Nico terbangun ketika mendengar kecipak air kolam renang. Memang kamarnya yang sekarang berdekatan dengan kolam renang yang berada di samping villa. Dia melirik jam duduk yang berada di atas meja di sebelah tempat tidurnya.
"Hmm..baru jam enam. Siapa pagi-pagi begini sudah mengarungi kolam..
apa tidak dingin.?"Dia meraih rekstok gantung, perlahan kakinya digerakkan. Memang masih berat. Tapi yang pasti sudah bisa merasa kan gesekan pada seprei tempat tidur dan juga sudah bisa merasakan udara dingin yang menusuk tulang.
Dengan gembira dia meraih kursi rodanya. Perlahan dia turun ke kursi rodanya. Diarahkan nya alat itu ke jendela kamar yang menghadap ke kolam renang. Disibaknya tirai penutup jendela itu.
Dia melihat kepala dengan rambut hitam panjang tengah berenang mengarungi kolam dengan penuh semangat. Seperti putri duyung yang tengah menjinakkan gelombang laut.
Dengan senyum di bibir nya, Nico keluar dari kamarnya dan menuju kolam renang."Apa kau berencana mau ikut olympiade renang..?!!" Serunya dari tepi kolam.
Keke tetap melanjutkan putarannya mengacuhkan seruan Nico. Setelah selesai lalu meluncur tenang ke arah lelaki yang tengah mengawasinya dari atas kursi roda.
"Besok kalau kaki loe udah mulai bisa sedikit aja merasakan sentuhan, loe juga harus terjun ke kolam ini, Nicholas.."
"Dasar anak gak tau sopan santun..! Kau harus manggil aku mas, kakak atau abang, bukan hanya nama seperti itu. Aku lebih tua tujuh tahun darimu, tahu..!!" Gerutu Nico sebal.
Keke tertawa geli, "Mulai sejak semula gue selalu memanggil loe Nicholas aja. Cuma kalau pas lupa aja gue manggilnya jadi Mas Nico.."
Mau tidak mau lelaki itu tertawa mendengar kata-kata Keke.
"Apa tidak dingin.?"
"Gak kok mas, malah tambah anget.."sahut gadis itu tersenyum. "Selama gue tinggal di sini, tiap pagi gue berenang. Itung-itung ngobatin kangen gue. Soalnya kan udah lama gue gak renang di sungai Berantas. Tapi masih enak berenang di sungai. Apalagi kalau berenang melawan arus, tambah siiipp..!" Lanjutnya masih tetap mengapung di kolam.
Karena dia hanya diam saja dan tidak bergerak, akhirnya perlahan-lahan hawa dingin menyergap tubuhnya. Akhirnya dia mulai bergerak lagi. Dia meninggalkan Nico mengarungi kolam lagi. Dia berenang tiga kali putaran lagi tanpa mempedulikan Nico yang melihatnya meluncur laksana torpedo dengan tatapan kagum. Ayunan lengannya mantap membelah air.
Setelah tiga kali putaran, akhirnya Keke menyudahi renangnya. Dengan meluncur perlahan, gadis itu menuju tepi kolam. Lalu dengan sigap naik ke atas kolam. Dengan menghanduki tubuhnya, dia menghampiri Nico. Lelaki itu menatap tubuh tinggi langsing tapi berisi dibagian-bagian tertentu. Baru kali ini Nico melihat tubuh Keke yang berlekuk indah. Walaupun Keke memakai pakaian renang yang lumayan sopan, tapi pakaian yang basah melekat di tubuh itu mencetak jelas bagian tubuh Keke yang indah. Dua bukit kembar yang bulat sempurna tidak terlalu kecil ataupun besar dengan puncak yang menegang karena kedinginan tercetak jelas membuat Nico menelan ludahnya dengan susah payah. Dia tidak menyangka kalau perawat galaknya itu begitu sexy. Apalagi dengan balutan pakaian renang warna merah terang yang sangat kontras dengan kulitnya yg putih mutiara dan rambut hitam panjang yang terurai basah.
Dia masih terpesona melihat pemandangan indah itu, ketika tiba-tiba,"Mbak Keke, dimana saya harus menaruh meja matras ini..?" Tanya Pak Karjo yang datang tiba-tiba dengan menggotong sebuah meja.
"Ohh, tolong taruh di ruangan kosong di sebelah kamar Mas Nico, Pak Karjo.."
"Nah Mas Nico, hari ini kita akan berlatih dengan menggunakan meja matras. Sekarang gue mau menyiapkan semuanya dulu.."
Sambil berkata, Keke berjalan meninggalkan Nico yang masih termanggu menatapnya. Lelaki itu tidak memperhatikan omongan Keke, karena dia lebih asik memperhatikan orangnya daripada kata-katanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SYMPHONI CINTA KEKE
RandomLelaki itu menatap Keke lekat-lekat kemudian beralih ke sepeda motor butut gadis itu, lalu katanya dgn angkuhnya "Dasar cewek sombong, songong, galak, judes, kasar..tuh sepeda motormu aja kalau dijual gak bakalan cukup buat mengganti kerusakan mobi...