko buku.
Ku kira ia akan menjemutku. Nyatanya dia berkata ia sibuk sehingga tak bisa menjemputku.
Mau tak mau pun aku pulang naik taksi.
Tak terasa aku pun sampai depa gerbang rumahku. Setelah membayar supir taksi tadi aku memasuki perkaranga rumahku. Dengan refleks aku mengalihkan tatapanku ke halama rumah natsu.
Awalnya aku biasa saja. Hingga aku melihat seorang gadis berambut perak keluar dari rumah natsu. Saat tanpa sengaja tatapanku dengan nya bertemu. Bisa ku lihat dia tersenyum sinis padaku. Dan pergi dari perkarangan rumah natsu.
What the-
Who is she?
AHHHHHH.... Ada yang nunggu ini? ・gak ada_-・maafkan diriku yang lam gak update :v

KAMU SEDANG MEMBACA
The Day With Him
RomanceLucy adalah hanyalah seorang gadis remaja pencinta romance. Tanpa sengaja masuk kedalam kehidupan lelaki yang ditolongnya dan membuatnya tak bisa keluar dari kehidupan lelaki itu.