Hari ini adalah hari terakhir ujian penaikan kelas.Sudah sebulan semenjak kejadian di rumah sakit dan berita tentang keberadaan appa menghilang di telan bumi.
***
Yoongi oppa menyuruhku menemuinya di taman belakang gedung olahraga setelah ujian.
Tepat ketika bel berbunyi, aku dengan cepat melangkahkan kakiku menuju taman.
Sepi.
Tak ada Yoongi oppa di sini.
Ketika aku berbalik, sebuket bunga telah berada di hadapanku.
"Oppa?" Yoongi oppa menyentuh tanganku lalu menggenggamnya dengan lembut.
Aku menaikan sebelah alisku dan menatapnya penuh tanya.
Apa aku ulang tahun?
"Aku tahu aku tak romantis, tapi aku tak bisa memendam perasaanku lagi padamu. Aku menyayangimu seperti perasaan pria kepada wanita bukan seperti kakak kepada adiknya. Aku mencintaimu dengan cinta pria kepada wanita, bukan kakak kepada adiknya. Aku mencintaimu dari lubuk hatinya yang paling dalam. And will you be my girlfriend?"Aku terdiam dan membeku.
Aku harus bagaimana?
"Mianhae oppa. Aku tak bisa, aku tak dapat membalas perasaanmu" Ucapku tertunduk, Yoongi oppa menatapku dengan kecewa dalam matanya.
Aku takut kau terluka.
"Wae? Apa aku kurang baik?" Tanya Yoongi oppa masih tak percaya
Aku tak memiliki perasaan seperti Yoongi oppa.
"Aniya... Kau sangat baik. Tapi hatiku berkata bahwa aku tak bisa menerimamu. Mianhae"
Aku menyayangimutapi sebagai adik kepada kakak, bukan wanita kepada pria.
"Tak apa Haneul. Tapi kita masih bisa bersahabat, 'kan? Ini untukmu, bunga yang cantik seperti dirimu" Ujarnya menahan sakit yang begitu dalam, dapat ku dengar dari suara seraknya.
Mianhae oppa. Tapi hati ini sudah terisi untuk orang lain yang lebih dulu merebutnya.
"Tentu saja, Oppa. Gomawo" Jawabku setelah mengambil bunga itu walau dengan ragu-ragu.
"Tapi ingatlah selalu. Bahwa aku akan terus mencintaimu. Mencintai hingga kau dapat mencintaiku juga. Mencintai hingga pelangi kehilangan warnanya dan matahari kehilangan sinarnya" Lirihnya dengan suara yang amat kecil.
Pada akhirnya kita berdua akan terluka bila memaksakan hubungan ini, oppa.
Aku dapat mendengarnya, namun aku enggan tuk menjawabnya.
Maafkan aku melukai perasaan tulusmu, oppa.
Saat aku mendongakan kepala, mataku mendapat sosok Jungkook yang tengah menatapku dari gedung.
Dia mendengarnya?
"Dan orang itu tak akan pernah tahu seberapa besarnya cintaku padanya mengingat betapa dalamnya cintamu padaku, oppa" Lirihku kala melihat kepergian Jungkook
***
Aku menghentikan langkahku ketika panggilan Jungkook menggema di koridor sekolah.
Ada apa lagi kali ini?
"Waeyo?" Tanyaku sambil menatapnya yang terengah-engah
"Kau mau kemana?" Tanyanya sambil memasang cengiran khasnya.
Kook ku mohon...
jangan memasang cengiran yang dapat membuatku heart attack dan melupakan kesalahanku pada yoongi oppa.
"Mau ke panti. Wae?"
"Kalau begitu ayo pergi bersama" Aku hanya pasrah ketika tangan kekarnya membawaku ke parkiran.
"Hei kau sudah jadian dengan suga, ya?" Tanyanya to the point.
Bagaimana aku bisa jadian, kalau orang yang tiap hari merasuki pikiranku adalah kau?
"Kau nguping, ya?"
"Jangan menuduh sembarangan, pangeran sepertiku tak mungkin nguping. Jawab saja pertanyaanku" Omelnya. Aku mendengus
Dan lebih hebatnya kau tak peka jika aku menyukaimu.
BABO!
"Ani. Aku tidak jadian dengan siapapun" Ia menghela napas lega.
Wae? ada apa dengan helaan napasmu, huh?
"Wae? Mengapa kau menolak suga?"
Mati.
Aku harus jawab apa?
"Entahlah" Jawabku asal sambil menatap kesana kemari
"Kau menyukai pria lain?"
Gawat, aku tak mungkin berkata yang sesungguhnya.
"Eum..mungkin saja, aku juga tak tahu. Jalankan saja motormu"
Aku ini jenius, kook. Tak sepertimu yang idiot~~~
===============================
Hello guys!
Keep vote and comment
hope you like it
see u~~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
How Deep Is Your Love?
Fanfiction[complete story] "Ketika kau bertanya seberapa dalam cintaku padamu, jawabannya dapat kau dengar dari detakan jantungmu" Jeon Jungkook "Bukan maksudku seperti itu. Aku marah bukan berarti aku membencimu, aku mengumpat pada matahari bukan berarti ak...