Part 2

1.1K 238 99
                                    



Selama perjalanan Olivia tidak bisa diam. Dia mungkin sangat bersemangat. Dan entah kenapa, aku juga sangat bersemangat, sampai gemetar malahan.

Olivia Love Wilde. A lovely name. 

Aku yang memberinya nama itu. Ingin rasanya aku memberinya nama belakangku, tapi Wilde bagaimanapun juga akan menjadi nama belakangnya, meskipun aku tidak suka.

Olivia sangat manis. Aku bahkan sampai takut sendiri, aku bisa membuat anak secantik Olivia. Haha membuat, kata yang aneh. Matanya biru, terkadang ketika kau melihat ke matanya rasanya warnanya berubah menjadi seperti kehijauan lalu biru, hingga tak terasa kau menatapnya terlalu lama sampai dia akan meremas pipimu dengan keras. Punyaku berwarna coklat bahkan hampir hitam, dan tak sebesar miliknya. Aku rasa ayahnya ada di mata putriku. Semakin aku melihat Olivia, aku melihat dirinya yang sudah tidak usah di sebut lagi namanya.

Tapi, untung saja dia memiliki rambut sepertiku coklat hampir hitam dan sedikit bergelombang, juga hidung dan bibir sepertiku. Dia seperti kembaranku kecuali mata dan tingkahnya. Ya tingkahnya, dia entah kenapa sangat supel dan ceria. Aku lebih introvert dan pemalu, tapi aku teman yang baik. Dan tentunya Olivia lebih cantik bahkan lebih luarbiasa cantik dari ibunya. Note to self, aku akan membesarkannya lebih baik daripada orangtuaku membesarkanku, bukan berarti mereka tidak merawatku dengan baik, tapi aku akan 10x lebih baik daripada mereka.

Olivia tidak akan menjadi enternainer atau apapun itu walaupun aku tahu dia akan tumbuh lebih menawan dari banyak model kebanyakan. Ya, Olivia anakku dan wajar jika Ibunya melebih lebih anaknya sendiri, tapi aku jujur, dia cantik walaupun masih sangat kecil dan gigi depannya hilang tiga, dia masih menawan, semoga dia tidak tumbuh terlalu cepat. Aku tidak bisa membayangkan akan ada anak laki-laki yang ingin mengajaknya makan malam, atau semacamnya.

For god sake, she's just 4, you overacted stupid mom

Haha , aku memang sudah gila rupanya. Kami sudah sampai di stadium tempat konsernya.


One Direction : On the Road Again Tour.


Ya, anakku suka dengan boyband ini, atau lebih tepatnya group ini, karena kau tahu, tidak ada dari mereka bisa menari. Aneh kenapa anakku bisa suka pada mereka, tapi well, mereka tampan, dan sexy. Ugh, please. Tapi yang aku tahu pasti Olivia tidak melihat dari fisik, demi tuhan dia masih 4 tahun. Aku ingat suatu hari di televisi, ada group ini sedang ada di suatu acara dan semenjak itu, kau tahu akhirnya.

Olivia bahkan memaksaku membelikannya semua albumnya, walaupun dia tidak tahu untuk apa album itu. Dia hanya melihat gambar-gambarnya. Dia bahkan bilang padaku dia suka dengan salah satu membernya. Loueeh, or Louis Tomlinson. Ya aku tau semua anggotanya, dan lebih menakutkan lagi aku bahkan juga sedikit suka pada mereka. Uhm, mungkin aku memang suka mereka. Agh ....aku benci mengatakan ini. Tapi,ya aku dan Olivia adalah fans. Ini Gila.

Hanya tinggal 20 menit konser akan dimulai. Kami berdua masuk ke stadium langsung mencari kursi kami. Olivia sebenarnya ingin didepan, tapi itu tidak mungkin. Dia terlalu kecil dan resiko terinjak injak terlalu besar. Aku tak akan membiarkan itu terjadi. Lagipula hanya anak-anak 16+ tahun yang boleh di kelas festival.

Tribune: row M seats 13 & 14

Ah, itu kursi kami, Olivia di nomor 13 berati aku di nomor 14. Lucky.

Orang-orang sudah memenuhi stadium hanya beberapa kursi di tribune yang masih kosong. Sial jauh sekali, aku tidak akan bisa melihat mereka saat konser. Untungnya plasma ukuran raksasa itu membantu.

Baby's Dream // h.sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang