Chapter 10

2.9K 196 7
                                    

"Baiklah aku akan menurut." jawab Soojung pasrah sepasrah-pasrahnya.

"Bagus!" Taehyung kemudian mengeluarkan senyum kemenangan.

Lihatlah nanti aku pasti akan membuatmu memintaku menyentuhmu lebih. Aku akan membuatmu berlutut seperti gadis lainnya.

Batin Taehyung.

.
.

Soojung Pov

Aku tahu ini pasti mimpi. Berada di pelukan Jimin rasanya sangat hangat dan nyaman. Tidak ada sedikitpun pikiran untuk terbangun dari mimpi ini. Aku ingin waktu ini berhenti saat aku dan Jimin bersama. Ahh.. aku tidak mau Jimin meninggalkanku lagi. Perlahan aku mempererat pelukanku. Sungguh! Aku tidak mau kita berpisah lagi.

Dapat ku cium aroma tubuhnya membuatku sangat nyaman berlama-lama dalam posisi ini. Menenggelemkan wajahku di dada bidangnya dengan tubuh kami yang tak terhalang jarak. Aku tidak ingin bangun. Biarkanlah aku tetap tertidur dan terus bermimpi seperti ini. Seseorang tolong jangan bangunkan aku. Aku mohon.

Tak lama dari itu, aku merasakan Jimin juga mempererat pelukannya. Dan perlahan mengelus-elus punggungku dari balik baju yang ku pakai. Aku tidak marah. Karena aku memang menginginkan hal seperti ini terjadi dengan Jimin. Aku mendongakan kepalaku. Mencoba melihat wajah Jimin yang ku rindukan.

Jimin menunduk untuk melihatku. Kemudian dia tersenyum kepadaku. Oh tidak! Aku hampir terbakar melihat senyuman yang selama ini sangat aku rindukan. Tidak disuruhpun aku langsung membalas senyuman manisnya itu dengan senyuman semanis yang kupunya.

Perlahan Jimin menutup mata dan terus mendekatkan wajahnya kepadaku. Tanpa ragu akupun mengikutinya dan mulai menutup mataku. Hingga akhirnya aku merasakan bibirnya bertemu dengan bibirku. Mengulum bibir bawahku dengan perlahan. Bohong sekali jika aku tidak menikmatinya.  Aku sangat menikmatinya sampai-sampai aku membalas ciumannya.

Lama-lama ciuman kami menjadi panas. Entah kenapa Jimin sepertinya jadi lebih bernafsu. Aku sampai tak bisa mengimbangi ciumannya. Dapat kurasakan lidah Jimin yang terus menelusup masuk kedalam mulutku dan terus bermain dengan lidahku. Sesekali Jimin juga menghisap bibir atas bawahku dan tangannya yang semula mengelus punggungku, kini beralih jadi menekan tengkukku agar aku semakin memperdalam ciumannya.

"Nggghhh.."

Aku memukul-mukul punggung Jimin. Semoga saja dia tahu apa maksudku. Aku sudah kebahisan nafas karena ciuman kami yang cukup lama.

Tapi sepertinya Jimin tidak mengerti. Dia malah semakin bernafsu menciumku.

Sekali lagi, aku memukul punggungnya lebih keras bebarapa kali. Dan mulai tidak membalas ciumannya. Aku sangat bersyukur karena kali ini Jimin berhenti dan memberikanku kesempatan untuk mengambil oksigen sebanyak mungkin.

"Hehhhh.. hehhhh.."

Sungguh baru saja aku mengambil nafas. Aku merasakan kembali Jimin menciumku. Melanjutkan aktivitas sebelumnya. Dan kali ini aku juga siap untuk membalas ciumannya itu.

Entah kenapa kali ini aku yang ingin sekali mencium Jimin. Seolah bibir Jimin adalah makananku. Aku terus menghisap bibir Jimin dan sesekali menggigitnya. Aku bahkan melakukan hal yang Jimin lakukan sebelumnya padaku. Menekan tengkuknya agar Jimin tidak bisa melepaskan pagutan kami.

Kali ini akulah yang bermain aktif dibanding Jimin. Aku tidak tahu kenapa aku menjadi senakal ini. Tapi yang pasti, aku berani seperti ini karena ini hanya sebuah mimpi. Dan jika dikehidupan nyata, aku tidak akan bisa melakukan ini dengan Jimin. Bisa dibilang aku memanfaatkan mimpiku.

"Nggghhh..ahhhh.. nggghhhhh.. hhhhh aanggghhh.. nggghhhh" aku mendesah sejadi-jadinya karena aku merasakan sesuatu masuk kedalam kemaluanku. Ditambah tangan Jimin yang terus meremas payudaraku dengan lembut tapi cepat.

[M] Can I Find You? (BTS V)Where stories live. Discover now