Part 11

434 13 0
                                    

Akhirnya selesai juga nulis Part 11 dan bisa tayang dech.

Mohon maaf kalau baru bisa tayang sekarang karena tugas laporan yang numpuk tiap harinya dan juga harus ngurusin pasien DM..hadehh..

Oke dech gak usah kepanjangan curhatnya.

Happy reading dan semoga menghibur.

Mhn vommentnya ya ker..buat doping nulis nih..hehe..tapi gak maksa kok..

~~♡♡☆♡♡~~




''Den Joshua, dimana bibik bisa taruh makan siang ini.?" Tiba-tiba Joshua dikejutkan oleh suara Bik Iyem yang sudah berada di belakangnya dengan membawa nampan besar berisi makan siang mereka.

"Ehh..Bik Iyem..bikin kaget aja.."kata Joshua terkejut.

Mendengar suara-suara di belakang mereka, Keke dan Nico menoleh ke arah datangnya suara itu. Keke segera bangkit dari duduk nya untuk menolong Bik Iyem.

"Hmm..enaknya kita makan di balkon sini aja. Tempatnya lumayan luas dan bisa sambil menikmati pemandangan, gimana Mas Nico, Bang Josh.?" Tanya Keke meminta pendapat kedua lelaki itu.

"Yah..boleh juga, di sini lebih enak dari pada di meja makan.."sahut Joshua Nico hanya mengangguk kan kepalanya menyetujui saran Keke.

"Kalau begitu, tolong Bik Iyem ambilkan karpet atau tikar, biar sini nampannya saya yang bawa.." kata Keke seraya mengambil nampan berisi makanan yang dibawa oleh wanita tua itu.

"Ya mbak Keke.."

Bik Iyem segera kembali ke lantai bawah untuk mengambil tikar.
Tak lama kemudian, Keke sudah meletakkan dan menata makan siang di atas karpet yang digelar oleh Pak Karjo. Sementara Bik Iyem membawakan peralatan makan.

Nico menjalankan kursi rodanya mendekati dimana adiknya duduk di atas karpet. Keke berjalan di belakangnya dengan membawakan nampan makan siangnya. Setelah Nico menempati posisinya, Keke meletakkan nampan itu di atas pangkuan lelaki itu. Dia sendiri kemudian duduk di dekat kursi roda Nico.

Sambil tersenyum, Keke meladeni Joshua mengambil makan siangnya, diiringi tatapan iri dari sepasang mata yang berada di atas kursi roda. Merasakan tatapan itu, Keke menoleh ke arah Nico. Dilihatnya laki-laki itu tengah termangu mengawasi dirinya dan
Joshua.

"Mas Nico, kok gak dimakan nasinya.? " tegurnya.

Nico terkejut dibuatnya.

"Ada yang kurang, mas.? Biar gue ambilin.."

"Oh..ehh..nasinya terlalu banyak, Ke..tolong dikurangi.." kata Nico mencari alasan agar Keke memperhatikannya.

Keke mengerutkan kening nya dengan heran.

"Biasanya juga segini, mas.."

"Lebih baik nambah kalau masih lapar, daripada tidak habis terus dibuang. Kan sayang, mubajir.." balas Nico.

Keke tersenyum manis mendengar alasan Nico. Sekali lagi Nico termangu melihat senyum manis perawatnya itu. Sambil berlutut di hadapan Nico, Keke mengambil piring yang berisi nasi milik Nico, lalu mengurangi isinya sedikit.

"Segini, mas..?" Tanya Keke sambil menyodorkan piring itu ke Nico.

Nico mengangguk. Keke lalu meletakkan piring itu kembali keatas nampan di pangkuan Nico.

"Sayurnya mau dicampur dengan nasi atau dibiarkan di mangkuk aja mas.?"

"Biarkan saja di mangkuk."

Keke mengangguk, lalu mengambilkan empal dan tempe goreng dan meletak kannya di piring yang berisi nasi milik Nico.

"Ada lagi yang perlu diambilkan, mas..?" Tanya Keke lembut.

SYMPHONI CINTA KEKETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang