" kudengar putra presdir akan tiba hari ini ? ahh aku tidak sabar menanti kedatangannya"
"yah kau tau semua keturunan presdir kita sangatlah tampan aku yakin putra presdir kita yang satu ini tidak kalah tampan. Ohh atau mungkin dialah yang tertampan"
Beberapa argument tentang kedatangan seorang putra pengusaha terbesar se-Asia sudah menyebar keseluruh kota, hampir semua gadis bahkan seisi orang di Seoul membicarakan sang putra dari konglomerat ini.
Jeonghan lelaki manis berambut panjang itu hanya menggelengkan kepalanya setiap kali mendengar celotehan orang-orang tentang sang putra kolongmerat, menurutnya kedatangan sang putra sah-sah saja tidak perlu berlebiham seperti ini bahkan saat kedatangan seorang Ceo muda dengan wajah sangat tampan sekalipun tidak pernah separah ini.
" sudah seminggu sejak berita itu ada, ah dasar orang- orang ini berlebihan sekali" batinnya gemas.
Seluruh orang yang berada diperusahaan dari sang Presdir hingga karyawan semua sudah berbaris dengan rapinya di halaman kantor, menanti sang putra yang sangat terkenal dikalangan wanita itu datang.
Saat sebuah mobil Ferrari berwarna hitam metallic berhenti tepat di depan halaman perusahaan seluruh karyawan wanita hampir menjerit nyaring saat seorang pemuda keluar dengan gayanya yang maskulin.
Lelaki itu segera berjalan menuju tempat ayahnya berdiri saat ini, mereka saling memeluk dengan erat satu sama lain.
" Selamat datang putraku" sang presdir menepuk pelan pundak lelaki itu dan tersenyum bangga.
" Terimakasih ayah, sambutan yang sangat luar biasa" Senyum lelaki itu tak kalah indah.
"mari masuk"
Kedua lelaki berperawakan tinggi dengan tubuh tegap itu berjalan melewati para karyawan yang sudah hampir pingsan ditempat, saat menuju ruangan ayahnya lelaki itu terus mengumbarkan senyumnya pada seluruh karyawan yang menyapanya.
"berlebihan sekali" batin lelaki itu.
" baiklah kau pasti lelah bukan? ayah akan suruh seseorang mengantarkan minuman kesini dan kau beristirahatnya sejenak disini" ujar sang ayah menuntun anaknya untuk duduk senyaman mungkin dikursi kejayaannya.
"Bawakan kami segelas ice coffe dan secangkir teh hangat cepat!"
"...."
sambungan itu terputus setelah sang presdir kembali meletakkan telepon itu ketempat asalnya.
"So, bagaimana hari pertamamu setelah kembali ke Seoul? " tanya sang presdir
" ya kurasa cukup baik, Seoul terlalu banyak berubah kurasa yah gedung tinggi semakin brutal mencakar langit Seoul" balas Seungcheol
"ya itu sebabnya kau di didik sejak belia, Kau harus memimpin sebuah perusahaan besar dan itu tidak main -main. Persaingan semakin keras kau harus bisa melawan itu. " Jelas ayahnya. lelaki hanya mengangguk
" oh ya, karyawan ayah sangat berlebihan apakah mereka selalu begitu ketika ada tamu besar? "
" entahlah, mungkin tidak yeah mungkin juga iya "
lelaki muda itu hanya ber-Oh ria saja. tak lama terdengar beberapa kali suara ketukan dari pintu berbahan dasar kayu Mahony tersebut.
"Masuklah" ucap sang presdir
Jeonghan segera masuk dengan membawa pesanan sang presdir. Diletakkannya kedua gelas itu dengan sopan, dilihatnya sejenak lelaki muda yang sedari tadi memandanginya semenjak pintu berbahan kayu itu terbuka.
"Selamat menikmati Presdir, saya permisi" Jeonghan membungkukkan badannya lalu pergi keluar dari ruangan mewah itu.
Lelaki muda itu adalah Choi Seungcheol seorang yang akan menjabat menjadi presdir diperusahaan besar menggantikan sang ayah. Diusianya yang baru menginjak 28 tahun tentu sangatlah dini baginya untuk mengemban pekerjaan ini tapi itu bukanlah alasan untuknya menolak jabatan ini karna Seungcheol sudah diajarkan ilmu bisnis sejak ia duduk dibangku Junior High School.
Seungcheol merupakan salah satu lulusan terbaik di Harvad University bahkan ia merupakan lulusan termuda saat ini, segudang prestasi pun ia raih dengan mudah. IQ diatas rata-rata yang dimilikinya, wajah yang tampan bak malaikat, postur tubuh ideal bak seorang model, dan jangan pernah lupa dengan kekayaannya yang melimpah. Sempurna!! siapa yang tak menginginkan lelaki itu? hanya orang bodoh yang akan menolaknya.
Seungcheol berjalan mengelilingi ruangan lantai demi lantai, memantau langsung kondisi perusahaan ya setidaknya belajar untuk lebih dekat dengan karyawannya.
Setiap kali ia melangkah selalu saja mendapat sapaan hangat dari para karyawan. Senyum tampannya tak pernah lepas dari wajahnya yang tampan itu. Tak jarang juga ia mendapat tatapan genit dari beberapa gadis." Tuan apakah anda sudah mengelilingi seluruh tempat yang ada dikantor ini? jika anda bingung saya bersedia untuk menami anda berkeliling, bagaimana ? " tawar seorang gadis cantik berpenampilan anggun namun sangat mencolok.
" ahh, terimakasih tapi saya akan berkeliling dengan-" mata Seungcheol menyisir seluruh ruangan mencari seseorang untuk menyelamatkannya dari gadis ini. Oh thanks God ! dilihatnya orang yang tadi mengantarkan minum keruangan ayahnya.
" saya akan berkeliling bersama dia !" kata Seungcheol sambil menunjuk Jeonghan yang tengah sibuk mengantarkan minum untuk para karyawan.
wanita itu menganga cukup lebar.
" d-dia ? anda yakin tuan ? "
" tentu, kalau begitu anda bisa melanjutkan tugas anda " Seungcheol berlalu dan berjalan kearah Jeonghan.
"Maaf nona bisa kau temani aku berkeliling kantor ini? sungguh aku mungkin tersesat" Jeonghan berbalik hendak protes dengan sebutan nona yang didengarnya. Namun niat itu segera diurungkannya melihat siapa yang berbicara padanya saat ini.
"ahh, maaf tapi saya masih sangat banyak pekerjaan. tuan bisa berkeliling dengan yang lain " ucap Jeonghan takut.
"tapi aku ingin berkeliling denganmu" shit Jeonghan hanya bisa meneguk liurnya kasar atas permintaan Seungcheol
kyaaaaa:* 1 dulu yha ntar disusul lagi hkz mian lama soalnya otcha lagi ujian hmz ini juga alhamdulillah punya waktu mah
jan lupa buat komen ya? readerku syg:*
KAMU SEDANG MEMBACA
Royal Son [END]
Fanfiction"aku tidak boleh menangis untuk alasan yang sama!" - Jeonghan. cast: - Yoon Jeonghan - Choi Seungcheol - Kim Mingyu - Lee Ahra.