that gif
Present day
Jam 6 pagi. Manchester terlalu dingin untuk jogging. Lagipula, jogging bukan kebiasaanku. Jadi, aku putuskan untuk membuat sarapan. Marissa dan Olivia pasti lapar saat mereka bangun. Hari ini sabtu, yah bisa dibilang hari malas.
Coba kita lihat apa yang kita punya di lemari es kita. Nothing. Ini sudah awal bulan. Pantas saja, kosong. Kuambil kunci mobil, handphone, jaket dan menuju swalayan.
Perjalanku seperti biasa, membosankan. Hidupku tetap saja juga, membosankan. Tak ada yang menarik, kecuali saat aku dan Olivia pergi ke konser One Direction. Itu adalah saat-saat yang menyenangkan.
Did Harry Styles wink at me? Yes he did.
But, nothing happened.
Tapi, aku sudah membuat kesimpulan bahwa dia bukan sex-minded. Well, mungkin aku saja yang entah kenapa horny seperti remaja yang puber waktu itu. Ya, dia memang melihat bagian itu-ku, tapi dia hanya tersenyum dan mengambil kaos miliknya, dan memaksaku menggati baju dengan miliknya. Katanya dia tidak ingin membuat fans-nya terkenal flu. Dia benar-benar seorang gentleman. And cute.
Aku dengan senang hati menerima perhantiannya. Walaupun, dalam hati berharap dia tak melihat diriku sebagai seorang yang fans rela melakukan hal bodoh untuk mendapatkan perhatiannya, karena jujur kejadian itu tak sengaja. Lagipula, aku tidak mungkin menumpahkan susu tersebut supaya dia melihat 'bagian' itu dan boom, I'm pregnant Harry's baby. It's just innapropiate.
Aku bahkan dipersilahkan untuk berganti pakaian di ruang ganti mereka. Aku hanya tersenyum sepanjang saat, kaos ini lembut, harum dan tercium lebih kurang sama seperti pemiliknya, wangi dan menggoda. Meskipun, terlalu besar untukku aku hanya senang memakainya karena dia yang memaksaku memakainya. Kemudian, aku bertemu lagi dengan mereka yang sedang menungguku. Pandanganku kembali ke Harry.
Meskipun, bagian kecil dalam diriku ingin menarik Harry dan menciumnya disana dan disini, aku rasa aku bisa menahannya untuk beberapa saat. Tapi, saat aku, Olivia, dan 1D foto bersama, hormone-ku rasanya meledak. Bagaimana tidak, disebelah kiriku Louis sedang menggendong Olivia dan sebelah kananku Harry mengusap punggungku. Tak lupa, Niall dan Liam berada di samping Louis dan Harry.
Aku ingin sekali pergi dari ruangan itu saat itu, saat dimana tangan Harry mengusap punggungku.
"Relax, it's just a photo," kata-kata Harry yang terucap terlalu dekat di daun telingaku meniupkan sensasi geli dan mengundang. Bagaimana bisa, ucapan biasa seperti itu terdengar begitu sexy?
Ugh, aku tidak tahan. Aku sudah gila dan frustasi. Mengapa dia mengusap punggunggku? Oh, mungkin supaya aku tidak terlalu nervous saat berfoto bersamanya. Tapi tuhan, kau tahu yang terjadi. Hal ini malah membuatku gila. Wajahku mati rasa. Aku ingin menyuruhnya untuk menyingkirkan tangannya dari punggungku tapi bibirku kaku. Dan sepertinya, sesuatu di antara kakiku itu tetap ingin tangan Harry di punggungku, atau mungkin lebih turun ke bawah. Oh, god.
Well, aku belum pernah merasakan keinginan primitif seperti ini sebelumnya. Dia bahkan hampir tidak menyentuhku sama sekali, yang dia lakukan hanya mencoba untuk membuatku tenang. Aku bahkan lupa, kapan terakhir aku melakukan 'hal itu' dengan orang lain. Mungkin musim panas 3 tahun yang lalu, jika pria asing yang pakai celana pendek dan wajah yang aku sudah lupa itu dihitung juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby's Dream // h.s
Fanfiction(Bahasa Indonesia) Under maintenance stylesstrucks @2016