Chapter 11

3.3K 192 5
                                    


"Aku telah kembali. Tunggu aku sebentar lagi" ucapnya kemudian menutup layar ponselnya sehingga sekarang hanya pantulan wajahnya yang terlihat dilayar ponsel itu.
.
.

Jimin Pov

Ini sudah siang. Tapi entah kenapa aku masih terbaring diatas kasurku. Aku mencoba untuk bangun tapi seluruh tubuhku serasa remuk. Rasanya seperti baru saja berkelahi. Akupun kembali kepada posisi awalku. Terbaring.

Kepalaku kembali berdenyut saat ingatan demi ingatan mulai membayangi pikiranku lagi. Sama seperti kemarin, gadis itu, gadis yang selalu berteriak menyalahkanku. Menangis didepanku dan memukul dadaku. Membuang kalimat-kalimat tak berguna dari mulutnya. Selalu mencaci keberadaanku. Seolah aku telah benar-benar menyakiti dirinya. Dalam ingatanku itu, aku hanya bisa diam berdiri. Menjadi sandaran gadis itu. Tapi ada saat ingatanku menampilkan gadis yang berperawakan sama dan wajah yang hampir serupa namun memiliki suara yang berbeda tengah memeluk tanganku dengan manja seolah aku adalah orang yang ia sayang, orang yang berharga, orang yang dekat dengannya. Bahkan gadis itu sempat berkata bahwa aku adalah namjachingunya.

"Aghhh" aku memegangi kepalaku yang berdenyut hebat. Ini sangat sakit jika aku terus memaksa otakku mengingat semua.

"Eomma!" Aku memanggil ibuku setengah berteriak. Entah kenapa aku sudah tak bisa menahan rasa sakit dikepalaku ini. Aku hendak mengambil obat yang biasa aku simpan di nakas. Tapi nihil. Saat aku melirik nakas yang berada di samping ranjangku, obat itu tidak ada. Hanya ada lampu tidur dan jam wecker yang memang terletak disana.

"Jimin-ah kau keterlaluan. Kenapa kau melakukan ini kepadaku"

"Jimin-ah kenapa kau menganggapku sebagai bonekamu?"

"Kenapa kau lakukan ini kepadaku!"

"Jimin-ah.. Jimin-ah.. Jimin-ah wae Jimin wae?"

Lagi, suara gadis yang sama terngiang-ngiang ditelingaku. Bahkan suara itu hampir membuat kepalaku pecah. Gadis yang selalu menyalahkanku. Gadis yang se- agghh aku terus menekankan kedua tanganku dikepalaku yang terasa nyeri. Aku memejamkan mataku dan sedikit menahan nafasku. Berusaha menahan rasa sakit yang sedari tadi menyiksaku. Tiba-tiba disaat gelapnya pandanganku, aku melihat sosok gadis yang kurasa aku mengenalnya.

"Soojung!" pekikku saat aku teringat dengan wajah itu.

Gadis itu menatapku dengan tatapan sendu. Bahunya bergetar dan matanya yang sembab menjelaskan bahwa gadis dihadapanku habis menangis.

Tidak tidak!! Tidak mungkin gadis yang menangis didepanku dan terus menyalahkanku itu adalah Soojung.

"Jimin-ah kau keterlaluan. Kenapa kau melakukan ini kepadaku?"

Yang benar saja!! Gadis itu benar Soojung. Gadis yang kutemui beberapa hari lalu sebagai temanku. Teman sekelasku. Murid baru itu.

"Jimin kau baik-baik saja?" tidak, itu bukan suara gadis itu. Aku mendengar suara ibu yang menanyakan keadaanku.

Aku merasakan ibu menguncang tubuhku pelan kemudian meminumkan obat kepadaku. Aku membuka mataku perlahan kemudian meminumnya. Tak lama dari itu rasa sakit yang hebat dikepalaku mulai mereda. Seketika ingatan-ingatan itu hilang dari pikiranku. Aku sedikit merasa lega karenanya. Walaupun aku sangat penasaran dengan siapa gadis yang kulihat sebagai Soojung.

"Eomma ada disini, Jimin. Kau istirahatlah" seru eomma seraya mengecup keningku.

Aku mengangguk pelan kemudian tersenyum kepadanya. Sebenarnya aku ingin sekali menanyakan sesuatu pada eomma. Sesuatu yang berhubungan dengan Soojung. Mungkin eomma menengetahuinya. Tapi kurasa aku harus memulihkan dulu fisikku dan memilih waktu yang tepat untuk bertanya tentang masa laluku.

[M] Can I Find You? (BTS V)Where stories live. Discover now