6.

1.2K 90 4
                                    

Aku sedang duduk dengan juvia yang entah dari mana tiba-tiba seorang lelaki yang amat sangat ku kenal. Haa, tentu aku mengenalnya karena dia orang yang ku suka saat ini. Berjalan ke arah ku dan juvia.

Dengan langkah menawannya dalam satu tarikan aku berada di dekapannya.

Senang?

Bangetlah.

Perasaanku saja atau apa. Suasana di antara ku dengannya senyap seketika.

Juvia? Entah pergi kemana.

Dia menundukan wajahnya dan menatapku dalam yang membuat kadar ketampanannya bertambah. Mau tak mau aku pun mendongak dan balas menatapnya.

Tanpa sadar aku menutup mataku dan memajukan wajahku bermaksud mencium bibir seksi nya.

'Rougue-kun'

'Byur!'

Dengan nafas terengah-engah aku terbangun dari mimpi indahku. Siapa sih yang membangunkanku.

Tapi tunggu dulu.

Kok aku basah ya.

Aku pun memperhatikan pakaianku yang basah semua.

Kok bisa?

"Hehehe" ku dengar kekehan seseorang yang sangat ku kenal.

Dengan tatapan membunuh pun aku menatap sengit si pinky menyebalkan ini.

"KAU!"

Dengan geram aku melempar buku novel yang semalam belum selesai ku baca. Dan dengan mulus mendarat tepat di wajahnya.

Kekeke... mamam tuh!

Dengan gerakan dramatis si pingky mengambil novel di wajahnya. Ah ah sebelum sempat dia meledak aku pun melarikan diri ke kamar mandi.

Haha menyenangkan bisa membuatnya marah.

Tapi tunggu dulu.

Kok dia bisa di kamarku?

Ahh au ah.

♥♡♥

Saat ini aku sedang berjalan ke kantin untuk menemui juvia. Karena hari ini valentine dia berkata sebagai sahabat yang baik ia akan membelikan aku coklat sebanyak yang aku mau.

Dan tentu saja kesempatan emas itu takan ku lewatkan begitu saja. Jarang-jarang ia meneraktirku seperti ini.

Sambil berjalan aku pun melanjutkan membaca komik yaoi ku yang baru ke baca seperempat.

Asal kalian tau.

Aku seorang fujoshi

Tak penting juga kan?

Sangking asiknyaku membaca tanpa sadar aku menabrak seseorang lelaki berambut hitam.

Ho oh.

Mampuz.

Itu Rogue-kun.

Melihat aku yang masih bengong melihatnya. Rogue menatapku heran lalu mengambil handphone ku yang terjatuh.

Ia memandangku sebentar lalu melihat handphone ku. Bisa ku lihat raut wajah kagetnya.

Cukup lama ia memandang handphone ku lalu mengalihkan pandangannya ke arahku. Dan itu ia lakukan berulang-ulang kali.

"Lucy-san, kau... fujoshi ya?" Tanyanya dengan raut wajah yang tidak bisa ku artikan.

Dengan gugup aku pun hanya bisa mengangguk lemah.

Mampuz. Pasti ia sudah memasukan namaku dalam daftar 'orang yang ingin ia jauhi'

Memangnya ia punya daftar seperti itu?

Hanya ia dan tuhan yang tau.

Selanjutnya yang tak ku sangka dia tersenyum lalu berkata "oh,"

Rougue-kun mengembalikan handphoneku yang di pungutnya tadi dan selanjutnya ia pergi ke arah yang berlawanan denganku.

Aku lemas seketika. Bagaimana jika ia ilfeel padaku.

Ohmaygat.

Lalu dengan gontai aku melanjutkan perjalananku ke arah kantin. Bisa ku lihat juvia melambai kan tangannya ke arahku.

Aku menghampirinya dan langsung menangis. Juvia yang tak tau mengapa aku menangis, kelabakan mendiamkanku.

"Hei.. hei.. love rival kenapa kau nangis gini sih. Tenang saja aku tak mengingkari janjiku untuk meneraktirmu kok,"

Masih menagis karna kesal dengan juvia ku lap kan saja ingusku di bahunya. Keke

"Ahhh lucy, kau jorok sekali,"

Melihat ekspresi juvia aku pun mau tak mau tertawa.

"Yak! Kau tertawa pula. Dasar aneh, tadi saja menangis seperti orang yang di tikung sahabat sendiri. Sekarang ketawa-ketawa. Dasar weird,"

Dengan kesal ku tarik saja rambutnya.

"Kau ini juvia,"

"Aw aw sakit nyet. Oh ya, kenapa kau nangis kejer tadi,"

Lalu mengalirlah cerita bagaimana tadi aku bertemu dengan rougue-kun. Bukannya prihatin ia malah ketawa ngakak. Kan tay.

Asal kalian tau dulu aku bukan seorang fujoshi. Semenjak juvia menyarankan membaca komik yang dibacanya. Seketika aku menjadi fujoshi.

The Day With HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang