Love On 》60

206 7 0
                                    

Apalagi saat ia melihat
sepasang sikat gigi yang ditaruhnya bersama dalam satu tempat. Poor.

***

Ki Soo menanti kehadiran Young Eun didepan rumahnya. Saat Young Eun melintas, Ki Soo segera memberikan kantong makanan yang dibawanya.

Young Eun tak menerima uluran
tangan tersebut, namun hanya menatapnya sinis. Ki Soo memberitahukan kalau makanannya bukan untuk Young Eun melainkan adiknya,

"Ini hari ulang tahun Ye Na, kenapa kau tidak datang? Jadi kau tidak tahu."

"Jika aku melihat mu di lingkungan ini sekali lagi, kau mati." Ancam Young Eun meraih
makanan tersebut lalu membuangnya.

Ki Soo kesal dibuatnya, ia merutuki sikap Young Eun yang berlalu begitu saja meninggalkannya.

Jae Suk berjalan memasuki tempat bermain game, dia duduk dikursi tepat disamping Sung Yeol. Jae Suk memperingatkan Sung Yeol bahwa tempat yang ia duduki adalah tempatnya. Sung Yeol tak acuh menyuruh Jae Suk mencari tempat lain.

"Aku mempertimbangkannya kalau kau mau menjawab pertanyaanku." Jae Suk menghadap Sung Yeol.

"Guru etika menangis di depan toko Shin Woo Hyun. Apa yang terjadi di antara mereka?"

Sung Yeol menghela nafas dalam mendengar pertanyaan Jae Suk. Jae Suk bisa menangkap raut paham akan pertanyaannya.

Sung Yeol jengah menerima pertanyaan Jae Suk, meskipun ia tahu tapi dia juga tak akan
memberitahukannya pada Jae Suk. Ia menyuruhnya untuk pergi mulai besok. Sung Yeol pun segera bangkit meninggalkannya.

"Dasar B*jingan ini." Rutuknya kesal namun penuh tanda tanya.

Ini semakin membuatnya
penasaran. Seul Bi girang mereka bisa mendapatkan uang yang cukup banyak kali ini. Woo Hyun tahu penghasilan mereka cukup banyak namun tak membuatnya menjadi senang, Apakah kamu
menyukai uang lebih dari pacar mu?

Seul Bi berfikir sejenak, bagi manusia uang memanglah sangat penting jadi dia berharap
pacarnya mampu menghasilkan banyak uang. Woo Hyun agaknya mengeluh akan sikap Ye Na,
namun Seul Bi sama sekali tak
menyalahkannya.

"Ini semua karena kau begitu
populer."

Woo Hyun hanya merasa jengah dengan sikap Ye Na.

"Ini bukan hal yang buruk untuk menyukai seseorang. Tapi terlalu berlebihan dapat menyakiti orang lain. Meskipun mereka tak
bermaksud melakukan hal itu tapi, Ada sesuatu yang kau tidak bisa hanya menerima karena
uluran tangan seseorang kepada mu."

"Hati?" tanya Woo Hyun.

Dering ponsel Woo Hyun menghentikan pembicaraan keduanya. Tak selang lama
berakhir, Woo Hyun meminta izin untuk pergi sebentar.

Woo Jin menyiapkan makannya, namun Sung Yeol hanya diam terpaku menatap hidangan di
meja. Ia menegur sikap putranya, dia kan tak mau makan sendirian. Sung Yeol dengan malas meraih sendoknya demi menemani sang ayah makan. Woo Jin melambaikan tangan ketika melihat Woo Hyun masuk ke restauran tempat ia dan Sung Yeol makan. Woo Hyun cukup terkejut ada Sung Yeol disana, keduanya terdiam tanpa
adanya saling sapa. Woo Jin cukup bisa mengerti akan gelagat pertengkaran diantara
keduanya.

"Aku mendengar kalian berdua bertengkar. Kalian anak-anak. Tetapi rekonsiliasi dan mediasi adalah keahlian ku." Tuturnya melihat tingkah kikuk Woo Hyun dan Sung Yeol.

"Tunggu, apakah kalian berdua memperebutkan Seul Bi?"

Sung Yeol yang terfokus pada makanan menyuruh Ayahnya untuk makan saja namun
Woo Jin menolak.

High School Love OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang