Part 6

827 175 77
                                    



Dia hanya menyebutku 'manis' tidak lebih. Kenapa diriku berlebihan seperti ini? Mungkin, aku sudah terlalu lama sendiri alasannya.

Segera kuenyahkan pikiran aneh ini dan mengambil air minum serta baju ganti untuknya.

Celana training coklat dan kaos milikku yang paling besar kuambil dari closet. Sempat terpikir untuk memberinya kaos hitam yang dulu dia 'pernah' berikan, tapi sepertinya malah diriku yang terlalu sayang dengan kaos itu. Jadi, kuputuskan sekarang aku yang memberinya. Kita impas 'kan?

Kemudian, terlihat bayanganku di cermin. Benarkah ucapannya? Atau mungkin karena dia telah mengalami kecelakaan tadi, penglihatannya berkurang? Hanya tuhan yang tahu.

Ah, tidak mungkin seorang Harry Styles akan suka padaku, dan akan mustahil juga dia ingin bercinta denganku. Pikiran apa ini? Tapi, lihat diriku. Pucat, gemuk dan menjijikkan. Sangat tidak mungkin aku disandingkan dengan Swift atau Jenner mantannya. Aku tahu, dia menyebutku cute berarti lucu, maksud lucu mungkin menggelikan berarti aku akan sangat menggelikan apabila berjalan berdua dengannya. Ya, itu mungkin maksudnya.

Rambut coklatku berantakan. Wajahku pucat, ada beberapa jerawat di pipi yang terlalu chubby, mataku pun sayu serta, banyak silulet disana-sini. Ugh, dia pasti sangat jijik denganku. Ya, sepertinya fantasi gila untuk mengeluhkan namanya dan merasakan betapa dalam hasrat dari tubuhnya akan menjadi sekedar imajinasi belaka.

Setelah berdebat dengan pikiranku sendiri, aku segera menuju kamar. Kucoba merapikan rambutku, tapi hasilnya malah tanganku sendiri yang lelah.

Kuketuk pelan pintu kamar, dan segera kusesali perbuatanku karena aku begitu bodoh untuk melakukan hal yang sama untuk kedua kalinya. Pintu terbuka pelan dengan diriku masih menundukkan pandangan.

Tuhan, kuatkan tubuhku. Sepertinya aku sampai kehabisan air liur yang sedari tadi kutelan sampai kering. Baiklah, Jenna Clarke ini hanya seperti merawat pasien di Rumah Sakit.

"Apa yang membuatmu lama sekali?" Harry kemudian, memandangku dengan selidik.

Aku memimpikan diriku dan dirimu bersatu di gelapnya malam, sampai kita berdua menggila dan menikmati satu sama lain.

"Uh, ... aku, mencari baju yang.. pas, untukmu," huh, demi apapun kenapa bibirku selalu kelu.

Dia hanya menyetujui ucapanku, tidak ingin mempertanyakannya lagi. Aku, dengan segera menaruh baju ganti tersebut beserta gelas air minum dan mengambil kotak P3K.

"Mohon maaf sebelumnya, tapi.. uh, bisakah, kau.. untuk...," Harry menatapku makin dalam

"Untuk apa?" tanyanya dengan suara yang serak. Oh ya, air minumnya

"Melepas bajumu," akhirnya kata-kata itu keluar juga.

"Why?" sial, kenapa kau bertanya lagi? Dasar pria bodoh tapi sexy

"So, I can see your abs, I mean not your abs but your body, no.. I mean your wound, well technically your wound is in your body, and probably in your abs, but i-"

"Allright, allright. Really your mouth is something," Harry terkekeh mendengar ucapan anehku. Aku meleleh.

Dia mencoba membuka kemeja yang tidak dikancing rapi tersebut perlahan. Aku hanya melihatnya melakukan hal tersebut. Melihatnya membuka baju membuat aku tersenyum sendiri. Well, dalam fantasiku aku yang membukakan bajunya dan dia yang 'merobek' bajuku. Tapi, tak apa awal yang bagus.

"Sepertinya, aku perlu bantuan," Harry terkekeh melihat dirinya dan kemudian meringis meletakkan tangannya yang sepertinya juga kram. Oh, tuhan.

"Uhm, yah.. tentu," dengan itu, aku susah payah mengatur napas dan tanganku yang gemetaran. Pikir sesuatu yang lain. Jangan pikir dia Harry Styles, pria yang membuatmu gila saat mengusap punggungmu di photo session. Ah, aku benci diriku sendiri.

Kemudian, aku membuka pelan kancing tersebut dan membantunya melepaskan baju. Oh tuhan, lihat badannya.

"Kenapa? Sebegitu parahkah?" Harry membaca pandanganku, mata hijaunya menatapku takut.

"Tidak, hanya saja sepertinya lukamu adalah luka dalam. Berati aku tidak bisa membantu banyak. Kau harus segera ke Rumah Sakit. Bodohnya aku tak membawamu kesana. Mobilku hancur dan-"

"Apa? mobilmu hancur? Jangan khawatirkan diriku saja. Bagaimana keadaanmu?" tanya Harry. Ini hanya diriku sendiri, atau dia terlihat perhatian.

"Aku tak apa, hanya luka gores dan sedikit lebam," jawabku setenang mungkin

"Oh, ouch.. aku merusak segalanya,"dia meringis saat mencoba bergerak "Aku minta maaf," lanjutnya

"Hey, sekarang kita berdua selamat. Lagipula, mobilmu memang sedikit rusak sepertinya, saat aku ingin membawa kita ke Rumah Sakit," jawabku sedikit tertawa.

Lalu aku memberinya air minum. Dia berterimasih lalu meneguknya pelan. Aku kemudian, mengambil air hangat dan handuk kecil di kamar mandi. Harry terlihat kacau, walaupun begitu entah kenapa masih saja membuatku salah tingkah.

"Dahimu ada sedikit goresan, tapi tak apa... hanya sedikit sakit," Harry hanya membelalakkan matanya

Kubersihkan dulu dengan antiseptic, lalu kuoleskan obat merah. Harry hanya sedikit meringis dan kulanjutkan dengan tubuhnya. Maksudku, akan ku seka tubuhnya dengan air hangat.

Entah kenapa Harry seperti melihat dengan tatapan yang aneh saat diriku melepas sepatu boots-nya. Kemudian, aku mencelupkan handuk tersebut ke dalam air hangat, dan memerasnya. Ku mulai dari bawah leher yang terkena kotoran tanah saat aku membopongnya naik ke Apartemenku.

"Aku masih belum tahu namamu," tanyanya tiba-tiba, mengagetkanku

"Namaku.. uh, Clarke. Jenna Reene Clarke," jawabku menatap matanya dan tersenyum. Oh, jarak wajah kami terlalu dekat, sampai aku bisa merasakan napas beratnya.

"Aku Harry Edward Styles, senang bertemu anda," Kulihat dia tersenyum, lebih tulus

"Senang bertemu anda, juga," balasku.

Untuk pertama kalinya, dia menyentuh pipi kananku. Aku sedikit meringis, tapi lama kelamaan rasanya nyaman.

"I wish I could kiss the pain away," ucapnya terdengar lebih berat dan dalam dari sebelumnya

"You can kiss me," jawabku terlalu cepat.

Entah mengapa, mataku tertutup dan dekapan Harry semakin erat. Oh, This is happening. 

Napas Harry ada di hidungku sekarang, mengirimkan sensasi panas ke seluruh tubuhku. Cepat kecup aku sekarang. Aku tak peduli dalam keadaan seperti ini, aku membawa handuk basah dan Harry yang lebam di perutnya. Aku ingin merasakan dirinya.

Kurasakan bibirnya menuju milikku. Kemudian...




A/N : COMMENT WHAT YOU THINK !

Baby's Dream // h.sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang