Chapter 17

2.8K 204 53
                                    

Disini aku sekarang. Duduk berhadapan dengan Yoongi-oppa tanpa ada perkataan yang keluar dariku maupun Yoongi-oppa sendiri. Bukan, bukan aku yang memulai untuk diam. Tapi Yoongi -oppa yang tidak mau berbicara. Entahlah, mungkin dia masih marah padaku, atau juga mungkin dia sedang mempunyai masalah.

Kemarin saja, saat Yoongi -oppa pulang bekerja, wajahnya terlihat babak belur. Walaupun sepertinya bukan luka hangat. Tapi aku yakin, dia sedang ada masalah. Aku bukanlah adik yang durhaka kepada sang kakak. Tentu saja aku tidak diam melihat satu-satunya oppa yang kumiliki seperti itu. Aku langsung membawa kotak obat dan mengobatinya. Aku malah sempat bertanya kenapa, tapi Yoongi- oppa enggan menjawab. Aku tidak memaksanya untuk menceritakan perihal kejadian kenapa dia sampai mendapat luka lebam di wajahnya. Saat itu, aku fokus untuk mengobati lukanya agar sembuh. Mungkin dia sedang ingin sendiri. Aku paham dengan situasinya.

Tapi, melihatnya masih mendiamkanku sampai sekarang itu berlebihan. Jujur, aku tidak suka suasana yang canggung seperti ini. Aku sadar bahwa Yoongi -oppa memang tidak banyak bicara. Tapi ini lain lagi, setidaknya, dia harus menjawab pertanyaanku.

Aku meminum setengah dari gelas yang berisi susu hangat. Menyudahi acara breakfast ku. Kemudian membawa tas sekolahku siap berpamitan. Namun sebelum aku mengucapkan sepatah kata. Yoongi- oppa sudah menegurku.

"Ingat! Oppa akan menyuruh Jungkook untuk mengawasimu. Jika kau berhubungan lagi dengan namja brengsek itu. Oppa akan menghukummu."

Hah kalimat pertama dipagi hari yang kudengar bukan sebuah semangat. Tapi apa aku tidak salah dengar? Barusan Yoongi- oppa bilang Jungkook? Wae?

"Kenapa harus Jungkook?"

"Karena dia juga menghawatirkanmu"

Hah bocah itu. Tapi aku masih penasaran. Sebenarnya, siapa sih yang memberitahu semua ini kepada Yoongi- oppa.

Akupun kembali duduk menghadap Yoongi -oppa yang sedang menyeruput kopinya. Mencondongkan sedikit badanku kearahnya dan mulai mengeluarkan suara yang sengaja aku rendahkan.

"Oppa?" Yoongi- oppa hanya melirikku. Mengangkat satu alisnya. "Oppa tahu semua ini dari mana?" tanyaku penuh hati-hati. Yoongi- oppa tidak langsung menjawab, ia menyelesaikan dulu acaranya yang sedang menyeruput kopi buatanku.

"Jungkook. Jadi, kau harus baik kepadanya. Dia sepupu yang baik, rupanya." ah akhirnya aku tahu. Ternyata selama ini Jungkook tahu kalau aku sedang bermasalah dengan Taehyung. Hah kalau saja dia tahu, aku melakukan ini demi dirinya, bukan. Bocah itu "Nee, aku berangkat, Oppa"

Setelah puas dengan jawabannya. Aku segera berlari kecil menuju pintu.

"Kau tidak berangkat bersama Oppa?"

"Tidak, Oppa, aku akan naik bus saja" aku sedikit berteriak menjawabnya, karena aku sudah diambang pintu siap untuk membukanya. Aku tidak mendengar sebuah kalimat lagi dari oppa. Akupun segera menutup pintu apartement dan menunggu lift terbuka. Aku, ada yang harus aku selesaikan disekolah.

Sekolah

Aku sudah berniat untuk menemui Jungkook pagi ini. Aku ingin memberikan beberapa pertanyaan padanya. Tapi, langkahku terhenti saat melihat seorang siswa yang tersungkur lemah sedang di tindas oleh siswa yang sepertinya aku tahu siapa. Walaupun aku hanya melihat punggungnya, tapi aku yakin sekali lelaki yang menindas itu adalah

"Bangun!" Taehyung. Benar, aku yakin suara itu seolah familiar digendang telingaku.

Tanpa belas kasihan, Taehyung menendang bagian luar paha siswa berkacamata itu. Aku yakin, tendangan itu sangatlah keras. Karena suaranya begitu jelas terdengar olehku yang pasalnya berada cukup jauh dari mereka.

[M] Can I Find You? (BTS V)Where stories live. Discover now