Aku memang tidak mengerti tentang itu...
Tentang apa yang ada di dalam raga manusia...
Yang dipeluk erat oleh susunan-susunan organ putih yang keras...
Tapi dia membuatku mencaritahu...
Lantas ada kah dia di kehidupanku sebelumnya...
Lelahku sepertinya sudah hilang, aku membuka mata perlahan, setidaknya tidurku telah melenyapkan semuanya, penatku dan semua permasalahan yang ada. Meski barusan aku tak mempersilahkan si idola itu untuk bicara, toh dia sendiri juga terlihat kaku dan gugup saat menjawab pertanyaanku, mungkin saja dia kebingungan membuat sebuah alasan, entahlah, aku ingin mengakhiri semuanya dan memulai sesuatu dari awal di sekolahku yang baru.
Agak terang, aku mencium aroma yang wangi, siapa yang menyemprotkan parfum di kamarku, pandanganku masih agak rabun, aku meraba seprai ranjangku, terasa basah, seperti embun. Aku membuka mataku lagi agar dapat melihat dengan jelas, ada terik matahari dari balik dahan-dahan dan dedaunan pohon.
Di mana aku??
Aku tersontak dan langsung bangkit dari tidurku, barusan aku tidur di atas rerumputan? Rumputnya halus dan terlihat subur. Aku menggosok-gosok kelopak mataku, ku harap ini Cuma mimpi. Tidak, tempatnya masih saja sama, aku bahkan sudah mengusap-usap wajahku beberapa kali dan keadaannya tidak berubah.Aku mulai cemas, dimana aku? Lantas bagaimana bisa aku berada di tempat ini? Setauku aku tidur di kamar barusan, bukan di tempat yang asing ini.
Aku menoleh ke belakang. Pepohonan itu? pepohonan yang biasa ku lihat di belakang perpustakaan, duplikat Bregagh Roads, tapi tidak ada belakang perpustakaannya disini. Hanya tempatnya yang ku kenali, pepohonan yang rindang dan temaram, akar-akarnya yang besar melayap di atas permukaan tanah, hanya saja kali ini agak berbeda, sedikit agak terang, rerumputan yang menghijau di bawahnya dan juga tumbuh bunga-bunga yang membiarkan binatang mungil terbang mengambil madu dan serbuknya, lebih indah dari biasanya, tanpa pagar yang berkarat, tanpa tumbuhan alga dan benalu yang merugikan.
Ya Tuhan... Apa yang terjadi?
Aku mengitari rerumputan ini, seharusnya disini ada selokan dan pondasi belakang perpustakaan, juga dinding dan jendela-jendelanya.
Dan Alfath benar, dia bilang tempat ini bukan area sekolah. Lantas aku ada di mana? Dan bagaimana aku bisa mencari jalan pulang?Aku berlari menghambur tidak tau kemana arah yang ku tuju, tidak ada apa-apa, semua tempat disini sama, bahkan sejauh mungkin aku berlari. Aku terjatuh, nafasku tidak teratur, menopang tubuhku dengan kedua telapak tangan di atas rerumputan ini.
Ada sumber suara yang kedengarannya agak jauh, aku mencoba memfokuskan pendengaranku, sepertinya dari arah yang berlawanan, aku berlari mendekati sumbernya, semakin jelas, disini agak gelap, pepohonan di sekitar sini sangat teduh, akar-akarnya juga agak lebih besar, aku harus pelan-pelan agar tidak tersandung.
Aku menepi di balik salah satu pohon yang besar, mengintip apa yang ada di sana, syukurlah aku menemukan tempat yang yang masuk akal, maksudku ada kehidupan manusia.
Tapi bagaimana bisa tempat ini berbatasan langsung dengan keadaan di dalam sebuah ruangan, seperti ruang kelas, agak barhamburan, aku melangkah maju ke dalam ruangan itu, tiba-tiba kakiku terbentur, apa- apaan ini? aku tidak bisa menyentuhnya, ada sesuatu yang menghalangi di depanku, semacam kaca tipis pembatas antara pepohonan ini dan ruangan itu, aku bahkan mencoba menyentuhnya dengan tanganku, tapi tidak bisa. Seperti memegang kaca yang bening, tapi sungguh tak ada kaca di sini.
Seseorang masuk ke dalam sebuah ruangan, sendirian, rambutnya di kuncir kuda, poni yang di biarkan menutupi bagian dahinya, mengenakan seragam putih dan biru tua, sepertinya itu seragam SMP, aku hanya melihatnya dari samping, ia mengambil sesuatu dari laci mejanya, mengeluarkan setangkai bunga dan secarik kertas, aku tergemap, bukankah itu adalah sesuatu yang tak asing bagiku. Seketika siswa itu menoleh ke sekitarnya, dan kini wajahnya lebih jelas ku lihat. Agak mirip denganku, aku mengernyit, bukankah itu memang aku? Bagaimana aku melihat diriku sendiri ada disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Indigo love story
FantasyKecelakaan itu membuatku lupa dengannya,dan biru keungu-unguan ini membuatku lelah