5.

1.3K 101 2
                                    

Aku membuka kulkas ku dan aku baru teringat. Persediaan makanan ku kan telah habis karena pinky itu.

Mendengus kesal sambil menghentak-hentakan kaki aku berdiri di hadapan nya yang sedang menonton televisi. Aku bersedekap dan berkata "aku tak bisa membuatkanmu makan malam,"

Dia hanya menatapku datar lalu berkata "kau tak bisa masak ya?"

Dia ini pikun atau bodoh sih? Jelas-jelas aku tak bisa masak karena dia menghabiskan semua isi dalam kulkas ku.

"Bukannya tak bisa masak! Tapi itu karna kau menghabiskan semua persediaan makananku tau," kataku bersungut-sungut kesal.

Ia hanya merespon dengan mengangkat sebelah alisnya lalu beranjak dari tempat duduk. Bisa ku lihat dia mengangkat kucing biru aneh yang barusan duduk di pangkuannya tertidur pulas, lalu meletakannya dengan sangat hati-hati di atas soffa.

Selanjutnya yang tanpa ku sangka ia menggenggam tanganku. Mengambil jaketku yang berada di balik pintu dan memakaikannya padaku.

Serasa anak kecil deh.

Tapi kok serasa so sweet kaya di novel-novel ya.

Lalu dengan santai ia menarik ikat rambutku sehingga rambut blonde sepinggangku terurai.

Dia menatapku sejenak lalu berkata "perfect"

Di genggamnya tanganku lagi, tanpa ku protes lalu setelah itu yang kutahu dia bilang akan mengajakku berbelanja di supermarket.

Dan pada akhirnya setelah selesai berbelanja aku membuat makan malam untukku dan Natsu. Tentu saja si kucing baru itu juga tak lupa ku beri makan.

Selama makan malam hanya suara televisi yang mengisi keheningan ruang ini. Tak ada di antara kami yang ingin memecahkan keheningan itu.

Jarum jam menunjukan pukul 10 malam, karena mengantuk dan takut menyinggung perasaan si pinky aku pun menghusirnya secara halus.

"Natsu aku mengantuk, dan ku rasa aku ingin tidur. Besok aku harus bangun pagi-pagi dan berangkat seko-"

Belum selesai pembicaraanku ku, ku lihat ia berdiri mendadak dengan kucing biru itu di gendongannya.

Lalu dengan santainya dia berdiri di hadapanku dan bisa ku cium wangi maskulin menguar dari tubuhnya. Ia menunduk mengarahkan tatapannya padaku.

Dia memajukan wajahnya dan shit.. seketika aku blushing.

'Apakah ia akan menciumku?'

Karena takut hal yang tak ku ingin kan terjadi tanpa sadar aku memejamkan kedua mataku.

Tapi

Hei, kok dia diam sih?

Saat aku membuka mata ternyata dia sudah ada di balkonku bersiap untuk meloncat ke balkon kamarnya.

Lah? Kok cepet banget tiba-tiba Natsu ada disana? Ku kira tadi ia akan menciumku.

Ternyata enggak ya?

Bukannya aku ngarep dia cium aku loh ya.

Tapi kan...

Ah sudahlah lebih baik aku tidur dari pada besok telat.

♥♡♥

Saat ini aku sedang pelajaran evergreen sensei. Ia adalah seorang wanita berambut coklat bergelombang, berkacamata, dan khusus kelasku ia mengajar pelajaran sejarah. Hah pelajaran paling membosankan. Walaupun evergreen sensei menjelaskan meteri dengan menuangkannya dalam bentuk power point agar menarik, tetap saja membosankan dan membuatku mengantuk.

Dari pada menanggung resiko di hukum karena tidur di kelas, aku izin ke toilet untuk mencuci wajahku agar tak mengantuk lagi.

Saat aku menaiki tangga, tanpa sengaja mataku menangkap saklar listrik kelas ku dan kelas-kelas lain.

Aha! Aku pun terpikir ide bagus, agar evergreen sensei pergi dari kelas .

Mengendap-ngendap, setelah memastikan tak ada yang melihat. Dengan secepat kilat aku menurunkan ketekan dari yang di atas ke bawah. Sehingga seketika kelas-kelas yang ikut aliran sini, akan ikut padam listrik.

Mpoz.

Dengan wajah tak tahu apa-apa aku masuk ke dalam kelas sewajar nya.

Ku lihat evergreen sensei merapikan proyektor dan barang-barangnya.

Hoho~ aku berhasil ternyata.
"Loh, sensei kok beres-beres? Bukannya jam ajar sensei masih setengah jam lagi?" Tanyaku dengan wajah pura-pura tak tau apa-apa.

"Ah ya lucy. Terpaksa pelajaran ini sensei akhiri sampai di sini, karena mati listrik,"

"Yahhh padahal sudah seru-serunya,"

'Seru? Haha yang ada mati kebosanan'

Evergreen tersenyum lalu berkata "kalau saja genset sekolah ini sedang tidak rusak pasti pembelajaran kita belum berakhir"

Ah syukur deh rusak.

Setelah selesai merapikan barang-barangnya evergreen sensei pamit sekali lagi dan keluar dari kelas.

Tiba-tiba loke berdiri dan berkata "kami semua tau, kau yang melakukan itu bukan?"

Aku ngengir ke semua teman sekelasku, dan tanpa menjawab pertannyaan loke aku berjalan menuju kursi ku dan menelungkupkan kepalaku di atas meja dengan lengan sebagai bantal.

♥♡♥

The Day With HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang